Rabu, 29 Desember 2010

Hargai Kesetaraan dalam Pengamalan Ajaran Agama

Tanjung (Suara NTB) - Bupati Kabupaten Lombok Utara (KLU) H. Djohan Sjamsu, SH., menyatakan kerukukan umat beragama adalah keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian dan menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agama. Selain itu, kerjasama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Atas dasar pengertian itu, katanya, pemerintah KLU perlu menyelenggarakan musyawarah/koordinasi kerukunan hidup antar umat beragama di daerah itu. Tugas pemerintah melaksanakan musyawarah/dialog dengan pemuka agama, forum kerukunan umat beragama dan menampung aspirasi ormas keagamaan dan aspirasi masyarakat.

Itu dikatakan Bupati KLU dalam sambutannya yang dibacakan Sekda KLU Drs Suardi, MH., saat membuka musyawaraah/koordinasi kerukunan hidup antar umat beragama di Tanjung, Selasa (28/12) kemarin. Acara ini diikuti sekitar 100 peserta terdiri atas 50 orang dari agama Islam, Hindu dan agama Budha masing-masing 25 orang.

Dijelaskan keragaman agama dan keyakinan bukanlah suatu perbedaan yang membuat kita pesimis dan tidak bersatu dalam membangun daerah ini. Namun, ujarnya perbedaan itu adalah sebuah kekuatan dan motivasi bagi kita, kekuatan untuk membangun daerah ini dan motivasi untuk melanjutkan hubungan yang harmonis. Ini guna terwujudnya suasana yang aman dan damai, sehingga apa yang dihajatkan untuk kemajuan daerah ini bisa tercapai.

‘’Melalui forum musyawarah ini kita harapkan dapat menyatukan sikap dan persepsi dalam menjaga dan memelihara kerukunan hidup antar umat beragama di bumi Tioq Tata Tunaq ini,’’ jelasnya.

Diharapkan pertemuan ini menjadi momen yang tepat dalam upaya menyerap aspirasi masyarakat dan tokoh agama untuk membantu pemerintah dalam rangka melaksanakan pembangunan di daerah ini. Kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat yang dianggap mampu memberikan wahana bagi masyarakat agar tetap menjalin koordinasi dengan antar agama lain, sehingga keamanan dan toleransi tetap terjaga dengan baik.

Ketua PHDI Lombok Utara Drs. Gusti Gde Mangku Padang menyatakan, kondisi kerukukan antarumat beragama di daerah ini sampai kini sangat baik dan kondusif. Terbukti beberapa kali pengurus PHDI menghadiri upacara adat Sasak Lombok Utara, diterima dengan baik.

Ia mengapresiasikan upacara tersebut merupakan praktik dari ajaran Tri Hita Karana dalam agama Hindu dan kegiatan terakhir yang dihadiri pada September 2010 adalah acara halal bihalal dan silutarahmi antar umat beragama di kediaman Bupati KLU. Dalam acara itu juga disepakati pembentukan forum komunikasi ormas bersatu (PKOB) Lombok Utara. (051)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar