Selasa, 30 November 2010

Kemiskinan Tak Menghalangi Kesuksesan

Lombok Utara - Alasan kemiskinan sering kali membuat kita terhalang dalam menjalankan sebuah roda usaha. Namun tidak bagi salah seorang guru SDN 1 Santong Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara.

Guru SDN yang bernama Murdin, Spd, yang lahir 31 Desember 1970 lalu ini, asli anak petani yang hidupnya serba kekurangan. Namun tidak membuat dirinya patah semangat dalam menuntut ilmu mulai dari SD hingga ke Perguruan Tinggi dan mencapai gelar sarjana.

Setelah menyelesaikan studiynya, di Sekolah Pendidikan Guru, 1990, Murdin mulai mengabdikan dirinya sebagai guru atau yang sering disebut Pahlawan tanpa tanda jasa di sebuah SDN Gili Meno Kecamatan Pemenang-yang waktu itu masih masuk ke Kabupaten Lombok Barat.

Setelah tiga tahun menjalani tugas sebagai guru honorer, lalu Murdin mencoba melamar sebagai Calon Pegawai Negeri (CPNS) pada tahun 1993. Berkat perjuangan dan ketekunannya, setelah tiga kali melamar pekerjaan, lulus sebagai PNPS (guru) dan ditempatkan di SDN Batu Lilir Kecamatan Tanjung.

Pada tahun 1993, gaji sebagai seorang guru hanya Rp. 68.000. Namun karena ditempatkan ditempat yang cukup jauh atau terpencil dari perkotaan sehingga gaji tersebut hanya pas-pasan untuk biaya transfortasi.

Setelah menjadi PNS, Mudin menemukan jodohnya dengan seorang gadis puajaannya bernama Mahisah dan melangsungkan perkawinan pada tahun 1994. Dan pada tahun 1997 lahirlah putri pertama bernama Erika yang kini sudah duduk dibangku kelas I SMP 1 Kayangan.

Kelahiran anak pertama tentu akan menambah tanggungan hidup. Sementara pendapatan sebagai seorang guru hanya pas-pasan, bahkan sering mengalami gaji mines. Mengingat biaya beban hidup yang semakin meningkat, sehingga mulailah merintis sebuah usaha kecil-kecilan yaitu menjual jasa jual-beli sepeda motor bekas yang juga hasilnya tidak menentu.

“Kalau sudah pulang sekolah, yang seharusnya waktu istirahat bagi PNS, saya mamfaatkan untuk bekerja menjual jasa jual beli sepeda motor, yang juga hasilnya tidak menentu. Dan bebean hidup ini ditambah dengan menanggung empat orang saudara setiap hari”, kata Murdin, mengenal masa lalunya.

Untuk menjalankan usaha, lanjut Murdin, dalam tansaksi penjualan sepeda motor, kadang-kadang seringkali ditukar dengan Telivisi bekas ditambah dengan sedikit uang. Dan TV bekas inipun dijual kembali kepada warga yang mau membeli.

Berkat jual beli sepeda motor dan Telivisi bekas, lama-kelamaan menjadi tenar sebagai penjual TV, sehingga hampir setiap hari warga banyak memesan TV. “TV yang saya jual dulu sering mengalami kerusakan, sehingga disarankan sebagian warga untuk membeli TV baru dengan harga tidak jauh berbeda dengan harga TV bekas dan kelebihannya ada garansi dari toko”, katanya.

Mengingat usaha ini semakin berkembang, pada tahun 1997, mulailah Murdin bersama istrinya merintis sebuah usaha penjualan barang-barang elektronik dengan sistim penjualan door to door, karena maklum waktu itu belum memiliki modal dan tempat menaruh barang. Usaha inipun dilakukan dengan modal kepercayaan.

Semakin hari usaha ini kian merangkak maju. Demikian juga warga semakin banyak memesan, entah itu TV, AC, VCD bahkan hp dengan sistim jual beli yang tidak dipersulit, entah dengan cass tempo, tukar menukar barang dan lain-lainnya.

Pesanan demi pesanan barang elektronik ini terus semakin banyak, sehingga Murdin harus berani memabanting stir dengan mendirikan Usaha Dagang Erika Home Electronoc (UD-EHE) yang sekaligus menjadi penyalur resmi TV, AC, VCD Kabupaten Lombok Utara.

Selain mengurus usahanya, Murdin juga salah seorang direktur Radio Komunitas Gema Pantura. Karena menurutnya keberadaan rakom sangat dibutuhkan oleh warga Kecamatan Kayangan. Dan dari radio inilah dia juga mempromosikan barang-barang yang dijualnya. Dan pada tahun 2004 dari hasil usahanya, Murdin dapat membangun sebuah rumah berlantai dua dan ruko kecil-kecilan sebagai tempat menaruh barang. Sementara di lantai dua dimamfaatkan sebagai tempat siaran atau studio Rakom Gema Pantura Kayangan.

Dari usaha UD EHE, ini dia membuka lapangan kerja terutama bagi beberapa generasi muda dan dibayar setiap bulan, termasuk penyiar rakom Gema Pantura. “Beberapa karyawan saya sudah ada yang mulai membuka usaha usaha sendiri berkat pengalaman yang ditempa selama bertahun-tahun menjadi karyawan”, pungkas Murdin.

1 komentar:

  1. Setilll...!!
    Niki saq tekene psikologi aktif!! :D
    Seneng bacanya... Maju terus pantang mundur tak mengeluh

    -GA-

    BalasHapus