Aksi menuntut Kepala Desa (Kades) Lingsar Muhammad Sawab untuk mundur dari jabatannya terus dilakukan warga Desa Lingsar. Setelah aksi penyegelan dilakukan Kamis (4/3) siang kemarin, pada malam hari kantor desa itu dibakar orang tak dikenal. Untung saja aksi tersebut diketahui warag sekitarnya, sehingga aksi pembakaran itu tidak sampai menghanguskan seluruh bangunan kantor desa.
Informasi yang berhasil dihimpun Suara NTB Kamis malam kemarin menyebutkan, aksi pembakaran itu terjadi sekitar pukul 20.00 WITA. Mahni salah seorang saksi mata menuturkan, sekitar pukul 20.00 WITA, Kantor Desa Lingsar yang sebelumnya sudah disegel warga terlihat mengepulkan asap. Api terlihat membakar bagian pintu ruang kerja kades.
Melihat kejadian itu, Mahni memanggil suaminya, Zahre (48) dan warga sekitarnya yang melihat kejadian itu berhamburan mendekati kantor desa dan memadamkan api. Untuk saja warga dengan cepat memadamkan api, sehingga kantor desa tidak seluruhnya terbakar.
Sementara kemarin siang ratusan warga Desa Lingsar menyegel kantor desa dan mensweeping Kades setempat. Informasi yang berhasil di himpun Suara NTB, aksi dimulai sejak pukul 08.30 WITA oleh ratusan warga. Dalam aksinya yang dipimpin oleh Armanhadi, ratusan warga menuntut kades bersangkutan mundur dari jabatannya karena telah melakukan tindakan yang kurang terpuji diduga menjual atau menukarkan aset Pemda berupa tanah pecatu dengan lokasi lain.
Dalam aksi itu, kalangan warga desa Lingsar memberi ultimatum kepada Kades setempat untuk mundur dalam hitungan 2x24 jam. Aksi yang awalnya berjalan damai pun berubah sedikit rusuh ketika masyarakat mencoba masuk ke kantor desa untuk menswepping Kades Muhammad Sawab yang pada saat itu kabur dari kantornya untuk menghindari amuk massa. Sempat terjadi aksi saling dorong antara aparat keamanan dengan pihak warga. Namun, akhirnya pihak kepolisian yang dibantu oleh Satpol PP Lobar membiarkan warga desa menyegel kantor desa.
Camat Lingsar Agus Sukma Aryana menanggapi tuntutan warga Desa Lingsar menyatakan, dirinya menerima aspirasi warga. Namun, tetap pada aturannya. Ia katanya, akan melakukan koordinasi dengan pihak Pemkab Lobar dalam hal ini Bupati Lobar. “Aspirasi masyarakat saya tampung, dan saya akan langsung tindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan Bupati. Karena Camat hanya sebagai perpanjangan tangan Bupati,” katanya.
Nyaris Bentrok
Selain di Lingsar, bentrok antarwarga nyaris pecah di Dasan Cermen, Kota Mataram. Kamis malam sekitar pukul 21.00 WITA dua lingkungan bertetangga yakni Lingkungan Pelambik dan Lingkungan Karang Purwa nyaris bentrok dipicu oleh persoalan sepele. ‘’Persoalan perkelahian anak kecil dari ke dua lingkungan itu,’’ ujar Kapolres Mataram, AKBP.Sukena, SIK di TKP.
Entah bagaimana ceritanya, setelah terjadi perkelahian anak kecil itu, warga dewasa dari salah satu lingkungan menyerang kampung tetangganya. Namun cepat diantisipasi sehingga bentrok bisa dicegah. ‘”Empat warga dari ke dua lingkungan sudah kita amankan.. Mereka sedang diperiksa di Polres Mataram,’’ jelas Kapolres, tanpa merinci identitas ke empat warga tersebut.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, semalam telah disiagakan satu peleton personel dari Polres Mataram. Untuk menyelesaiakan persoalan tersebut, semalam juga telah berlangsung pertemuan tokoh agama dan masyarakat dari ke dua lingkungan . (use/smd) (Dikutip dari www.suarantb.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar