Jumat, 11 Desember 2009

SLB Nurul Bayan Tak di Lengkapi Guru Ketrampilan

LOMBOK UTARA – Sekolah Luar Biasa (SLB) Nurul Bayan yang terletak Dusun Telaga Bagek, desa Anyar Bayan, Kecamatan Bayan KLU tidak memiliki guru atau tenaga pendidik yang memilki ketrampilan khusus, sehingga lulusannya belum memilki keahlian khusus untuk hidup mandiri.

Hal itu dikatakan Siti Hidayatussolihah, salah satu guru SLB Njurul Bayan, Kecamatan Bayan, KLU saat di temui PRIMADONA LOMBOK, Jum’at (11/12) di Bayan, menurutnya “ Jumlah siswa yang di miliki saat ini mecapai 19 orang untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) SLB sedangkan untuk tingkat SMP SLB untuk tahun ini belum ada, katanya.

“ Untuk tenaga pendidik sebanyak 3 orang di tambah 1 orang kepala sekolah dan ruang kelas belajar (RKB) 4 unit, namun kita belum memiliki guru ketrampilan khusus sehingga setelah tamat siswa juga belum memilki keahlian khusus untuk dapat hidup mandiri, bahkan ada siswa lulusan yang berpropesi sebagai tukang ojek, pada hal sekolah memiliki mesin jahit tapi tidak ada yang bisa membimbing siswa, tuturnya menyayangkan.

“ Sebenarnya lanjut Siti, “ Banyak anak-anak cacat yang ingin bergabung atau bersekolah di sini, tapi karena permasalahan biaya dan jarak yang sangat jauh membuat para orang tua yang rata-rata sebagai buruh tani dan tidak mampu menjadi alasan mendasar, sehingga yang berjarak radius 3 kilo meter dengan sekolah yang bisa tertampung, terlebih sekolah juga tidak di lengkapai dengan asrama.

Ditanya soal cacat yang diderita siswa? “ Ada 3 jenis kecacatan yang dialami para siswa diantaranya tuna dasa, tuna grahita, dan slow linner, sedangkan program pendidikian khusus yang diberikan meliputi, bina diri untuk tuna grahita, presepsi bunyi dan irama untuk bisu tuli, dan yang terakhir adalaha orientasi mobilitas ungtuk tuna netra. “ sedangakan mata pelajaran umum pada dasarnya sama tapi materinya yang lebih ringan atau garis besarnya saja, untuk jadwal dan hari sekolah juga sama mulai hari Senin hingga Sabtu.

Dintanya soal kendala dan kesulitan dalam membimbing siswa? “ yang memiliki cacat tubuh yang paling sulit dalam membimbing terutma pada pelajaran sejarah dan bahasa Indonesia intinya materi yang mengunkan bahasa yang menjadi kendala, tambahnya. (in)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar