Jumat, 14 November 2014

Algas AR, Wartawan Senior KLU dan Pejuang Rakom Meninggal Dunia

Innalillahi Wainna Ilaihi Roji'un. Aludi AR, SH., biasa disapa Algas, meninggal di usia 56 tahun. Sosok wartawan dan pejuang Rakom yang dikenal humoris dengan pernyataan kontroversial ini menghembuskan nafas terakhir di RSUP NTB, Selasa (11/11) malam.

Deki, putra ketiga almarhum menerangkan bahwa sang ayah, wafat karena menderita sesak nafas. Tidak ada keganjilan yang dialami maupun terlihat dari raut muka almarhum sebelum meninggal. Senin (10/11) sekitar pukul 8 malam, almarhum di bawa ke RSUD Tanjung. Diagnosa rumah sakit menunjukkan almarhum sesak nafas. Senin sore sebelum dirujuk ke RSUD Tanjung, informasi menyebutkan almarhum sempat jalan kaki di gang-gang sekitar kediaman, Dusun Kapu, Desa Jenggala, Kecamatan Tanjung. Almarhum juga sempat merasa pusing, mual dan muntah. Hal itu lantaran almarhum cukup sibuk menyelesaikan proyek dokumenter 33 desa di KLU.

"Selasa pagi sekitar pukul 10, ayah dirujuk dari RSUD Tanjung ke RSUP NTB. Sore menjelang wafat, almarhum diperiksa intensif dengan sejumlah alat medis, termasuk kejut jantung selama 1 jam," kata Deki, menambahkan sang ayah menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 7, Selasa malam.

Selama menangani shooting dokumenter Desa-Desa di KLU, Ahmad Yani, famili almarhum, menjadi tangan kanan selama di lapangan. Aktivitas sehari sebelum wafat, bersama almarhum ia mengambil dokumentasi di lokasi Air Terjun Tiu Teja, Desa Santong, Kecamatan Kayangan. Medan yang cukup berat karena harus turun naik 450 anak tangga sampai ke lokasi, diduga membuat sesak nafas almarhum tambah akut.

"Almarhum sesekali mengaku hanya kecapekan. Selama aktivitas, seperti biasa tidak ada yang janggal pada diri beliau. Bahkan beliau sempat bercerita seperti apa dan bagaimana pengalamannya menjadi wartawan," ucap Ahmad.

Almarhum tercatat meninggalkan 6 orang anak dari 3 orang istri. Dari istri pertama, Siti Aisyah, asal Sumbawa, dengan status cerai, Algas meninggalkan 2 orang anak. Dari istri kedua, bernama Marni, juga berstatus cerai, meninggalkan dua putra. Dan istri ketiga, Puspita, meninggalkan 2 anak. Dari 6 orang anaknya, hanya si bungsu yang berjenis kelamin perempuan.
Selain anak, Algas juga meninggalkan 2 orang cucu dari putra pertama dan kedua dari istri pertama.

Sekilas biografi Almarhum, Algas lahir di Pendua, Desa Pendua, Kecamatan Kayangan tahun 1958. Masa sekolah anak-anak dari SD hingga SMA ia tamatkan di Bangku Madrsah, masing-masing M NW Gondang, MTs NW Haramain Narmada, dan MAN Mataram. Di Perguruan Tinggi, ia mengambil jurusan Hukum di Universitas Mahasawaraswati Mataram tahun 1987.

Karir profesi almarhum lebih banyak dihabiskan di bangku jurnalistik, antara lain pernah menjabat sebagai wartawan Bali Pos Biro NTB di Mataram, Pimp Bank Dana Yasa Tanjung, wartawan Suara Nusa Mataram, kontributor TPI (sekarang MNCTV), kontributor La Tivi dan TVRI serta ketua Forum Radio Komunitas Lombok Barat. Ia juga dipercaya sebagai Kades sesait setelah Pendua baru mekar dari Desa induk,  pada periode 2002 -2008. Semasih memangku jabatan sebagai Ketua PWI KLU, ia juga terpilih sebagai Komisioner di KPUD Lombok Utara periode 2008-2013.Selain itu ia dipercaya sebagai koordinator liputan di majalah Tioq-Tata-Tunaq hingga akhir hayatnya.

Almarhum dimakamkan di pemakaman Dusun Pendua, Rabu sore ba'da ashar. Ribuan pelayat menghadiri pemakaman almarhum.Selamat jalan kawan seperjuangan, semoga amal ibadah almarhum diterima disisi Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan tetap sabar menerima ujian ini.Amiin (ari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar