Lombok Utara - Perseteruan antar warga Trawangan dan PT. WAH terus bergejolak, minggu sore kemarin, seorang warga nyaris adu fisik dan dibacok oleh salah seorang pekerja di PT. WAH, hanya karena melarang aksi penembokan lahan di lahan yang kini masih dalam sengketa.
Awalnya, beberapa orang pekerja PT. WAH sore itu melakukan pemagaran di sepanjang lahan yang kini dalam sengketa, melihat adanya aksi pemagaran itu, salah seorang warga, Badaruding, mengahmpiri dan langsung melarang para pekerja untuk melanjutkan pemagaran itu, karena lahan yang akan dipagar tersebut di anggap masih dalam proses penyelesaian.
Tidak terima ditegur, salah seorang dari pekerja justru memberikan reaksi dengan mengeluarkan sebilah pisau dan menghampiri warga, sontak beberapa warga yang saat itu kebetulan berada dilokasi berteriak sehingga warga lainnya berdatangan ke lokasi.
Badarukding, kepada wartawan mengatakan, wajar kalau saya melarang mereka memagar dilahan saya, terlebih permasalahan tanah ini belum selesai, dan kini masih dalam proses, tapi tiba-tiba salah satu diantara mereka mengeluarkan pisau dan berusaha menghampiri saya.
“Tanah ini kan masih dalam sengketa, belum ada putusan, jadi tidak boleh ada pemagaran, terlebih saat ini kasus lahan masih dalam proses, wajar saya perjuangkan tanah yang memang menjadi hak saya,” ungkapnya Minggu (8/10) kemarin.
Warga lainnya, Ida, kepada wartawan juga mengatakan, saya melihat kejadian itu, karena saya berada dilokasi, Badarukding hanya menanyakan kenapa pemagaran dilakukan di tanah miliknya, sedangkan masalah ini masih belum tuntas secara hukum, tapi tiba-tiba salah satu dari pekerja itu mengeluarkan pisau dan hendak membacok Badarukding, “tuturnya.
“Para pekerja itu sudah mulai memagar sejak 2 bulan terakhir, dan tadi aksi pemagaran itu dilakukan di lahannya Badaruding, melihat hal itu Badarukding langsung bereaksi dengan melarang para pekerja, tapi para pekerja itu tidak terima karena ditegur dan akhirnaya mengancam Badaruding dengan pisau,” jelasnya.
Sementara, pekerja yang diktahui sebagai Coordinator pekerja di lokasi tersebut, Mahri, mengatakan, tidak benar saya mengancam dan akan membacok warga, saya hanya menjalankan perintah penembokan, dan saya juga hanya mengatakan bahwa penembokan ini akan tetap kami lakukan sepanjang tidak ada perintah dari atasan untuk menghentikan penembokan. “Apapun yang terjadi, kami akan tetap menembok, selama itu tidak ada perintah penyetopan dari atasan kami,” tegasnya.
Pantauan media ini di lapangan, setelah kejadian tersebut, puluhan warga pun berkumpul untuk melakukan serangan balik, tetapi berdasarkan berbagai pertimbnagn salah satunya menjaga kondusifitas gili Trawangan akhirnya warga pun mengurungkan niatnya. “Kami tidak tahu sejauh mana batas kesabaran yang kami miliki, “ungkap puluhan warga lainnya.(adam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar