Sore itu hujan gerimis turun membasahi bumi paer daya. Beberapa petani mulai turun ke oma (ladang)nya masing-masing. Ada yang membajak, dan ada juga sudah menyemai bibit, seperti jagung, kacang dan lain-lainnya.
Dibalik kesibukan para petani mengelola lahan tadah hujan, tampak seorang usia tengah baya sibuk mencabut rumput disamping halaman rumahnya yang dipenuhi dengan tanaman buah naga yang sedang berbuah.
Dibalik kesibukan para petani mengelola lahan tadah hujan, tampak seorang usia tengah baya sibuk mencabut rumput disamping halaman rumahnya yang dipenuhi dengan tanaman buah naga yang sedang berbuah.
“Silahkan pak cicipi buah naga yang sudah mateng”, katanya menawarkan ketika melihat penulis datang sambil menunjuk buah naga berwarna merah.
Sopan dan ramah serta senyuman yang selalu tersungging dibibir pada setiap tamu yang datang, itulah kesan penulis ketika berkunjung ke rumah Hamdan, S.PdI yang terletak dipinggir jalan Dusun Lenggorong Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara.
Kendati Hamdan menjadi seorang kepala Madrasah Tsanawiyah, namun dirinya tidak pernah gengsi menjadi petani. “Pulang sekolah, kalau tidak ke ladang, ia saya bersihkan rumput dicelah-celah tanaman buah naga, dan pekerjaan ini cukup menyenangkan”, katanya.
Tanaman, menurut pendapat Hamdan, sama dengan mahluk lainnya seperti manusia, yang perlu dipelihara dan dikalola dengan penuh rasa kasih sayang. Artinya jika musimnya minum, berikanlah dia air. Dan jika musimnya makan berilah ia pupuk kandang yang tidak mengandung zat kimia.
Tanaman buah naga, lanjut Hamdan untuk sementara dikembangkan di areal halaman rumahnya seluas 16 are. Dan memasuki tahun 2013 buah naga yang ditanamnya setahun lalu mulai berbuah.
Mengapa menanam di halaman rumah? “Ini hanya sebagai contoh bagi warga sekitar. Dan setelah melihat hasilnya banyak warga yang datang belajar dan mau memafaatkan pekarangan dan lahannya untuk menanam buah naga.
Kita seringkali melihat, bahwa pekarangan rumah dibiarkan kosong begitu saja tanpa ditanami pohon. Padahal jika dimamfaatkan atau dihijaukan dengan tanaman buah-buahan atau kebutuhan sehari-hari, bukan saja mata yang nikmat memandang, tapi perutpun juga ikut kenyang menikmati hasilnya.
Keberhasilannya mengembangkan tanaman buah naga dihalaman rumahnya akan dikembangkan dihalaman madrasah yang dipimpinnya.
“Pengalaman ini saya akan kembangkan dilahan madrasah yang masih kosong sebagai asset untuk sekolah. Karena kedepan kita tidak bisa hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah semata, tapi perlu sekolah itu dibuatkan asset, yang salah satu caranya adalah mengembangkan pertanian”, kata Hamdan yang kini menjadi kepala Madrasah Tsanawiyah Maraqitta’limat Lenggorong ini.
Selain mengembangkan buah naga dihalaman rumah yang tertata apik ini, juga terdapat beberapa jenih tanam, seperti mangga, delima, sabo, jati putih serta beberapa jenis tanaman lainnya.
“Saya rencanakan untuk membuah sekepat ditengah-tengah tanaman buah naga, sehingga tamu yang berkunjung bisa betah duduk berbagi pengalaman dengan saya”, jelas Hamdan kelahiran tahun 1950 ini.
Hamdan mengaku siap menularkan ilmunya baik kepada petani ataupun siswanya atau sekedar bertukar informasi dengan siapapun datang bertandang ke rumahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar