Sabtu, 02 Juli 2011

Sabhan Umar, Santri yang Piawai Berceramah

Bima - NAMA Sabhan Umar (16) langsung meroket pascaperistiwa tragis di Mapolsek Bolo yang merenggut nyawa Brigadir (kini Bripka) Rokhmad Syaifudin. Betapa tidak, Sabhan yang sebelumnya dikenal piawai berceramah di masjid-masjid, ternyata pemuda berdarah dingin.Sabhan sempat diacungi jempol oleh warga sekitarnya karena kepiawaiannya berceramah.

Husen Hasan, Ketua RT 11 tempat di mana Sabhan dan orang tuanya bermukim menuturkan, sebelum bersekolah di Ponpes Umar Bin Khattab, Sabhan yang terkenal pendiam tersebut dikenal sebagai anak yang baik. Selain itu, Sabhan dikenal sebagai anak pintar. Karena kepiawaiannya berceramah terkadang ia tampil di masjid. ‘’Waktu itu Bulan Ramadhan. Saya akui betul ia pintar dan bisa berceramah,’’ katanya. Karena kepintarannya juga, orang tuanya juga ikut memperdalam agama. Bahkan, orang tuanya kerap mengajak warga untuk melaksanakan ibadah shalat wajib.

Namun setelah pindah ke Ponpes Umar Bin Khattab di Desa Sanolo, Sabhan menjadi sosok yang berbeda. Tingkah polahnya tak seperti dulu. Ia lebih sering berada di Ponpes tersebut sehingga warga termasuk Ketua RT 11 tak tahu pasti tentang kesehariannya. ‘’Ia jarang pulang, makanya kami tidak tahu pasti tentang kesehariannya,’’ ujar Husen.

Bahkan, tingkah Sabhan mulai terlihat aneh ketika neneknya meninggal beberapa waktu lalu. Sabhan tak memperbolehkan orang tuanya untuk mengaji dan mendoakan almarhum neneknya. Padahal mengaji dan mendoakan almarhum merupakan sunnah dalam syariah Islam. Karena tingkahnya yang mulai terlihat menyimpang tersebut, dua saudaranya Yamin dan Siki menentang ajaran Sabhan dalam keluarga.

Hingga akhirnya peristiwa tragis tersebut terjadi, Sabhan membunuh anggota Polsek Bolo dengan berpura-pura hendak membuat laporan. Awalnya, beberapa saat setelah peristiwa tersebut terjadi, pihaknya menduga almarhum ditusuk oleh preman yang tak terima atas tindakan polisi. Namun ternyata pelakunya adalah Sabhan, sosok pemuda pendiam yang pernah berceramah di masjid. ‘’Tak menyangka jika pelakunya Sabhan, karena dia orangnya pendiam,’’ ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Desa Rato, Muhammad Afan SE. Menurut Afan, keseharian pelaku biasa saja. Sama seperti diutarakan Husen, Afan juga menyebutkan jika warganya tersebut pernah menjadi santri di Dompu sebelum masuk Ponpes Umar Bin Khattab. (use)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar