Selasa, 08 November 2011

Peruntukan Kawasan Harus Jelas

Lombok Utara — Konflik antara pengelola Rinjani Beach Hotel dengan kelompok petani rumput laut di Desa Medana, Kecamatan Tanjung dinilai lantaran belum jelasnya pemanfaatan kawasan tersebut. Di satu sisi dimanfaatkan untuk sektor perikanan/kelautan, namun di sisi lain untuk pariwisata. Tidak menuntup kemungkinan ke depan ketika pariwisata sudah maju akan sering terjadi konflik di kawasan tersebut. 

‘’Sejak awal harus diantisipasi dengan kepasatian kawasan tersebut. Bagaimana cara pengelolaannya, mana saja batasan untuk perikanan dan pariwisata,’’ kata Wakil Ketua Komisi I DPRD KLU Ardianto.

Dalam RTRW KLU yang baru saja disetujui, di kawasan Pantai Sire, Medana memang disebutkan untuk pengembangan pariwisata. Di satu sisi daerah tersebut juga diakui sebagai daerah perikanan. Fakta di lapangan, masyarakat lebih awal memanfaatkan untuk sektor perikanan ketimbang pariwisata. Adanya perkampungan nelayan menjadi bukti kuat jika daerah tersebut memang kawasan perikanan.

Sektor pariwisata juga penting untuk dikembangkan, kawasan tersebut memiliki potensi yang besar. Hanya saja, jika pariwisata itu akan mengggusur masyarakat lokal yang bermata pencaharian nelayan, dewan tidak setuju. ‘’Kami akan fasilitasi mencarikan jalan keluar yang terbaik untuk persoalan di Medana ini,’’ kata politisi PPRN ini.

Rinjani Beach Hotel yang berada di kawasan Pantai Medana itu memang sudah memiliki izin hotelnya, namun untuk usaha lainnya seperti diving belum ada secara khusus. Dalam izin mereka memang disebutkan usaha hotel dengan segala fasilitasnya, inilah yang kemudian ditafsirkan sebagai kebolehan untuk mengelola laut. Apalagi hotel tersebut juga berada persis di pinggir pantai. Pantai berpasir hitam dengan pemandangan matahari tenggelam menjadi daya tarik di daerah ini. 

‘’Pariwisata silahkan jalan, tapi jangan sampai menggusur masyarakat. Kecuali jika pariwisata itu bisa menyerap seluruh masyarakat setempat,’’ katanya.

Pantauan koran ini di lapangan, posisi long line (tali pengikat rumput laut) memang berada persis di depan hotel. Jaraknya dari pinggir pantai sekitar 150 meter. Jika tamu berenang agak jauh ke tengah memang akan tersangkut dengan keberadaan rumput laut tersebut.

Mulyadi, Kadus Karang Anyar, Desa Medana yang juga menjadi ketua kelompok petani rumput laut berharap pemerintah bisa membantu masyarakat dalam persoalan ini. Anggota kelompok yang berjumlah 20 orang baru saja memulai usaha rumput laut setelah lama ‘’tidur’’.  ‘’Jangan sampai mematikan usaha masyarakat kecil,’’ katanya.

Dia berharap pemerintah bisa memberikan bantuan yang lebih besar untuk mengembangkan rumput laut. Sektor ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu.  ‘’Budidaya rumput laut ini cukup mudah, masyarakat yang berpendidikan rendah dalam berusaha,’’ ujarnya. (fat) Lombok Post


Tidak ada komentar:

Posting Komentar