Lombok Utara - Salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Madiri Pedesaan (PNPM-MP) adalah menggelar berbagai pelatihan bagi masyarakat.
Sebut saja misalnya, Fasilitator Kecamatan (FK) PNPM Bayan, yang sejak awal Oktober telah melakukan berbagai program kegiatan pelatihan, yang diawali dengan pelatihan administrasi dan cara pembuatan proposal kelompok Simpan Pinjam untuk Perempuan (SPP), yang kemudian dilanjutkan dengan pelatihan kader teknik selama tiga hari (24-26 Oktober-red) di aula kantor desa Mumubulsari Kecamatan Bayan.
Pelatihan kader teknik diikuti 34 perserta dari dua kecamatan yaitu Bayan dan Kayangan, yang menurut Kepala Desa Mumbulsari, HM. Ilham, semua kegiatan ini sebagai bentuk pemberdayaan bagi masyarakat.
Kader teknis ditingkat desa bersifat swadaya, karena tujuannya untuk memajukan desa masing-masing. “Dalam melakukan sesuatu jangan diukur dengan berapa keuntungan yang diperoleh. Karena bila bekerja dengan tulus untuk membantu setiap program yang masuk ke desa, tentu apa yang menjadi harapan setiap kader akan tercapai, termasuk dari sisi pinansial”, kata HM. Ilham memberi semangat pada para peserta.
Ini juga diakui FK PNPM Bayan, Asrin Tombili, S.sos, dimana indikator kemandirian sebuah desa itu dapat dilihat dari beberapa factor, yaitu kelembagaan dan kemampuan dalam melakukan proses teknik, keterampilan dan manajemen, serta hasil kegiatan pembangunan sarana dan prasarana.
Dalam hal ini, keberadaan kader teknis di desa sangat penting, sebagai perancang dan pelaksana berbagai program pembangunan yang masuk ditingkat desa, karena selama ini yang merancang pembangunan lebih banyak dilakukan oleh fasilitator kecamatan.
Peserta pelatihan kader teknik, selain dibekali ilmu cara menggunakan peralatan dalam menghitung atau merancang sebuah pembangunan fisik, juga diberikan penjelasan dari tujuan pembangunan jalan desa yang dalam PNPM dibagi beberapa tujuan, diantara; mempercepat akses dan meningkatkan hubungan kegiatan ekonomi masyarakat desa dengan menggunakan desain, Survey Antar Patok (SAP), Volume Antar Patok (VAP) dan Mandays Antar Patok (MAP).
Menyoroti sistim pelelangan dalam PNPM, menurut pendapat Asrin Tombili, sering mendapat sorotan di tingkat masyarakat, sehingga kedepan sistim pelelangan yang sudah benar perlu dipertahankan, namun jika terjadi kekeliruan atau kesalahan, inilah yang kita perbaiki bersama kedepan.
Dikatakan, sebelum melakukan pelelangan sebuah program, diperlukan melakukan survey harga lebih dulu terhadap bahan-bahan yang akan dilelang, kemudian melakukan perbandingan harga antar toko satu dengan yang lainnya sehingga kita memperoleh harga yang pas, sesuai dengan program yang kita jalankan. “Dan perlu diingat, bahan material yang dilelang adalah bahan material lokal dan toko, dan tidak boleh melelang Harian Ongkos Kerja (HOK). Selain itu barang yang dibayarkan oleh TPK adalah barang yang dikirim oleh sulier, bukan bahan material yang belum datang”, jelas Asrin.
Apakah kader teknik yang dilatih ini akan bekerja pada PNPM? Menjawab pertanyaan tersebut, Asrin kembali menegaskan, tidak semuanya bekerja di PNPM, karena kader teknik yang dilatih ini sebagai bentuk pemberdayaan yang nantinya akan dimamfaatkan oleh desa masing-masing untuk merancang sebuah pembangunan, entah itu didanai PNPM, Alokasi Dana Desa (ADD) ataupun program pembangunan lainnya.
Pendapat ini dibenarkan oleh Sekertaris Desa Mumbulsari, Mahulud Arsad. Menurutnya, kader yang dilatih ini, bukan semata-mata menjadi kader teknik PNPM, namun lebih dari itu, yaitu menjadi keder teknik desa. “Kami dari pihak desa sangat bersyukur adanya pelatihan ini, tapi mungkin waktu pelatihannya perlu ditambah. Karena untuk mengetahui secara detail teknik pembangunan itu dibutuhkan waktu pelatihan paling tidak satu minggu”, kata, Mahulud Arsad.
Pantauan Primadona selama berlangsungnya pelatihan kader teknik menunjukkan, para peserta dari dua kecamatan di ujung timur Kabupaten Lombok Utara ini, cukup antusias mengikuti materi demi materi yang disampaikan oleh beberapa fasilitator antara lain, FK PNPM Bayan, Asrin Tombili, S.Sos, FK Kecamatan Kayangan, Rusli, FT Bayan dan Kayangan masing-masing, Syahrul Yani dan Saifurrahman serta asisten FT Bayan, Taufik dan Petugas Lapangan, Mahnun.
Yang membuat peserta betah mengikuti pelatihan ini, karena mereka bukan saja diajarkan teori, namun juga langsung turun ke lapangan untuk mempraktekkan hasil teori yang diberikan. “Apa yang diberikan dalam pelatihan ini, tidak pernah kami peroleh dibangku sekolah”, ungkap beberapa peserta.
Syahrul Yani, ketika ditemui di sela-sela memfasilitasi pelatihan mengaku bangga terhadap peserta yang dengan tekun mengikuti pelatihan sampai selesai. “Tinggal para peserta mengaplikasikan di lapangan hasil dari pelatihan, yang bukan saja dimamfaatkan pada program PNPM, namun juga pada pembangunan lainnya yang masuk ke desa masing-masing”, katanya.
Ini juga diakui oleh FT Kayangan, Syaifurrahman. Menurutnya, jika para peserta betul-betul bisa memamfaatkan hasil dari pelatihan ini, tentu kedepan semua perencanaan pembangunan ditingkat desa tidak perlu lagi mencari pendamping teknik dari luar. “Ia, tinggal mengaplikasikan hasilnya saja oleh kader teknik yang dilatih sekarang ini”, jelasnya.
Sekertaris BKAD Bayan, Rizal Bafadal yang memantau kegiatan pelatihan kader teknik juga mengaku, tingkat kehadiran peserta cukup baik. Karena mereka rata-rata hadir tepat waktu.(ari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar