Selasa, 20 September 2011

Sumur Warga di Kayangan Mulai Kering

Lombok Utara - Akibat musim kemarau tahun ini, bukan saja membuat debit beberapa sumber mata air menurun, tapi sumur milik wargapun sudah mulai kering. Bahkan ratusan hektar tanaman penghijauanpun kondisinya cukup memprihatinkan. 
Hal inilah yang dirasakan masyarakat beberapa desa di Kabupaten Lombok Utara, yang dulunya dikenal tidak pernah mengalami krisis air. Salah satu dusun yang sekarang ini kesulitan air bersih adalah Dusun Empak Mayung Kecamatan Kayangan dimana beberapa sumur milik warga sudah mulai kering. 
Sementara di Kecamatan Bayan yang mulai mengalami krisis air bersih adalah Dusun Sambik Elen I dan II, dusun Lenggorong dan dusun Barung Birak Desa Sambik Elen, yang sejak beberapa minggu terakhir ini, sebagian warganya harus menempuh perjalanan 3 km lebih menuju kali putih yang terletak di perbatasan KLU dengan Kabupaten Lombok Timur. Ini harus rela dilakukan jika warga setempat mau mandi atau mencuci pakaian. “Ia terpaksa kami harus ke kali putih untuk mandi dan mencuci, karena banyak bak penampungan air yang kami buat sudah mulai kering”, kata puluhan warga yang ditemui 19/9 di kali putih. 
Kepala Desa Sambik Elen M. Katur, ketika ditemui, 20/9 mengaku, krisis air bersih yang dialamai warganya belum separah desa lainnya di KLU, namun jika pada bulan-bulan ini tidak juga turun hujan dihawatirkan akan betul-betul mengalami kekeringan. “Debit di beberapa sumber mata air yang ada di Desa Sambik Elen, sudah mulai menurun, sehingga warga harus irit menggunakan air bersih, dan warga di beberapa dusun sudah mulai mengalami krisis air bersih”, kata Katur. 
Lalu bagaimana dengan lahan penghijauan di Kecamatan Kayangan? Pantauan media ini menunjukkan, bahwa dibeberapa wilayah di Kecamatan Kayangan yang pada musim hujan tahun lalu ditanami dengan berbagai jenis pohon kini sudah mulai layu dan bahkan ratusan bibit tanaman ini sudah banyak yang mati. 
H. abidin Mustakim, salah seorang penggagas penghijauan di lahan kering mengaku, akibat kemarau tahun ini beberapa lahan pertanian dan perkebunan tidak bisa dioptimalkan, bahkan beberapa waktu lalu sebagian lahan kering yang sudah ditanami ribuan bibit kayu hangus terbakar. Untuk menyelamatan bibit dan tanaman, H. Mustakim melibatkan penduduk sekitar bergotong royong mengangkut air dan mendatangkan tangki air ke lokasi lahan-lahan yang sudah ditanami. “Itu semua saya lakukan untuk menyelamatkan ribuan tanaman yang sudah ditanam pada musim hujan tahun 2010 lalu,”katanya. 
Sementara pemerintah daerah KLU terus berupaya mengatasi kekeringan di musim kemarau ini, seperti membangun sumr bor di Dusun Air Bari Desa Gumantar Kecamatan Kayangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar