Lombok Utara - Hari Raya idul Fitri tahun ini, memang berbeda bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yang dimana pelaksanaannya dilakukan secara serentak oleh umat Islam di Indonesia. Namun pada tahun ini Isul Fitri mulai dilaksanakan sejak hari senin 29 Agustus oleh Thariqat Naqsabandi, kemudian disusul oleh warga Muhammadiyah 30 Agustus, dan dilanjutkan dengan pengumuman pemerintah bahwa Idul Fitri jatuh hari Rabu 31 Agustus 2011 yang berdasarkan hisab dan rukyat.
Semua perbedaan hari raya Idul Fitri itu tidak sampai memutuskan hubungan silaturrahmi antar sesame umat Islam, bahkan diakui sebagai rahmat bagi umat Islam. Namun suasana yang agak berbeda adalah lebaran adat yang digelar oleh masyarakat adat yang tinggal di kaki Rinjani Kabupaten Lombok Utara, tepatnya di Desa Bayan Kecamatan Bayan. Berbeda baik dari segi tanggal pelaksanaan maupun dari segi pakaian yang dikenakan, yang semua prosesinya dipusatkan di beberapa masjid kuno.
Pelaksanaan Idul Fitri secara adat Wetu Telu ini dilaksanakan tiga hari setelah 1 Syawal, yang pada tahun ini bertepatan dengan hari Sabtu 3/9. Acara yang diawali dengan menggemakan takbir, tahmid dan tahlil ini dilaksanakan oleh penghulu, kiyai, ketip, modin dan kiyai santri yang jumlahnya tidak lebih dari 44 orang dengan mengenakan ikat kepala dan baju berwarna putih serta kain tenunan asli Bayan.
Acara dilanjutkan dengan sholat Idul Fitri dan khutbah serta bersalam-salaman antar sesama jama’ah. Setelah itu para kiyai dan penghulu kembali ke beberapa gubug dan kampu untuk memotong hewan persiapan untuk peraayaan Isul fitri, yang akan dihidangkan sebagai tanda syukur kepada Allah SWT.
Setelah semua hidangan sudah siap, lalu ditempatkan disebuat ancak saji yang terbuat dari bambu dan dibawa kembali ke masjid kuno sekitar pukul 18.00 wita dan melakukan doa dan makan bersama. Sementara dibeberapa kampu adat juga menyiapkan masakan untuk disajikan kepada para kiyai dan penghulu serta jama’ah adat. Demikianlah beberapa prosesi singkat Idul fitri secara adat Wetu telu di Bayan yang hingga saat ini masih tetap dilestarikan.
Semua perbedaan hari raya Idul Fitri itu tidak sampai memutuskan hubungan silaturrahmi antar sesame umat Islam, bahkan diakui sebagai rahmat bagi umat Islam. Namun suasana yang agak berbeda adalah lebaran adat yang digelar oleh masyarakat adat yang tinggal di kaki Rinjani Kabupaten Lombok Utara, tepatnya di Desa Bayan Kecamatan Bayan. Berbeda baik dari segi tanggal pelaksanaan maupun dari segi pakaian yang dikenakan, yang semua prosesinya dipusatkan di beberapa masjid kuno.
Pelaksanaan Idul Fitri secara adat Wetu Telu ini dilaksanakan tiga hari setelah 1 Syawal, yang pada tahun ini bertepatan dengan hari Sabtu 3/9. Acara yang diawali dengan menggemakan takbir, tahmid dan tahlil ini dilaksanakan oleh penghulu, kiyai, ketip, modin dan kiyai santri yang jumlahnya tidak lebih dari 44 orang dengan mengenakan ikat kepala dan baju berwarna putih serta kain tenunan asli Bayan.
Acara dilanjutkan dengan sholat Idul Fitri dan khutbah serta bersalam-salaman antar sesama jama’ah. Setelah itu para kiyai dan penghulu kembali ke beberapa gubug dan kampu untuk memotong hewan persiapan untuk peraayaan Isul fitri, yang akan dihidangkan sebagai tanda syukur kepada Allah SWT.
Setelah semua hidangan sudah siap, lalu ditempatkan disebuat ancak saji yang terbuat dari bambu dan dibawa kembali ke masjid kuno sekitar pukul 18.00 wita dan melakukan doa dan makan bersama. Sementara dibeberapa kampu adat juga menyiapkan masakan untuk disajikan kepada para kiyai dan penghulu serta jama’ah adat. Demikianlah beberapa prosesi singkat Idul fitri secara adat Wetu telu di Bayan yang hingga saat ini masih tetap dilestarikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar