Lombok Utara - Persoalan krisis air bersih yang dialami masyarakat Lombok Utara masih menjadi masalah serius dan terus meluas. Selain disebabkan karena beberapa faktor seperti adanya beberapa proyek perpipaan yang tidak dikerjakan secara maksimal, juga karena persoalan geografis masyarakat yang memang jauh dari sumber mata air termasuk karena perubahan iklim yang cendrung musim panas lebih tinggi dibandingkan dengan musim hujan.
Seperti yang dialami masyarakat dusun Tebanyak Desa Tegal Manja kecamatan Tanjung.
Dusun yang berada di daerah perbukitan ini dihuni sekitar 300 kepala keluarga (KK) yang mayoritasnya beragama Budha.
Selama puluhan tahun masyarakat memanfaatkan sumber mata air Batu Rakit yang jaraknya tidak kurang dari 6 kilometer dengan menggunakan pipa atau selang yang berukuran kecil.
Minimya biaya, medan yang terjal dan berbukit membuat masyarakat setempat belum mampu mendapatkan air bersih dengan maksimal.
Tak hanya itu, masyarakat dusun Tebanyak juga harus menggunakan istilah menyadap (menyambung pipa atau selang) dari wilayah dusun Gronggong karena masyarakat tidak mampu membeli pipa hingga dapat terhubung ke pusat titik mata air.
“Dari 300 KK lebih, hanya sekitar 20 KK yang mampu mendapatkan air bersih itupun masih sangat kurang, “ungkap Kepala Dusun Tebanyak, Desa Tegal Maja, Purnawanto pada Suara Komunitas Rabu (14/9) kemarin. Menurut dia, pipa penyadap yang digunakan masyarakat saat ini berukuran setengah in sehingga debit air yang diterima masyarakat jauh dari cukup, “tuturnya.
Hal senada juga dikatakan ketua RT dusun setempat, Setiodi, jika musim kemarau saat ini sebagian besar masyarakat harus memikul dan mengambil air dengan jarak lebih dari satu kilometer. “kita berharap pemerintah memberikan perhatian kepada masyarakat sehingga krisis air bersih tidak dialami setiap tahun, “tambahnya berharap.
Sementara Wakil Ketua Komisi I DPRD KLU, Ardianto, SH menanggapi persoalan ini menyatakan, pihaknya akan mengupayakan anggaran pada APBD 2012 sehingga persoalan air bersih yang selama ini hampir menjadi masalah rutin tahunan tidak terjadi lagi. “Kita akan tetap perjuangkan karena krisis air bersih menjadi salah satu masalah utama di Lombok Utara, “tukasnya. (adam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar