Stockholm (/Xinhua-OANA) - Sebanyak dua ilmuwan Islandia telah menemukan dua arus samudra-dalam yang mengalir di sepanjang beting benua Eropa-Asia di lepas pantai Islandia utara, demikian laporan dari Reykjavik, baru-baru ini.
"Temuan tersebut yang mungkin menulis-ulang teori perubahan iklim dan pemanasan global telah menarik perhatian internasional," demikian antara lain isi laporan Iceland Review, Jumat.
Arus itu, yang dikenal sebagai North Iceland Jet, pertama kali dikaji dan digambarkan oleh dua ahli di Icelandic Marine Research Institute --Steingrimur Jonsson dan Hedinn Valdimarsson, kata media Islandia, Frettabladid.
Jonsson menjelaskan ada sirkulasi garam-panas di samudra, yang bergerak seperti sabuk pengantar. Air laut hangat mengalir ke utara, tempat air itu menjadi dingin dan tenggelam.
Lalu arus samudra-dalam terbentuk dan mengalir kembali ke selatan di sepanjang dasar samudra sampai arus itu akhirnya naik kembali ke permukaan dan menghangat lagi.
Sirkulasi itu sampai batas tertentu dikendalikan oleh iklim dunia dan teorinya ialah jika sabuk pengantar samudra tersebut melemah, maka iklim akan menjadi sejuk di Bumi belahan utara, kata laporan tersebut.
Namun, menurut Jonsson, pentingnya temuan itu ialah North Iscelandic Jet mengubah gambaran itu dan teori mengenai dampak pemanasan global di Bumi belahan utara.
Icelandic Marine Research Institute dan timpalannya dari Amerika, Woods Hole, sekarang bekerja sama untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai asal North Icelandic Jet dan dampaknya.
Kapal penelitian Woods Hole, Knorr, bertolak dari Reykjavik, Senin (22/8), dalam ekspedisi selama satu bulan guna memetakan North Icelandic Jet secara lebih terperinci dan meneliti asalnya.
Mungkin saja bahwa kehadiran North Icelandic Jet di lepas pantai Islandia berarti sirkulasi garam-hangat tersebut tidak terlalu rentan sehingga bisa membuat cair lapisan es Greenland. Selain itu ada dua arus samudra-dalam yang dapat menghasilkan dampak pencairan gletser.(Uu.C003/A011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar