SETELAH statusnya dinaikkan menjadi siaga (level III), Gunung Tambora berada pada situasi yang kian mengkhawatirkan. Jika setiap saat situasinya dinaikkan menjadi level IV atau awas, maka warga harus segera dievakuasi pada dua jalur yang disiapkan.
Catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, ada dua kecamatan yang paling mengkhawatirkan karena terkena dampak jika suatu saat terjadi hembusan gas beracun dan erupsi, yakni Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu dan Kecamatan Tambora Kabupaten Bima.
‘’Jika statusnya dinaikkan menjadi awas, maka pada radius delapan kilometer dari gunung, dalam situasi berbahaya. Nah, pada jarak delapan kilometer itu, ada dua kecamatan, Tambora Kabupaten Bima dan Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu,” kata Kepala BPBD NTB, Ir. H. Husnuddin kepada Suara NTB, Minggu (11/9) kemarin.
Praktis jika pihak Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMG) Bandung mengumumkan status awas untuk Gunung Tambora, maka warga di dua kecamatan itu harus dievakuasi, karena erupsi dipastikan kearah utara gunung. Disebutkan Husnuddin, sudah disiapkan dua jalur evakuasi. Dua desa di Kecamatan Tambora, Kawainda To’i dan Oi Bura akan dievakuasi melalui Desa Piong Kabupaten Bima.
Sedangkan di Kecamata Pekat, ada Desa Pancasila dan Doro Peti, akan dievakuasi melalui Desa Kempo Kabupaten Dompu. “Kami Sudah menetapkan dari awal dua jalur evakuasi ini, demi menghindari jatuhnya korban,” kata Husnuddin.
Kesigapan ini setelah melalui koordinasi panjang dengan beberapa pihak. Disebutnya, sebelumnya sudah digelar rapat antara BPBD Dompu, BPBD Kota Bima dan BPBD Kabupaten Bima, berlangsung di Kota Bima. Diikuti juga pejabat muspida ketiga daerah. Hasil rapat itu merumuskan beberapa hal, khususnya kesiapan proses evakuasi sampai pada penanganan korban. “Jadi kesimpulannya, bagaimana penanganan resiko bencana agar korban tidak terlalu banyak,” ujarnya.
Kesipan personel juga menjadi keharusan. Dimana akan terlibat penuh tim Searchand Rescue (SAR), tim Tanggap Bencana (Tagana) serta Tim Reaksi Cepat (TRC). “Bahkan ketiga tim ini sudah berangkat ke Tambora untuk membangun tenda – tenda darurat serta menyiapkan langkah antisipasi jika erupsi terjadi. Mereka akan dibantu aparat TNI dari Kodim Bima, Kodim Dompu serta dari kepolisian,” ujarnya.
Namun dibalik kesigapan ekstra itu, pihaknya berharap masyarakat tidak panik, sampai akhirnya menunggu pengumuman resmi dari PVMG berdasarkan hasil pemantauan lapangan oleh petugas pemantau di Desa Doro Peti. “Tidak ada yang berharap terjadi bencana ini, tapi bagaimana pun juga harus ada penanganan risikonya sedini mungkin. Kita semua berharap, semoga bencana benar – benar tidak terjadi,” harapnya. (ars) Sumber: Suara NTB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar