Lombok Utara - Persoalan bencana di Kabupaten Lombok Utara (KLU) meruapakan tanggungjawab bersama untuk mengatasinya. Lebih-lebih KLU yang meliputi 5 kecamatan, 33 desa, 322 dusun, dikepung ancaman bencana alam.
Daerah dari barat ke timur, mulai pesisir Desa Malaka di Kecamatan Pamenang, tetangga obyek wisata Senggigi di Lombok Barat, Desa Medana di Kecamatan Tanjung, Desa Gondang di Kecamatan Gangga, Desa Selengen di Kecamatan Kayangan, dan Desa Mumbul Sari di Kecamatan Bayan, rawan longsor, banjir, serta air pasang.
“Persoalan ini tentu menjadi tanggungjawab bersama, bagaimana mengantisipasinya”, kata Iwan sekertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KLU dalam dialog intraktif di Radio Komunitas Primadona FM Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan, 20/8/11 bekerjasama dengan Yayasan Koslata NTB.
BPBD menurut Iwan, merupakan lembaga baru dipemerintahan KLU, sehingga perlu banyak belajar dan terus menggali informasi dari masyarakat yang sekaligus mendata mana saja daerah yang rawan bencana di Lombok Utara.
”Disamping banjir dan longsor, ancaman bencana lainnya berupa kekeringan yang setiap tahun dialami KLU sehingga terjadi rawan pangan. Demikian juga dengan gunung Rinjani sebagai gunung berapi yang masih aktif dapat saja meletus sewaktu-waktu”, ungkapnya.
Dia mengaku, pihaknya telah berupaya melakukan antisipasi dengan turun ke desa-desa untuk mensosialisasikan langkah dan strategi penanggulangan bencana. “Dan kami sudah merencanakan bersama antar dinas dan lembaga terkait dalam rangka strategi penanggulangan bencana”, jelas Iwan.
Sementara Sekarnawadi, S.Pd dari Yayasan Koslata mengatakan, yang dilakukan yayasan ini yaitu memetakan beberapa titik rawan bencana di KLU yang perlu ditindaklanjuti pemerintah. “Koslata sudah melakukan pemetaan pada 10 titik rawan bencana di KLU, sementara di beberapa tempat lainnya akan ditindak lanjuti oleh BPBD”, katanya.(ari)
Daerah dari barat ke timur, mulai pesisir Desa Malaka di Kecamatan Pamenang, tetangga obyek wisata Senggigi di Lombok Barat, Desa Medana di Kecamatan Tanjung, Desa Gondang di Kecamatan Gangga, Desa Selengen di Kecamatan Kayangan, dan Desa Mumbul Sari di Kecamatan Bayan, rawan longsor, banjir, serta air pasang.
“Persoalan ini tentu menjadi tanggungjawab bersama, bagaimana mengantisipasinya”, kata Iwan sekertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KLU dalam dialog intraktif di Radio Komunitas Primadona FM Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan, 20/8/11 bekerjasama dengan Yayasan Koslata NTB.
BPBD menurut Iwan, merupakan lembaga baru dipemerintahan KLU, sehingga perlu banyak belajar dan terus menggali informasi dari masyarakat yang sekaligus mendata mana saja daerah yang rawan bencana di Lombok Utara.
”Disamping banjir dan longsor, ancaman bencana lainnya berupa kekeringan yang setiap tahun dialami KLU sehingga terjadi rawan pangan. Demikian juga dengan gunung Rinjani sebagai gunung berapi yang masih aktif dapat saja meletus sewaktu-waktu”, ungkapnya.
Dia mengaku, pihaknya telah berupaya melakukan antisipasi dengan turun ke desa-desa untuk mensosialisasikan langkah dan strategi penanggulangan bencana. “Dan kami sudah merencanakan bersama antar dinas dan lembaga terkait dalam rangka strategi penanggulangan bencana”, jelas Iwan.
Sementara Sekarnawadi, S.Pd dari Yayasan Koslata mengatakan, yang dilakukan yayasan ini yaitu memetakan beberapa titik rawan bencana di KLU yang perlu ditindaklanjuti pemerintah. “Koslata sudah melakukan pemetaan pada 10 titik rawan bencana di KLU, sementara di beberapa tempat lainnya akan ditindak lanjuti oleh BPBD”, katanya.(ari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar