Lombok Utara - Oknum ketua Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) Gading Datu yang sekaligus Ketua Kelompok petani di Dusun Teres Genit Desa Bayan Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara memperjual belikan bibit bantuan dari dinas Pertanian Kabapeten Lombok Utara berupa bibit padi dan jagung ke para nggota kelompok yang berjumlah sekitar 90 orang atau 3 kelompok, dimana bantuan tersebut seharusnya diberikan cuma-cuma atau gratis kesemua anggota kelompok.
Untuk bibit padi oknum ketua P3A dijual ke anggota kelompok Rp 30 ribu per sak (isi 5 kilo gram-red), sedangkan untuk bibit jagung dijual Rp 150 ribu per sak (isi 5 kilo gram-red).” Kita diminta bayar oleh ketua kelompok dengan alasan untuk uang transportasi,”ungkap Sukarna salah satu anggota kelopok tani P3A Dading Datu, Dusun Terse Genit, pada Suara Komunitas Kamis (25/8) kemarin.
.“Kita akan pertanyakan pada dinas Pertanian Kabupaten Lombok Utara terkait penarikan uang, “ungkapnya dengan nada tinggi seraya mengatakan bibit padi dan jagung untuk anggota kelompok itu dianggkut menggunakan mobil dinas, bukan angkutan kota (angkot) sehingga menimbulkan kecurigaan dari semua anggota kelompok.
Kepala KCD Pertanian Kecamatan Bayan, Munayip, SP dikonfirmasi terkait hal ini mengaku tidak mengetahui persoalan itu, namun pihaknya berjanji akan menelusurinya dan akan menayakan langsung ke ketua kelompok termasuk PPL. “Tidak ada aturan bibit bantuan dari pemrintah diperjual belikan, kecuali kalu bibit itu diturunkan ke kantor desa, itu pun harus di musyawarahkan dengan semua anggota kelompok katanya.
Terkait dengan bibit jagung yang diperjual belikan, pihaknya mengaku untuk bibit jagung belum ada bantuan dari dinas, sehingga pihaknya belum tahu persis bibit jangung dari mana yang diperjual belikan oleh oknum ketua kelompok yang sekaligus sebagai ketua P3A.
Sementara, Kepala Bidang Pertanian, Dinas Kelautan Pertanian Perkebunan dan Kehutan (DKPPK), KLU, Hadari dihubungi melalui saluran telpon tidak diangkat, dikonfirmasi meluai pesat singkat (sms) pun tidak dibalas. Sedangkan hingga berita ini diturunkan, oknum ketua P3A itu belum dapat dihubungi.(adam)
Untuk bibit padi oknum ketua P3A dijual ke anggota kelompok Rp 30 ribu per sak (isi 5 kilo gram-red), sedangkan untuk bibit jagung dijual Rp 150 ribu per sak (isi 5 kilo gram-red).” Kita diminta bayar oleh ketua kelompok dengan alasan untuk uang transportasi,”ungkap Sukarna salah satu anggota kelopok tani P3A Dading Datu, Dusun Terse Genit, pada Suara Komunitas Kamis (25/8) kemarin.
.“Kita akan pertanyakan pada dinas Pertanian Kabupaten Lombok Utara terkait penarikan uang, “ungkapnya dengan nada tinggi seraya mengatakan bibit padi dan jagung untuk anggota kelompok itu dianggkut menggunakan mobil dinas, bukan angkutan kota (angkot) sehingga menimbulkan kecurigaan dari semua anggota kelompok.
Kepala KCD Pertanian Kecamatan Bayan, Munayip, SP dikonfirmasi terkait hal ini mengaku tidak mengetahui persoalan itu, namun pihaknya berjanji akan menelusurinya dan akan menayakan langsung ke ketua kelompok termasuk PPL. “Tidak ada aturan bibit bantuan dari pemrintah diperjual belikan, kecuali kalu bibit itu diturunkan ke kantor desa, itu pun harus di musyawarahkan dengan semua anggota kelompok katanya.
Terkait dengan bibit jagung yang diperjual belikan, pihaknya mengaku untuk bibit jagung belum ada bantuan dari dinas, sehingga pihaknya belum tahu persis bibit jangung dari mana yang diperjual belikan oleh oknum ketua kelompok yang sekaligus sebagai ketua P3A.
Sementara, Kepala Bidang Pertanian, Dinas Kelautan Pertanian Perkebunan dan Kehutan (DKPPK), KLU, Hadari dihubungi melalui saluran telpon tidak diangkat, dikonfirmasi meluai pesat singkat (sms) pun tidak dibalas. Sedangkan hingga berita ini diturunkan, oknum ketua P3A itu belum dapat dihubungi.(adam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar