Minggu, 21 Agustus 2011

Nazaruddin Disebut - sebut Tangani Proyek RS Pendidikan Unram

Mataram - Muhammad Nazaruddin, bendahara umum Partai Demokrat seolah menjadi gurita dimana –mana. Sejumlah proyek kakap yang ditanganinya, kini tengah ditelusuri Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Salah satu proyek kakap yang diduga Nazaruddin ambil bagian adalah pembangunan Rumah Skit Pendidikan Universitas Mataram (Unram).

Seperti diketahui, saat posisinya sebagai Bendahara Umum Partai Demkorat, Nazaruddin diduga berafiliasi degan 155 perusahaan. Data di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nazaruddin menggarap proyek di sejumlah Kementerian. Jumlahnya mencapai 20 lebih proyek dan tengah ditelisik KPK karena diduga ada kerugian negaranya. Proyek paling besar yang dijadikan “benalu” adalah Wisma Atlet di Jakabaring, Palembang dan Hambalang Bogor Jawa Barat, milik Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Sementara informasi yang dihimpun Suara NTB, diantaranya 155 proyek itu, diduga salah satunya RS Pendidikan Universitas Mataram. Proyek itu ditender dan dikerjaan oleh tiga perusahaan, diantaranya, perusahaan berinsial PT.PP, PT. HK dan PT. DGI. Sementara rekanan pendaftar saat itu mencapai seratusan. Khusus PT DGI, terlibat pada pada pembangunan mega proyek tersebut pada tahap kedua dengan nilai kontrak Rp 63 miliar tahun 2010. Sehingga untuk dua tahap proyek, nilainya alokasi anggaran Rp 106 miliar.

Namun belum jelas, keterkaitan langsung proyek ini dengan Nazaruddin. Namun performa Nazaruddin memancing banyak pihak, dengan harapan kebagian proyek. Sebagaimana dilakukan Mindo Rosliana Manulang, berusaha melobi proyek di Universitas Mataram dan Universitas Sumatera Utara (USU) atas permintaan pimpinannya di PT Anak Negeri. Pendekatan Rosa, sapaan wanita ini, tidak langsung ke Nazaruddin, melainkan diduga melalui anggota DPR RI Anggelina Sondakh.

Dalam percakapan antara Rosa dan Angie via BlackBerry messenger, sebagaimana dikutip majalah Tempo edisi 1- 7 Agustus 2011, Rosa yang tidak kebagian di proyek Unram karena sudah ditangani langsung Nazaruddin, memesan proyek lain, yakni USU. “Yang Unram geser ke USU. Lunas di depan kalau buat USU,” demikian percakapan itu.

Tapi soal mengguritanya Nazaruddin, tergambar pada berbagai pemberitaan media nasional, diperkuat dengan informasi dari KPK yang akan mengkaji kerugian negara dalam semua mega proyek itu.

Terkait Nazaruddin yang ambil bagian para proyek ini, pihak Universitas Mataram enggan memberi keterangan. Saat dihubungi Suara NTB di ruangannya Jumat (19/8) kemarin,Rektor Unram, Prof. Dr. Sunarpi tidak berkenan ditemui dengan alasan sedang sibuk.

Seorang ajudan Rektor Unram pun sempat “menginterogasi” wartawan untuk menanyakan kepentingan menemui pimpinannya. Kesimpulannya Sunarpi enggan ditemui. Namun melalui pesan singkat, Rektor membantah pemberitaan tersebut, termasuk desas desus di media nasional selama ini. Pengakuannya, sama sekali tidak mengenal Nazaruddin. “Saya tidak mengenal Nazaruddin, tidak pernah berkomunikasi apalagi bertemu dengannya. Dan baru tahu nama Nazaruddin setelah melalui media. Sehingga saya benar – benar tidak mengerti bagaimana cara proyek RSP Unram terkait dengan Nazaruddin,” beber Sunarpi melalui pesan singkat.

Sebaliknya, Rektor menyarankan untuk menanyakan langsung kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Unram tahun 2010. Dia menilai, PPK yang paling paham mulai dari proses lelang sampai pelaksanaan proyek tersebut. “Kalau memang ada (kaitan dengan Nazaruddin, red) dia (PPK, red) pasti tahu. Tapi sejauh yang saya tahu, tidak ada kaitannya, terimakasih,” tegas Rektor.

Sejak dibangun, proyek RSP Unram memang sempat aman dari persoalan, meskipun sebelumnya sempat diributkan soal pelaksanaan tender yang diributkan sebagian pihak. Kejaksaan pun sempat mencatat itu, namun tidak sampai pada tahap penyelidikan karena belum ditemukan indikasi kerugian negara, hingga pelaksanaannya.

Kendati demikian, menurut Kasi Penkum dan Humas Kejati NTB, Sugiyanta, SH, bisa saja RSP Unram ditelisik jika ada temuan baru yang mengarah pada kerugian negara, apalagi ada kaitannya dengan Nazaruddin, buron Interpol yang berhasil ditangkap di Kolombia beberapa waktu lalu. “Tapi nanti, kami akan coba koordinasi kan dahulu dengan pihak Unram, sejauh mana kaitan antara proyek ini dengan Nazaruddin,” kata Sugiyanta, sekaligus menegaskan, bahwa proyek Unram belum ditemukan indikasi apa – apa. Namun tahap awal, akan dilakukan klarifikasi.

Diakui Sugiyanta, sebelumnya mega proyek RSP Unram sempat masuk dalam bahan kajian, namun dia sendiri mengaku lupa materi kajian tersebut, karena telah menjadi arsip di pihaknya. “Tapi nanti kami cek dulu,” pungkasnya. (nas/ars)



“Saya tidak mengenal Nazaruddin, tidak pernah berkomunikasi apalagi bertemu dengannya. Dan baru tahu nama Nazaruddin setelah melalui media. Sehingga saya benar – benar tidak mengerti bagaimana cara proyek RSP Unram terkait dengan Nazaruddin,”Sumber: Suarantb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar