Salah satu pantai yang setiap sore selalu ramai dikunjungi warga adalah pantai Labuhan Carik Desa Anyar Kecamatan Bayan-Lombok Utara. Karena selain pantai ini memiliki sejarah yang unik, juga keindahan pantainya yang menawan.
Ditempat rekreasi para warga ini, sekarang sedang dibangun pelabuhan. “Jadi selain melihat keindahan pantainya, juga sekaligus melihat kapal kongkang yang lagi melanjutkan pembangunan pelabuhan”, kata Udian salah seorang pengunjung dari Kabupaten Lombok Timur.
Tidak sedikit diantara para pengunjung memamfaatkan sambil memancing ikan dipinggir pantai atau sekedar jalan-jalan bersama anak-anak mereka. “Ia selain jalan-jalan kita juga mamfaatkan dengan memancing siapa tahu ada rizki, sambil menanti waktu berbuka”, jelas Udian.
Kendati di lokasi pembangunan pelabuhan dan pantai ini berdebu dan teriknya panas matahari sore, namun tak mengurangi semangat para pengunjung untuk jalan-jalan. Maklum di lokasi pembangunan pelabuhan sudah tidak ditemukan lagi pohon kayu yang berdiri sabagai tempat pengunjung berteduh.
Suasana yang sangat berbeda akan ditemukan bila berkunjung lima bulan lalu, sebelum warga Carik direlokasi, dimana saat itu pantainya cukup sejuk, karena puluhan kayu besar beridiri tegak disekeliling pantai. “Sekarang suasana pantainya dengan dibangunnya pelabuhan ini cukup panas, karena tidak ada tempat berteduh”, kata Rimot salah seorang pengunjung yang berasal dari desa Sukadana.
Di lokasi pelabuhan, tampak masih berdiri sebuah rumah milik salah seorang warga yang tidak mau direlokasi, karena dinilai harga lokasi yang tidak sesuai. “Memang, beberapa bulan lalu, ada informasi akan digusur paksa. Namun jika itu yang dilakukan pemerintah yaitu penggusuran secara paksa, itu artinya tidak menghormati hak warga kecil”, ungkap salah seorang tokoh yang enggan dipublikasikan namanya.
Itulah suasana pantai Labuhan Carik setiap sore, yang bukan saja ramai ketika bulan ramadhan, tapi juga diluar ramdahanpun selalu ramai pengunjung.(Ari)
Ditempat rekreasi para warga ini, sekarang sedang dibangun pelabuhan. “Jadi selain melihat keindahan pantainya, juga sekaligus melihat kapal kongkang yang lagi melanjutkan pembangunan pelabuhan”, kata Udian salah seorang pengunjung dari Kabupaten Lombok Timur.
Tidak sedikit diantara para pengunjung memamfaatkan sambil memancing ikan dipinggir pantai atau sekedar jalan-jalan bersama anak-anak mereka. “Ia selain jalan-jalan kita juga mamfaatkan dengan memancing siapa tahu ada rizki, sambil menanti waktu berbuka”, jelas Udian.
Kendati di lokasi pembangunan pelabuhan dan pantai ini berdebu dan teriknya panas matahari sore, namun tak mengurangi semangat para pengunjung untuk jalan-jalan. Maklum di lokasi pembangunan pelabuhan sudah tidak ditemukan lagi pohon kayu yang berdiri sabagai tempat pengunjung berteduh.
Suasana yang sangat berbeda akan ditemukan bila berkunjung lima bulan lalu, sebelum warga Carik direlokasi, dimana saat itu pantainya cukup sejuk, karena puluhan kayu besar beridiri tegak disekeliling pantai. “Sekarang suasana pantainya dengan dibangunnya pelabuhan ini cukup panas, karena tidak ada tempat berteduh”, kata Rimot salah seorang pengunjung yang berasal dari desa Sukadana.
Di lokasi pelabuhan, tampak masih berdiri sebuah rumah milik salah seorang warga yang tidak mau direlokasi, karena dinilai harga lokasi yang tidak sesuai. “Memang, beberapa bulan lalu, ada informasi akan digusur paksa. Namun jika itu yang dilakukan pemerintah yaitu penggusuran secara paksa, itu artinya tidak menghormati hak warga kecil”, ungkap salah seorang tokoh yang enggan dipublikasikan namanya.
Itulah suasana pantai Labuhan Carik setiap sore, yang bukan saja ramai ketika bulan ramadhan, tapi juga diluar ramdahanpun selalu ramai pengunjung.(Ari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar