MAKNA TAQWA BAGI ORANG-ORANG YANG BERIMAN
Oleh : H. Muhammad Shafwan Ali, M.HI
Maha Suci Allah, yang telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
Maha Kuasa Allah, yang telah menciptakan alam semesta sebagai tempat hidup bagi ummat manusia dan tempat untuk berkarya mencari ridha-Nya.
Maha Kasih Allah, yang tidak pernah berhenti mencurahkan rahmat dan karunia-Nya - sekaligus membimbing manusia dalam memanfaatkannya.
Maha Adil dan bijaksana Allah dalam meratakan rizki dan hidayah-Nya. Hanya saja, manusia tidak pernah puas dan enggan mensyukuri nikmat rizki-Nya, serta selalu menghindar dari hidayah-Mu.
Maha Basar Allah, yang telah menetapkan bulan Ramadhan sebagai bulan bagi kaum yang beriman melakukan puasa, menahan diri untuk melebur dosa demi untuk mencapai puncak derajat keimanan – yaitu taqwa.
Dengan keagungan-Mu Engkau terima segala ampunan yang dimohon oleh pelaku puasa - seraya Engkau taburkan butiran pahala baginya. Sungguh beruntung orang-orang yang ihlas menegakkan ketetapan-Mu - dan merugi bagi mereka yang hanya melakukannya setengah hati, kurang ihlas, yaitu mereka yang berpuasa tetapi amalannya condong pada cinta dunia. Mereka lebih megutamakan kebiasaan mereka dari pada tuntunan syari’ah-Mu.
ALLAHU-AKBAR .... daripada-Nya kita datang di dunia ini dan kehadirat-Nya kita akan berpulang kelak. Marilah kita agungkan Dia melalui asma-Nya, kita syukuri segala nikmat karunia-Nya, kita panjatkan puja dan puji kehadirat-Nya, seraya kita kukuhkan hati dan pikiran untuk memohon ampunan dan ridha-Nya.
Jama’ah Ied. Rahimakumullah
Hari ini bilangan bulan Syawwal mulai menapaki harinya menjumpai kita dalam suasana fitrah, setelah ijtima' akhir Ramadhan kemarin berlalu meninggalkan kita dengan sejumlah kenangan, mulai dari kenangan suasana semarak sahur dan ramainya jalan-jalan di waktu pagi menyongsong matahari terbit, kenangan suasana gembira ketika berhadapan dengan sajian buka puasa, kenangan meramaikan masjid dengan shalat taraweh dan tadarus al-Quran, kenangan mengunjungi pasar senggol dan menyemarakkan malam tumbilotohe, sampai pada kenangan ketika hati kita bimbang menentukan shalat ied hari ini atau besok. Itu semua telah kita alami bersama Ramadhan, walau sebenarnya masih banyak yang tidak sesuai dengan kehendak Ramadhan tersebut. Ramadhan menghendaki sahur dan buka puasa kita secukupnya, namun kita lakukan dengan penuh keserakahan karena takut akan kelaparan. Ramadhan menghendaki kita untuk membakar kecintaan terhadap dunia, namun yang kita lakukan malah lebih mencintai dunia.
Ramadhan menghendaki persatuan dan persaudaraan antar sesama ummat manusia menjadi kuat, kokoh dan serempak, namun yang terjadi malah perbedaan yang menyolok karena adanya paham yang harus dipertahankan. Ramadhan menghendaki iman kita utuh bahkan bertambah, namun pada kenyataannya justru malah kebanyakan orang diantara kita, imannya menjadi acak dan berkurang. Hal ini terbukti dengan adanya perlakuan kita yang lebih condong untuk menjadikan Ramadhan sebagai suatu model atau budaya, padahal Ramadhan itu ibadah yang tidak boleh terlepas dari perlakuan sebagaimana yang telah dituntunkan oleh Rasulullah Saw.
Jema’ah Ied Rahimakumullah
Kumpulan segala kenangan yang telah kita lalui bersama bulan Ramadhan ini haruslah kita jadikan sebagai bahan untuk mengoreksi diri kita terhadap semua perlakuan ibadah yang kita lakukan selama ini.
Sungguh Allah tidak memuji lezatnya atau melihat banyaknya makan sahurmu, Allah tidak menghendaki
keserakahanmu diwaktu berbuka, Allah tidak menilai amalanmu yang sia-sia, Allah tidak rela bila bulan Ramadhan- Nya dikotori oleh perbuatan maksiatmu. Sungguh Allah tidak menerima rekayasa akal pikiranmu tentang kebutuhan akan dunia, Allah tidak meridhai budayamu yang merusak amalan ibadahmu kepada-Nya. Sungguh Allah tidak akan mendatangkan manfaat puasa bagi orang yang lalai
menjalankannya.
Sidang Jema'ah Ied. Rahimakumullah
Sesungguhnya Allah Swt. menilai puasamu hanya dengan imanmu, yaitu keyakinanmu akan keberadaan-Nya dan kepatuhanmu terhadap ibadah yang Dia syari’atkan melalui Rasul-Nya Muhammad Saw. Oleh karena itu Dia memanggilmu dengan sapaan yang penuh kasih sayang “Wahai orang-orang yang beriman”, kepada kaum yang melakukan ibadah puasa di bulan Ramadhan, dengan satu tujuan untuk menjadi orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang mampu melakukan perbuatan-perbuatan baik sesuai aturan-Nya sekaligus mampu memerangi kemungkaran terhadap diri dan lingkungannya.
ALLAHU AKBAR 3 x
Sidang Jema'ah Ied. Rahimakumullah
Apapun yang terbetik di hati kita, yang ada dalam benak pikiran kita saat ini, tetap kita harus memiliki satu pengakuan bahwa hari ini adalah hari kemenangan bagi orang-orang yan diliputi rasa menang karena dengan susah payah telah berjuang melawan hawa nafsu, sekaligus sebagai hari perenungan untuk mengakui kesalahan dan tobat serta memohon ampunan-Nya karena telah kalah oleh godaan dunia dan hawa nafsu.
Hari ini adalah hari dimana Ramadhan menyatakan dirinya pergi meninggalkan kita semua dan pasti akan kembali untuk datang mengajak kita beribadah yang sepuas-puasnya dalam mencapai keridhaan Allah di dalam menapaki kehidupan dunia ini. Sungguh ia pergi dan pasti akan datang lagi namun kita semua tidak tau pasti apakah kedatangnya akan berjumpa dengan kita. Mungkin masih berbekas dalam hati dan ingatan kita, ketika orang-orang yang kita cintai, yang kita kasihi masih berada disekeliling kita. Saat ini, mereka tidak lagi bersama kita. Sungguh kekesalan hati seolah tak berujung, penyesalan terasa tak ada gunanya.
Hari ini adalah hari dimana masjid-masjid mulai sepi dari suara azan lima waktu, sepi pengunjung yang datang berjama’ah, sepi dari suara lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an, sepi dari keliaran anak-anak yang belajar shalat dan puasa, sepi dari kunjungan ibu-ibu yang mengaji tadarrus, sepi dari orangorang yang ihlas mengisi celengan dana pemeliharaan masjid.
Hari ini adalah hari dimana iblis-iblis memasang spanduk selamat datang kepada kita, mengajak kita untuk bergabung bersamanya dalam merekayasa kehidupan dunia ini dengan kemaksiatan, keserakahan, kebohongan, penipuan, pemalsuan, penindasan, penyalah-gunaan wewenang dan perlakuan sewenang-wenang terhadap kaum yang lemah.
Hari ini adalah hari dimana kita mengukur nilai keimanan kita kepada Allah beserta ketundukan kita untuk melakukan segala syari’at-Nya, meneguhkan keyakinan kita untuk menyata-laksanakan nilai taqwa yang telah menjadi kewajiban kita sebagai makhluk yang hanya menumpang di bumi Allah ini.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Dengan memperhatikan kenyataan sebagaimana tersebut, marilah kita mempertanyakan kembali akan keberadaan diri kita, terhadap nilai dan makna puasa yang baru saja laksanakan. Sudahkan kita menghitung berapa kali kita mencuri ?, berapa kali kita berbohong ?, berapa kali kita menipu ?. berapa banyak kita mengkonsumsi makanan yang haram bukan hak kita ?. Sudahkah kita menghitung berapa kali kita menghardik orang tua kita ?, berapa kali menyakiti hati orang lain ?, berapa kali kita menggunjing, mengumpat dan menghina ? Tahukah kita bahwa semua itu adalah sama dengan memakan daging saudaranya yang mati ?
Sudahkah kita menghitung-hitung berapa lama kita telah meninggalkan kewajiban shalat, berapa banyak hari puasa kita yang rusak dan yang sengaja kita ditinggalkan ?. Sudah berapa banyak jumlah zakat yang kita keluarkan ?, sudah berapa tahun kita menunda untuk pergi ibadah haji padahal kita memiliki kemampuan untuk itu ?. sudahkah kita menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi kita yang telah menyatakan diri orang Islam ?.
Sungguh masih banyak lagi yang seharusnya kita pertanyakan pada diri kita, dan ternyata betapa banyaknya dosa-dosa yang telah menutupi jasad ini, sehingga diri kita hanya sepantasnya di siksa di dalam kubur dan di bakar dineraka.
Wahai ummat yang saat ini hadir mendengar khutbah saat ini, sungguh telah banyak dosa yang kita pelihara, sungguh banyak kesalahan yang telah kita banggakan, dan sungguh masih banyak lagi dosa dan kesalahan yang mungkin telah kita rencanakan dan menanti seluruh indra kita untuk melakukannya.
Marilah kita terus bertanya dan senantiasa mengingat kesalahan dan dosa, karena dengan demikian berarti kita mendekatkan diri pada tobat - dan tobat sungguh mendekatkan kita pada kasih sayang Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Pengasih, sehingga betapapun banyaknya kesalahan kita, sungguh masih lebih banyak kasih sayang-Nya, dan betapapun besarnya dosa kita, sungguh masih lebih besar ampunan-Nya, selama kita mau menyadari arti kehidupan ini - dan mau merubah cara hidup kita sesuai dengan tuntunan-Nya.
Sungguh masih ada amalan Rasulullah yang patut dijadikan amalan dalam memelihara taqwa kita dari pengaruh iblis yang terkutuk. Kalau saja puasa kita rasakan dapat mencegah kita berbuat maksiat, maka maukah kita berpuasa di luar bulan Ramadhan, sebagai benteng pertahanan dari pengaruh godaan syetan ?.
Kaum Muslimin Jama’ah Ied Rahimakumullah
Semoga kita semua Allah jadikan sebagai orang-orang yang senantiasa memelihara diri dengan mengingat akan segala dosa dan kesalahan kita, dan semoga Allah memberkahi niat kita untuk menjadi orang-orang yang senantiasa bertobat atas dosa dan kesalahan tersebut, Amin yaa Rabbal 'alamin.
Akhirnya, marilah kita berdo’a - bermunajad kepada- Nya. Dia Allah yang telah menciptakan kita semua, Dia Allah tempat kita memohon ampunan, dan Dilah Allah tempat kita akan kembali nanti.
Yaa Allah, bukalah pintu tobat bagi kami agar kami senantiasa memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan kami, jika seandainya pantas bagi kami maka panjangkanlah usia kami, hingga kami dapat bertemu dengan bulan Ramadhan-Mu yang penuh rahmat, berkah dan ampunan-Mu.
Yaa Allah, sucikanlah hati untuk melepas kepergian bulan suci, walau sungguh banyak amalan kami yang masih kotor, bahkan menjijikkan - izinkanlah kami menyambut datangnya bulan kemenangan, walau kami sebenarnya tak pastas bersamanya karena kegagalan yang kami sengajakan untuk meraihnya.
Ya Allah Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang.Sertakan kami bersama orang-orang yang berbuat baik, dan masukkanlah kami kedalam golongan orang-orang yang "mukhlishina lahuddin", yaitu orang-orang yang senantiasa mengikhlaskan ketaatan hanya kepada-Mu. Jadikanlah kami semua orang-orang yang bertaqwa.
ALLAHU-AKBAR .... daripada-Nya kita datang di dunia ini dan kehadirat-Nya kita akan berpulang kelak. Marilah kita agungkan Dia melalui asma-Nya, kita syukuri segala nikmat karunia-Nya, kita panjatkan puja dan puji kehadirat-Nya, seraya kita kukuhkan hati dan pikiran untuk memohon ampunan dan ridha-Nya.
Jama’ah Ied. Rahimakumullah
Hari ini bilangan bulan Syawwal mulai menapaki harinya menjumpai kita dalam suasana fitrah, setelah ijtima' akhir Ramadhan kemarin berlalu meninggalkan kita dengan sejumlah kenangan, mulai dari kenangan suasana semarak sahur dan ramainya jalan-jalan di waktu pagi menyongsong matahari terbit, kenangan suasana gembira ketika berhadapan dengan sajian buka puasa, kenangan meramaikan masjid dengan shalat taraweh dan tadarus al-Quran, kenangan mengunjungi pasar senggol dan menyemarakkan malam tumbilotohe, sampai pada kenangan ketika hati kita bimbang menentukan shalat ied hari ini atau besok. Itu semua telah kita alami bersama Ramadhan, walau sebenarnya masih banyak yang tidak sesuai dengan kehendak Ramadhan tersebut. Ramadhan menghendaki sahur dan buka puasa kita secukupnya, namun kita lakukan dengan penuh keserakahan karena takut akan kelaparan. Ramadhan menghendaki kita untuk membakar kecintaan terhadap dunia, namun yang kita lakukan malah lebih mencintai dunia.
Ramadhan menghendaki persatuan dan persaudaraan antar sesama ummat manusia menjadi kuat, kokoh dan serempak, namun yang terjadi malah perbedaan yang menyolok karena adanya paham yang harus dipertahankan. Ramadhan menghendaki iman kita utuh bahkan bertambah, namun pada kenyataannya justru malah kebanyakan orang diantara kita, imannya menjadi acak dan berkurang. Hal ini terbukti dengan adanya perlakuan kita yang lebih condong untuk menjadikan Ramadhan sebagai suatu model atau budaya, padahal Ramadhan itu ibadah yang tidak boleh terlepas dari perlakuan sebagaimana yang telah dituntunkan oleh Rasulullah Saw.
Jema’ah Ied Rahimakumullah
Kumpulan segala kenangan yang telah kita lalui bersama bulan Ramadhan ini haruslah kita jadikan sebagai bahan untuk mengoreksi diri kita terhadap semua perlakuan ibadah yang kita lakukan selama ini.
Sungguh Allah tidak memuji lezatnya atau melihat banyaknya makan sahurmu, Allah tidak menghendaki
keserakahanmu diwaktu berbuka, Allah tidak menilai amalanmu yang sia-sia, Allah tidak rela bila bulan Ramadhan- Nya dikotori oleh perbuatan maksiatmu. Sungguh Allah tidak menerima rekayasa akal pikiranmu tentang kebutuhan akan dunia, Allah tidak meridhai budayamu yang merusak amalan ibadahmu kepada-Nya. Sungguh Allah tidak akan mendatangkan manfaat puasa bagi orang yang lalai
menjalankannya.
Sidang Jema'ah Ied. Rahimakumullah
Sesungguhnya Allah Swt. menilai puasamu hanya dengan imanmu, yaitu keyakinanmu akan keberadaan-Nya dan kepatuhanmu terhadap ibadah yang Dia syari’atkan melalui Rasul-Nya Muhammad Saw. Oleh karena itu Dia memanggilmu dengan sapaan yang penuh kasih sayang “Wahai orang-orang yang beriman”, kepada kaum yang melakukan ibadah puasa di bulan Ramadhan, dengan satu tujuan untuk menjadi orang-orang yang bertaqwa, yaitu orang-orang yang mampu melakukan perbuatan-perbuatan baik sesuai aturan-Nya sekaligus mampu memerangi kemungkaran terhadap diri dan lingkungannya.
ALLAHU AKBAR 3 x
Sidang Jema'ah Ied. Rahimakumullah
Apapun yang terbetik di hati kita, yang ada dalam benak pikiran kita saat ini, tetap kita harus memiliki satu pengakuan bahwa hari ini adalah hari kemenangan bagi orang-orang yan diliputi rasa menang karena dengan susah payah telah berjuang melawan hawa nafsu, sekaligus sebagai hari perenungan untuk mengakui kesalahan dan tobat serta memohon ampunan-Nya karena telah kalah oleh godaan dunia dan hawa nafsu.
Hari ini adalah hari dimana Ramadhan menyatakan dirinya pergi meninggalkan kita semua dan pasti akan kembali untuk datang mengajak kita beribadah yang sepuas-puasnya dalam mencapai keridhaan Allah di dalam menapaki kehidupan dunia ini. Sungguh ia pergi dan pasti akan datang lagi namun kita semua tidak tau pasti apakah kedatangnya akan berjumpa dengan kita. Mungkin masih berbekas dalam hati dan ingatan kita, ketika orang-orang yang kita cintai, yang kita kasihi masih berada disekeliling kita. Saat ini, mereka tidak lagi bersama kita. Sungguh kekesalan hati seolah tak berujung, penyesalan terasa tak ada gunanya.
Hari ini adalah hari dimana masjid-masjid mulai sepi dari suara azan lima waktu, sepi pengunjung yang datang berjama’ah, sepi dari suara lantunan ayat-ayat suci al-Qur’an, sepi dari keliaran anak-anak yang belajar shalat dan puasa, sepi dari kunjungan ibu-ibu yang mengaji tadarrus, sepi dari orangorang yang ihlas mengisi celengan dana pemeliharaan masjid.
Hari ini adalah hari dimana iblis-iblis memasang spanduk selamat datang kepada kita, mengajak kita untuk bergabung bersamanya dalam merekayasa kehidupan dunia ini dengan kemaksiatan, keserakahan, kebohongan, penipuan, pemalsuan, penindasan, penyalah-gunaan wewenang dan perlakuan sewenang-wenang terhadap kaum yang lemah.
Hari ini adalah hari dimana kita mengukur nilai keimanan kita kepada Allah beserta ketundukan kita untuk melakukan segala syari’at-Nya, meneguhkan keyakinan kita untuk menyata-laksanakan nilai taqwa yang telah menjadi kewajiban kita sebagai makhluk yang hanya menumpang di bumi Allah ini.
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Dengan memperhatikan kenyataan sebagaimana tersebut, marilah kita mempertanyakan kembali akan keberadaan diri kita, terhadap nilai dan makna puasa yang baru saja laksanakan. Sudahkan kita menghitung berapa kali kita mencuri ?, berapa kali kita berbohong ?, berapa kali kita menipu ?. berapa banyak kita mengkonsumsi makanan yang haram bukan hak kita ?. Sudahkah kita menghitung berapa kali kita menghardik orang tua kita ?, berapa kali menyakiti hati orang lain ?, berapa kali kita menggunjing, mengumpat dan menghina ? Tahukah kita bahwa semua itu adalah sama dengan memakan daging saudaranya yang mati ?
Sudahkah kita menghitung-hitung berapa lama kita telah meninggalkan kewajiban shalat, berapa banyak hari puasa kita yang rusak dan yang sengaja kita ditinggalkan ?. Sudah berapa banyak jumlah zakat yang kita keluarkan ?, sudah berapa tahun kita menunda untuk pergi ibadah haji padahal kita memiliki kemampuan untuk itu ?. sudahkah kita menjadikan al-Qur’an sebagai pedoman hidup bagi kita yang telah menyatakan diri orang Islam ?.
Sungguh masih banyak lagi yang seharusnya kita pertanyakan pada diri kita, dan ternyata betapa banyaknya dosa-dosa yang telah menutupi jasad ini, sehingga diri kita hanya sepantasnya di siksa di dalam kubur dan di bakar dineraka.
Wahai ummat yang saat ini hadir mendengar khutbah saat ini, sungguh telah banyak dosa yang kita pelihara, sungguh banyak kesalahan yang telah kita banggakan, dan sungguh masih banyak lagi dosa dan kesalahan yang mungkin telah kita rencanakan dan menanti seluruh indra kita untuk melakukannya.
Marilah kita terus bertanya dan senantiasa mengingat kesalahan dan dosa, karena dengan demikian berarti kita mendekatkan diri pada tobat - dan tobat sungguh mendekatkan kita pada kasih sayang Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun dan Maha Pengasih, sehingga betapapun banyaknya kesalahan kita, sungguh masih lebih banyak kasih sayang-Nya, dan betapapun besarnya dosa kita, sungguh masih lebih besar ampunan-Nya, selama kita mau menyadari arti kehidupan ini - dan mau merubah cara hidup kita sesuai dengan tuntunan-Nya.
Sungguh masih ada amalan Rasulullah yang patut dijadikan amalan dalam memelihara taqwa kita dari pengaruh iblis yang terkutuk. Kalau saja puasa kita rasakan dapat mencegah kita berbuat maksiat, maka maukah kita berpuasa di luar bulan Ramadhan, sebagai benteng pertahanan dari pengaruh godaan syetan ?.
Kaum Muslimin Jama’ah Ied Rahimakumullah
Semoga kita semua Allah jadikan sebagai orang-orang yang senantiasa memelihara diri dengan mengingat akan segala dosa dan kesalahan kita, dan semoga Allah memberkahi niat kita untuk menjadi orang-orang yang senantiasa bertobat atas dosa dan kesalahan tersebut, Amin yaa Rabbal 'alamin.
Akhirnya, marilah kita berdo’a - bermunajad kepada- Nya. Dia Allah yang telah menciptakan kita semua, Dia Allah tempat kita memohon ampunan, dan Dilah Allah tempat kita akan kembali nanti.
Yaa Allah, bukalah pintu tobat bagi kami agar kami senantiasa memohon ampunan atas segala dosa dan kesalahan kami, jika seandainya pantas bagi kami maka panjangkanlah usia kami, hingga kami dapat bertemu dengan bulan Ramadhan-Mu yang penuh rahmat, berkah dan ampunan-Mu.
Yaa Allah, sucikanlah hati untuk melepas kepergian bulan suci, walau sungguh banyak amalan kami yang masih kotor, bahkan menjijikkan - izinkanlah kami menyambut datangnya bulan kemenangan, walau kami sebenarnya tak pastas bersamanya karena kegagalan yang kami sengajakan untuk meraihnya.
Ya Allah Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang.Sertakan kami bersama orang-orang yang berbuat baik, dan masukkanlah kami kedalam golongan orang-orang yang "mukhlishina lahuddin", yaitu orang-orang yang senantiasa mengikhlaskan ketaatan hanya kepada-Mu. Jadikanlah kami semua orang-orang yang bertaqwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar