Selasa, 09 Agustus 2011

Kemiskinan Masih Menjadi Tantangan di Lombok Utara

Lombok Utara - Kemiskinan dan kesehatan anak masih menjadi sebuah tantangan pembangunan di Kabupaten Lombok Utara. Hal ini terlihat dengan jumlah angka kemiskinan yang masih cukup tinggi hingga mencapai 43,14 persen. Demikian juga dengan kesehatan anak yang kurang gizi dan gizi buruk yang belakangan terus menjadi sorotan pemerintah dan masyarakat di KLU.

Hal tersebut dikemukakan ketua tim V safari Ramadhan, Kepala Badan Pembangunan Masyarakat Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMD PPLKB) KLU, Drs. H. Jayadi N, didepan puluhan jama’ah masjid Ikhtiarul Muslimin Dusun Lokok Aur Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan seusai sholat tarawih (8/8/11).

Menurut Jayadi, pemerintah KLU dengan Pemerintah provinsi NTB sudah menandatangi MOU untuk menurunkan angka kemiskinan di KLU dua persen pertahun. Karenanya pemerintah saat ini sudah mulai menggelontorkan berbagai program, seperti membantu permodalan bagi pedagang kecil dengan total anggaran satu miliar rupiah.

Sementara untuk mengatasi anak kurang gizi dan gizi buruk, pemerintah terus berupaya dengan memberikan makanan tambahan seperti telur. “Kita butuh telur tidak kurang dari 300 ribu butir untuk mengatasi persoalan anak kurang gizi dan gizi buruk”, katanya.

Kekurangan gizi terjadi bukan saja disebabkan kurangnya asupan makanan, tapi juga disebabkan pola asuh yang kurang tepat, karena kadang-kadang orang tua si anak pergi menjadi TKI atau TKW, sehingga anak mereka diasuh oleh nenek atau keluarga lainnya. Akibatnya terjadi pola asuh yang salah. “Banyak anak-anak kita disaat mereka membutuhkan asupan gizi yang cukup mereka ditinggalkan oleh orang tuanya untuk menjadi TKI atau TKW”, jelasnya.

Dikatakan, untuk mengatasi semua persoalan ini dibutuhkan kerjasama antar pemerintah dengan masyarakat, karena hal ini bukan saja menjadi tugas dari pemerintah, tapi juga menjadi tanggungjawab kita bersama.

Kendati demikian, kita tidak bisa pungkiri, bahwa disamping KLU masih mengalami beberapa persoalan, namun disisi lain juga banyak mengalami kemajuan, seperti pada pembangunan infrastruktur jalan, air bersih dan listrik. “Untuk jalan provinsi kita sudah dapat membangun sepanjang 103 km. Demikian juga dengan infrstruktur jalan kabupaten terus mengalami peningkatan”, katanya.

Demikian juga dengan pembangunan yang didanai Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) terutama ditingkat desa terus mengalami kemajuan, termasuk pembangunan di bidang kesehatan dan pendidikan.

Sementara camat Bayan, Pahri, Spd dalam kesempatan tersebut mengatakan, bahwa salah satu tujuan dari safari ramdhan adalah untuk menjalin hubungan silaturrahmi antar masyarakat dengan pemerintah. “Ini sebagai ajang silaturrahmi, yang sekaligus sebagai sarana untuk menggali aspirasi dari masyarakat”, jelasnya.

Sedangkan KH. Abdul Karim pada ceramahnya menjelaskan beberapa hal yang perlu dilakukan oleh umat Islam dibulan suci Ramadhan ini yaitu, memperbanyak shadaqah, qiyamullail, tadarusan Al-Qur’an, I’tikaf, dan melaksanakan umrah bila memungkinkan.(Ari)

1 komentar:

  1. MARI KITA BUAT PETANI TERSENYUM KETIKA PANEN TIBA

    Petani kita sudah terlanjur memiliki mainset bahwa untuk menghasilkan produk-produk pertanian berarti harus gunakan pupuk dan pestisida kimia.
    NPK yang antara lain terdiri dari Urea, TSP dan KCL serta pestisida kimia pengendali hama sudah merupakan kebutuhan rutin para petani kita, dan sudah dilakukan sejak 1967 (masa awal orde baru) hingga sekarang.
    Produk hasil pertanian mencapai puncaknya pada tahun 1984 pada saat Indonesia mencapai swasembada beras dan kondisi ini stabil sampai dengan tahun 1990-an. Capaian produksi padi saat itu bisa 6 -- 8 ton/hektar.

    Petani kita selanjutnya secara turun temurun beranggapan bahwa yang meningkatkan produksi pertanian mereka adalah Urea, TSP dan KCL, mereka lupa bahwa tanah kita juga butuh unsur hara mikro yang pada umumnya terdapat dalam pupuk kandang atau pupuk hijau yang ada disekitar kita, sementara yang ditambahkan pada setiap awal musim tanam adalah unsur hara makro NPK saja ditambah dengan pengendali hama kimia yang sangat merusak lingkungan dan terutama tanah pertanian mereka semakin rusak, semakin keras dan menjadi tidak subur lagi. Sawah-sawah kita sejak 1990 hingga sekarang telah mengalami penurunan produksi yang sangat luar biasa dan hasil akhir yang tercatat rata-rata nasional hanya tinggal 3, 8 ton/hektar (statistik nasional 2010).

    Tawaran solusi terbaik untuk para petani Indonesia agar mereka bisa tersenyum ketika panen, maka tidak ada jalan lain, perbaiki sistem pertanian mereka, ubah cara bertani mereka, mari kita kembali kealam.

    System of Rice Intensification (SRI) yang telah dicanangkan oleh pemerintah (SBY) beberapa tahun yang lalu adalah cara bertani yang ramah lingkungan, kembali kealam, menghasilkan produk yang terbebas dari unsur-unsur kimia berbahaya, kuantitas dan kualitas, serta harga produk juga jauh lebih baik.
    SRI sampai kini masih juga belum mendapat respon positif dari para petani kita, karena pada umumnya petani kita beranggapan dan beralasan bahwa walaupun hasilnya sangat menjanjikan, tetapi sangat merepotkan petani dalam proses budidayanya.

    Selain itu petani kita sudah terbiasa dan terlanjur termanjakan oleh system olah lahan yang praktis dan serba instan dengan menggunakan pupuk dan pestisida kimia, sehingga umumnya sangat berat menerima metoda SRI ini.
    Mungkin tunggu 5 tahun lagi setelah melihat petani tetangganya berhasil menerapkan metode tersebut.

    Kami tawarkan solusi yang lebih praktis yang perlu dipertimbangkan dan sangat mungkin untuk dapat diterima oleh masyarakat petani kita untuk dicoba, yaitu:

    "BERTANI DENGAN POLA GABUNGAN SISTEM SRI DIPADUKAN DENGAN PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK AJAIB (SO/AVRON/NASA) + EFFECTIVE MICROORGANISME 16 PLUS (EM16+), DENGAN SISTEM JAJAR GOROWO",

    Cara gabungan ini hasilnya tetap PADI ORGANIK yang ramah lingkungan seperti yang dikehendaki pada pola SRI, tetapi cara pengolahan tanah sawahnya lebih praktis, dan hasilnya bisa meningkat 100% — 400% dibanding pola tanam konvensional seperti sekarang.

    Ditunggu komentarnya di omyosa@gmail.com, atau di 02137878827, 081310104072, atau bisa juga komentar langsung di http://frigiddanlemahsahwat.blogspot.com/2011/07/pertanian-pembangunan-pertanian.html

    BalasHapus