Minggu, 03 Juli 2011

Waspadai Rabies, Pemkot Gelar Sosialisasi di Udayana

MATARAM - Banyaknya anjing liar di Kota Mataram yang dinilai bepotensi menyebarkan penyakit rabies menjadi perhatian khusus Pemerintah Kota Mataram.

Terkait dengan itu Pemerintah Kota Mataram melalui Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan menggelar Sosialisasi Kewaspadaan Terhadap Penyakit Rabies di Kota Mataram, yang bertempat di Jalan Udayana bertepatan dengan kegiatancar free day, Minggu (3/7).

Menurut Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Kota Mataram, Drs. Cukup Wibowo, M.MPd, kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk upaya kewaspadaan terhadap penyakit rabies yang saat ini sudah mewabah di beberapa daerah.

“Apalagi Kota Mataram, di kelilingi oleh daerah yang mulai tertular. Seperti Bali, Flores dan Sulawesi. Mumpung NTB masih bebas mari kita tingkatkan ke waspadaan,” pintanya.

Menurutnya, moment car free day sangat tepat untuk memberikan pengetahuan masyarakat tentang bahaya dan gejala penyakit rabies atau anjing gila. Sebab, masyarakat yang datang kecar free day datang dari berbagai penjuru Kota Mataram, bahkana luar Kota Mataram.

“Sehingga dinilai sangat efektif dan masyarakat dapat melakukan tindakan-tindakan antisipasi jika menemukan gejala pada hewan peliharaan mereka, serta mewaspadai gigitan anjing,” jelasnya.

Pada kesempatan itu juga, disampaikan adanya edaran dari Pemerintah Provinsi NTB dan Kota Mataram yang melarang membawa hewan dari luar. Hewan yang dapat menularkan penyakit rabies adalah hewan yang berdarah panas. Misalnya, anjing, kucing da kera/moyet. Sementara di Indonesia berpotensi menularkan rabies kepada manusia.

Oleh karena itu dalam kegiatan sosialisasi tersebut, selain pihak Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan memberikan penjelasan secara langsung terhadap semua pengunjung di jalan Udayana, juga membagi-bagikan brosur serta memutarkan filem tentang jenis hewan, ciri, gejala dan langkah-langkah serta upaya apa yang harus dilakukan jika menemukan kasus rabies.

“Kegiatan sosialisasi ini rencananya akan dilakukan setiap hari Minggu dan dilanjutkan ke tingkat kecamatan dan kelurahan,” katanya.

Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Mataram menyebutkan, upaya lainnya yang dilakukan adalah melakukan eliminasi anjing liar yang dilakukan setiap tahun.

Untuk tahun 2011 ini baru dilakukan dua kali yakni di Kelurahan Pagesangan dan Jempong Baru yang menghasilkan 70 ekor anjing liar tereliminasi.

Dinas Pertanian menargetkan akan memusnakan sekitar 500-600 ekor anjing liar tahun 2011, sedangkan jumlah anjing liar di Kota Mataram lebih dari 2.000 ekor.

“Kegiatan eliminasi akan dilanjutkan pada delapan keluarahan. Dengan sasaran antara lain, permukiman padat hindu, pasar dan jalan umum,” bebernya.

Ditambahkanya, selain upaya kewaspadaan rabies melalui sosialisasi dan eliminasi yang dinilai cukup efektif, Dinas Pertanian juga melakukan upaya melalui kastrasi dan sterilisasi terhadap anjing liar.

“Namun upaya ini dinilai kurang efektif, karena di samping membutuhkan biaya besar, populasi anjing juga tidak bisa berkurang,” terangnya.

Ditambahkannya, jika masyarakat menemukan tanda-tanda ribies agar segera melapor ke aparat terdekat atau membawa ke salah satu Puskesmas Hewan yang ada di tiga lokasi yakni di Ampenan, Pagesanga dan Selagalas.(*/nir/humas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar