Rabu, 22 Juni 2011

“ Suling Dewa” Tarian Untuk Meminta Hujan

Lombok Utara - Tak ada yang tahu persis kapan Tarian Suling Dewa mulai ada, tetapi komunitas adat Bayan khususnya dan Kabupaten Lombok Utara umumnya meyakini Tari Suling Dewa sudah ada sejak ratusan tahun silam yang menjadi warisan leluhur zaman dulu. Konon Tari Suling Dewa di gunakan masyarakat atau komunitas adat sebagai ritual untuk meminta diturunkan hujan oleh Tuhan Yang Maha Kusa.
Musim kemarau panjang membuat tanaman menjadi layu dan mati, baik yang ada di sawah tegalan atau pun ladang. Sehingga untuk menyelamatkan semua tanaman agar bisa hidup, para tokoh adat atau sesepuh adat pun melakukan ritual Tarian Suling Dewa. Ritual ini pun tak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Perlu orang-orang tertentu yang memiliki kemapuan dan keahlian khusus. Hari, waktu dan tempat juga harus dipersiapkan termasuk menyiapkan berbagai alat atau pun piranti-piranti yang diperlukan untuk kelengkapan ritual tersebut, tak lupa sekapur sirih pun menjadi piranti yang mutlak yang harus dipersiapkan.
Dulatif Amir, salah satu pemerhati adat dan budaya Kecamatan Tanjung ditemui Suara Komunitas baru-baru ini menuturkan, Ritual Tari Suling Dewa selain untuk meminta hujan pada Tuhan yang Maha Kusa, komunitas adat pada jaman dulu juga menggunakan ritual Tari Suling Dewa dilakukan untuk mengusir burung atau bintang buas yang mengganggu tanaman diladang atau dikebun milik masyarakat. Tak hanya itu Ritual Tari Suling Dewa juga hingga saat ini masih eksis dan sering digunakan untuk mengiringi ritual-ritual adat tertentu seperti Ritual adat Ngasah Ngaponin Sesinggan (rutual adat cuci pusaka-red).
Ritual cuci pusaka sampai sekarang masih tetap dilakukan oleh komunitas adat, salah satunya komunitas adat Bayan. Ritual cuci pusaka ini bisanya dilakukan empat tahun sekali yang bertujuan agar pamor atau yoni yang ada pada pusaka itu tetap terjaga dengan baik, “ papar Dulatif yang juga salah satu Pembayun di Kecamatan Tanjung ini. (Ari)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar