Selasa, 28 Juni 2011

Mapolsek Praya Timur Dirusak Massa

Lombok Tengah - Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Praya Timur Lombok Tengah (Loteng), Minggu (26/6) malam lalu, dirusak ratusan warga Desa Marong. Aksi nekat tersebut dilakukan warga, lantaran kesal atas kinerja aparat kepolisian setempat yang dinilai lamban dalam menangani kasus-kasus kriminal yang terjadi. Terutama setelah meninggalkanya L. Sabarudin, korban pencurian dengan kekerasan (curas) awal Juni ini. Namun sampai saat ini polisi belum juga berhasil menangkap pelakunya.

Kasus curas menimpa L.Sabarudin terjadi Sabtu (4/6) malam lalu. Korban ditebas orang tak dikenal saat melintas di jalan umum Mujur-Ganti tidak jauh dari SPBU Praya Timur. Begitu korban terjatuh, sepeda motor miliknya kemudian dibawa kabur pria tak dikenal. Korban pun berhasil diselamatkan oleh warga setempat. Untuk kemudian menjalani perawatan di rumah sakit. Bersamaan dengan itu, pihak keluarga korban juga melaporkan kasus itu ke Polsek Praya Timur.

Selang beberapa hari kemudian, korban meninggal, karena luka tebas dipinggangnya tidak kunjung membaik. Mengetahui korban meninggal, sejumlah anggota keluarga korban lantas mendatangi Mapolsek Praya Timur beberapa kali. Mereka menanyakan perihal kejelasan kasus yang dialami korban. Termasuk untuk menanyakan apakah pelaku sudah berhasil ditangkap. Tapi polisi nyatanya belum bisa memberikan kepastian.

Terakhir, pada Minggu (26/6) sore lalu, beberapa anggota korban dan warga Desa Marong kembali mendatangi Mapolsek Praya Timur dengan maksud yang sama. Menanyakan kejelasan penanganan kasus curas yang dialami L. Sabarudin. Lagi-lagi warga tidak memperoleh kejelasan apapun. Karena sudah begitu sering menanyakan kejelasan tanpa memperoleh jawaban pasti, warga akhirnya marah.

Usai keluar dari Mapolsek sekitar pukul 15.00 Wita, beberapa warga lantas merusak bagian depan Mapolsek untuk melampiaskan kekesalannya. Meski sempat dihalangi anggota polisi yang tengah berjaga, akan tetapi, warga tampaknya masih belum puas. Selang beberapa jam atau sekitar pukul 20.00 Wita, ratusan warga Desa Marong kemudian berkumpul hendak menuju Mapolsek Praya Timur.www.suarantb.com

Sementara itu, setelah mendapat laporan pengerusakan Mapolsek Praya Timur, Kapolres Loteng, AKBP Budi Karyono, langsung mendatangi beberapa tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh pemuda setempat agar tetap tenang. Pada malam harinya, Kapolres langsung mengundang para tokoh masyarakat terssebut untuk bertemu di Mapolsek Praya Timur. Hadir pada waktu itu, Wabup Loteng, Drs. H.L. Normal Suzana, Camat Praya Timur dan beberapa unsure pemerintahan lainnya.

Saat pertemuan berlangsung, ratusan warga ternyat sudah bergerak menuju Mapolsek Praya Timur. Pertemuan pun dihentikan sementara untuk kembali menenangkan warga. Tetapi upaya tersebut sia-sia. Ratusan warga sudah mengepung Mapolsek. Saat negosiasi dengan warga berlangsung, dari arah belakang, sejumlah warga mulai melempari bangunan Mapolsek dengan batu dan benda keras lainnya.

Situasi menjadi tidak terkendali. Ratusan aparat kepolisian yang disiagakan, tidak mampu membendung emosi warga. Perlahan warga terus berusaha merangsek barikade aparat Kepolisian hingga mendekati Mapolsek. Situasi di sekitar Mapolsek benar-benar mencekam.

Sekitar dua jam lebih, warga dengan beringasnya melampiaskan merusak sejumlah bagian Mapolsek Praya Timur. Hingga membuat hampir semua bagian bangunan Mapolsek rusak berat. Termasuk beberapa fasilitas penunjang seperti komputer, meja kerja dan sejumlah fasilitas lainnya, tidak luput dari aksi perusakan. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya beberapa anggota polisi yang mengalami luka ringan. Akibat terkena serpihan bahan bangunan yang pecah.

Setelah puas melampiaskan kemarahan, perlahan satu demi satu warga pulang kerumahnya masing-masing. Sementara aparat kepolisian masih tetap disiagakan untuk mengantisipasi serangan balik hingga Senin (27/6) kemarin. Situasi pun kembali berhasil dikendalikan. “Untuk saat ini, pelaku belum kita tetapkan. Karena kita masih melakukan penyelidikan,” ungkap Kapolres Loteng, AKBP Budi Karyono, saat dikonfirmasi wartawan diruang kerjanya sembari menambahkan beberapa warga yang mengamuk itu tengah dalam kondisi mabuk.

Pantauan Suara NTB, hingga Senin siang kemarin situasi di sekitar Mapolsek Praya Timur sudah kembali normal. Warga sekitar pun tampaknya tetap beraktivitas seperti biasa. Tidak terpengaruh kasus pengerusakan malam harinya. Puluhan aparat kepolisian dari satun Brimob Polda NTB maupaun dari Dalmas Polres Loteng, juga tampak masih tetap disiagakan. Dibawah kendali Wakapolres Loteng, Kompol. Drs. H.L. Mahsun, M.AP. Sedangkan puluhan anggota lain disiagakan di Mapolres Loteng.

“Untuk kasus pengerusakan tersebut masih kita selidiki dan setiap jam akan terus kita evaluasi perkembangannya,” tegas Budi.

Sedangkan terkait kasus kasus curas yang dialami oleh L. Sabarudin, ia juga menegaskan akan diselidiki lagi. Ia mengungkapkan, kasus yang menimpa L. Sabarudin tersebut memang sulit untuk diungkap. Pasalnya, saksi dalam kejadian itu tidak ada. Karena kejadiannya sendiri berlangsung pada malam hari dan disaat situasi tengah sepi. Tetapi pihak kepolisian tetap berkomitmen untuk menyelesaikan kasus tersebut secepat mungkin.

Pelayanan Tetap Berjalan
Pasca perusakan Mapolsek Praya Timur, pelayanan kepada masyarakat sempat terganggu. Namun demikian, Kapolres Loteng, AKBP Budi Karyono, menegaskan pelayanan kepada masyarakat akan tetap berjalan seperti biasa. Saat ini, jelasnya pihaknya tengah berusaha mempercepat perbaikan atas bangunan Mapolsek yang sempat dirusak warga pada Minggu (26/6) malam kemarin.

Informasi yang diperoleh menyebutkan, Senin (27/6) pagi kemarin, Kapolda NTB, Brigjen. Pol. Arif Wahyunadi, datang langsung untuk mengetahui secara langsung kronologis kejadian pengerusakan Mapolsek Praya Timur tersebut. Pada kesempatan itu, Kapolda memerintahkan agar kasus pengerusakan tersebut segera diusut tuntas. Bukan hanya itu, Kapolda juga memerintahkan agar pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan. Bangunan Mapolsek yang rusak juga harus segera diperbaiki.

Khusus untuk perbaikan bangunan Mapolsek, Kapolda NTB sendiri memberikan deadline waktu selama dua hari.

Pantauan Suara NTB, puluhan anggota dibantu beberapa warga desa setempat tampak sibuk memperbaiki beberapa bagian bangunan Mapolsek yang rusak. Sejumlah bahan bangunan yang rusak juga dikumpulkan di satu lokasi. Sementara untuk menunjang pelayanan kepada masyarakat agar tetap berjalan, polisi juga membangun tenda darurat dihalaman Mapolsek lengkap dengan komputer dan fasilitas penunjang lainnya. (kir)sumber:suarantb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar