Lombok Utara - Pembangunan Balai Pusaka Sebaya Tanta yang terletak di Gubug Adat Karang Bajo Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, selain aka dijadikan sebagai tempat pertemuan, juga sebagai pusat pelatihan dan pendidikan bagi gemerasi muda.
Demikian dikemukakan Kepala Desa Karang Bajo, Kertamalip dalam pengantarnya pada peletakan batu pertama pembangunan fisik Pusaka Sebaya Tanta 7/3, yang dirangkaikan dengan penanaman pohon pelindung oleh Bupati KLU, H. Djohan Sjamsu, SH.
Menurut Kertamalip, pembangunan Pusaka (Pusat Keberdayaan Warga) Sebaya Tanta, merupakan bangunan percontohan dari pemerintah pusat ke pemerintah provinsi NTB yang bekerjasama dengan Litbang PU Bali Nusa Tenggara, yang memamfaatkan teknologi limbah batu apung.
“Dan bangunan ini akan dikelola oleh Pranata Adat Karang Bajo, yang bisa dimamfaatkan sebagai tempat pelatihan dan pendidikan bagi warga se KLU”, katanya.
Bangunan itu sendiri terdiri dari tiga buah, yaitu balai pertemuan yang berukuran 9 X 9 meter persegi, berugak saka enam dan saka empat, dan rumah inap sebaghai home stay sekaligus sekretariat pusat informasi dan komunikasi adat.
“Bangunan ini sebagai bentuk sumbangsih masyarakat Bayan yang rencananya akan dijadikan sebagai kota adat dan budaya di Lombok Utara, yang didukung oleh SANTIRI, dan Aliasi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)”, jelas Kertamalip.
Sementara camat Bayan, Fahri, S.Pd mengatakan, pembangunan rumah adat atau Pusaka Sebaya Tanta ini sangat penting yang kedepannya akan dijadikan sebagai pusat sentral dari semua kegiatan-kegiatan yag menyangkut masalah adat.
Pada hal-hal tertentu, kata camat yang dilantik 12 Februari lalu, bahwa warna dan bangunan masyarakat kita secara makro, khususnya di Kecamatan Bayan, tidak terlepas dari nilai-nilai adat. “Bila kita lihat warna bangunan kita tidak terlepas dari lima hal, yaitu, nilai adat, agama, historis, nasionalisme dan nilai budaya masyarakat”, jelas Fahri.
Acara peletakan batu pertama Pusaka Sebaya Tanta, selain dihadiri oleh Bupati dan SKPD KLU, juga tampak hadir dari Santiri, Arum, Kepala Litbang PU Bali-Nusa Tenggara, Iwan Suprianto, PB AMAN, Kamardi, SH, PW AMAN KLU, Husnul Munadi dan Nanang, Ketua Pranata Adat Karang Bajo, Rianom, S.Sos, serta ratusan tokoh adat lainnya.
Demikian dikemukakan Kepala Desa Karang Bajo, Kertamalip dalam pengantarnya pada peletakan batu pertama pembangunan fisik Pusaka Sebaya Tanta 7/3, yang dirangkaikan dengan penanaman pohon pelindung oleh Bupati KLU, H. Djohan Sjamsu, SH.
Menurut Kertamalip, pembangunan Pusaka (Pusat Keberdayaan Warga) Sebaya Tanta, merupakan bangunan percontohan dari pemerintah pusat ke pemerintah provinsi NTB yang bekerjasama dengan Litbang PU Bali Nusa Tenggara, yang memamfaatkan teknologi limbah batu apung.
“Dan bangunan ini akan dikelola oleh Pranata Adat Karang Bajo, yang bisa dimamfaatkan sebagai tempat pelatihan dan pendidikan bagi warga se KLU”, katanya.
Bangunan itu sendiri terdiri dari tiga buah, yaitu balai pertemuan yang berukuran 9 X 9 meter persegi, berugak saka enam dan saka empat, dan rumah inap sebaghai home stay sekaligus sekretariat pusat informasi dan komunikasi adat.
“Bangunan ini sebagai bentuk sumbangsih masyarakat Bayan yang rencananya akan dijadikan sebagai kota adat dan budaya di Lombok Utara, yang didukung oleh SANTIRI, dan Aliasi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN)”, jelas Kertamalip.
Sementara camat Bayan, Fahri, S.Pd mengatakan, pembangunan rumah adat atau Pusaka Sebaya Tanta ini sangat penting yang kedepannya akan dijadikan sebagai pusat sentral dari semua kegiatan-kegiatan yag menyangkut masalah adat.
Pada hal-hal tertentu, kata camat yang dilantik 12 Februari lalu, bahwa warna dan bangunan masyarakat kita secara makro, khususnya di Kecamatan Bayan, tidak terlepas dari nilai-nilai adat. “Bila kita lihat warna bangunan kita tidak terlepas dari lima hal, yaitu, nilai adat, agama, historis, nasionalisme dan nilai budaya masyarakat”, jelas Fahri.
Acara peletakan batu pertama Pusaka Sebaya Tanta, selain dihadiri oleh Bupati dan SKPD KLU, juga tampak hadir dari Santiri, Arum, Kepala Litbang PU Bali-Nusa Tenggara, Iwan Suprianto, PB AMAN, Kamardi, SH, PW AMAN KLU, Husnul Munadi dan Nanang, Ketua Pranata Adat Karang Bajo, Rianom, S.Sos, serta ratusan tokoh adat lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar