Lombok Utara - Keberadaan pedagang kaki lima di pinggir pantai di Lempenge dan Tampes, Kabupaten Lombok Utara (KLU) harus ditata agar tak terjadi kesemrawutan. Apalagi para pedagang itu memberikan kontribusi terhadap pengembangan sektor pariwisata di daerah ini.
Itu terungkap dalam rapat anggota panggar DPRD KLU dengan sejumlah pimpinan SKPD di ruang sidang DPRD KLU di Tanjung, kemarin. Rapat diadakan dalam rangka penyusunan APBD KLU 2011.
Penataan dimaksud, kata Ketua DPRD KLU Mariadi, S.Ag., mengingat di dua tempat belakangan ini ramai dikunjungi wisatawan domestik. Selain itu, ia memberikan dukungan penuh atas rencana relokasi pasar Gondang karena lokasi pasar itu kurang layak sebagai tempat berjualan. Hampir tiap pagi arus kendaraan di samping pasar Gondang selalu macet.
Masalah lain, lanjut Mariadi, tidak semua kecamatan di daerah ini memiliki pasar harian, seperti di Bayan dan Kayangan hanya memiliki pasar mingguan. Ini berarti setiap saat warga terpaksa datang ke tempat lain untuk belanja mengingat toko yang ada di dua kecamatan itu jumlahnya sangat terbatas.
‘’Ini tantangan bagi Disperindagkop, sebab warga butuh belanja tiap hari. Di Bayan dan Kayangan perlu ada bangunan toko di pasar harian. Di Gondang pasar yang ada perlu dipikirkan tempat yang baru karena tiap hari kendaraan macet,’’ujarnya.
Menanggapi pernyataan itu, Kadis Perindagkop dan UKM KLU Drs. H. Kholidi, MM., menerangkan keinginan merelokasi pasar Pemenang dan Gondang sudah diprogramkan karena di dua tempat itu dinilai kurang mendukung. Jalan jurusan Pelabuhan Pemenang idealnya tidak digunakan untuk membangun perkantoran, melainkan disediakan untuk pusat ekonomi masyarakat seperti pedagang guna menunjang sektor pariwisata.
Diakui, masih ada kondisi pasar yang memperihatinkan untuk dilakukan perbaikan guna menunjang kegiatan pusat ekonomi masyarakat. Rehab Pasar Tanjung dilakukan menggunakan dana DAK berupa pembangunan 9 lokal tempat berjualan yang terletak di depan pasar. Sisa 3 lokal, kata Kholidi akan dibangun tahun depan.
Bayan yang terkenal dengan hasil kerajinan rakyat berupa kain tenun sudah diikutkan juga dalam pameran produk di Jakarta dan Mataram beberapa waktu lalu. Namun, kata Kholidi hambatan yang dihadapi selama ini harga kain tenun Bayan masih tinggi, belum bisa menjangkau harga pasar. Sejumlah hasil kerajinan rakyat juga dinilai mampu menarik selera konsumen, seperti di Dasan Bangket, Desa Bentek, Kecamatan Gangga dan Dasan Tengak, Desa Jenggala, Kecamatan Tanjung.
‘’Pedagang kaki lima di Lempenge dan Tampes rencananya akan dilakukan penataan. Penataan tidak cukup oleh Disperindagkop saja, tapi perlu dukungan instansi lain,’’ ujarnya.
Itu terungkap dalam rapat anggota panggar DPRD KLU dengan sejumlah pimpinan SKPD di ruang sidang DPRD KLU di Tanjung, kemarin. Rapat diadakan dalam rangka penyusunan APBD KLU 2011.
Penataan dimaksud, kata Ketua DPRD KLU Mariadi, S.Ag., mengingat di dua tempat belakangan ini ramai dikunjungi wisatawan domestik. Selain itu, ia memberikan dukungan penuh atas rencana relokasi pasar Gondang karena lokasi pasar itu kurang layak sebagai tempat berjualan. Hampir tiap pagi arus kendaraan di samping pasar Gondang selalu macet.
Masalah lain, lanjut Mariadi, tidak semua kecamatan di daerah ini memiliki pasar harian, seperti di Bayan dan Kayangan hanya memiliki pasar mingguan. Ini berarti setiap saat warga terpaksa datang ke tempat lain untuk belanja mengingat toko yang ada di dua kecamatan itu jumlahnya sangat terbatas.
‘’Ini tantangan bagi Disperindagkop, sebab warga butuh belanja tiap hari. Di Bayan dan Kayangan perlu ada bangunan toko di pasar harian. Di Gondang pasar yang ada perlu dipikirkan tempat yang baru karena tiap hari kendaraan macet,’’ujarnya.
Menanggapi pernyataan itu, Kadis Perindagkop dan UKM KLU Drs. H. Kholidi, MM., menerangkan keinginan merelokasi pasar Pemenang dan Gondang sudah diprogramkan karena di dua tempat itu dinilai kurang mendukung. Jalan jurusan Pelabuhan Pemenang idealnya tidak digunakan untuk membangun perkantoran, melainkan disediakan untuk pusat ekonomi masyarakat seperti pedagang guna menunjang sektor pariwisata.
Diakui, masih ada kondisi pasar yang memperihatinkan untuk dilakukan perbaikan guna menunjang kegiatan pusat ekonomi masyarakat. Rehab Pasar Tanjung dilakukan menggunakan dana DAK berupa pembangunan 9 lokal tempat berjualan yang terletak di depan pasar. Sisa 3 lokal, kata Kholidi akan dibangun tahun depan.
Bayan yang terkenal dengan hasil kerajinan rakyat berupa kain tenun sudah diikutkan juga dalam pameran produk di Jakarta dan Mataram beberapa waktu lalu. Namun, kata Kholidi hambatan yang dihadapi selama ini harga kain tenun Bayan masih tinggi, belum bisa menjangkau harga pasar. Sejumlah hasil kerajinan rakyat juga dinilai mampu menarik selera konsumen, seperti di Dasan Bangket, Desa Bentek, Kecamatan Gangga dan Dasan Tengak, Desa Jenggala, Kecamatan Tanjung.
‘’Pedagang kaki lima di Lempenge dan Tampes rencananya akan dilakukan penataan. Penataan tidak cukup oleh Disperindagkop saja, tapi perlu dukungan instansi lain,’’ ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar