Lombok Utara - Yoni (5), penderita penyakit tumor di Desa Mumbul Sari, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara (KLU) mengharapkan uluran tangan pemerintah setempat. Pasalnya, hingga saat ini penyakit yang diderita korban tidak mengalami perubahan.
Ditemui di rumahnya di Dusun Mumbul Sari, Kamis (27/1) kemarin keluarga Yoni terlihat pasrah. Paman Yoni, Sekardi menuturkan penderita pertama kali dirawat ke RSU Mataram sejak usia sekitar lima bulan, mengingat perutnya membesar. Hasil diagnosa petugas medis, jelasnya, Yoni menderita tumor.
Ketika akan dioperasi, jelas Sekardi ternyata Yoni dalam keadaan sakit. Untuk kedua kalinya juga gagal dioperasi mengingat peralatan operasi mengalami masalah. Menurut Sekardi karena orangtua Yoni, Serinadi tergolong kurang mampu sehingga ia tak bisa menunggu di Mataram dan membawa anaknya pulang ke Bayan.
‘’Selain pengobatan secara medis, Yoni juga diobati dengan dukun beberapa kali. Sampan, jaring dan dua ekor sapi sudah dijual oleh Serinadi agar anaknya sembuh, namun sampai sekarang penyakitnya tak mengalami perubahan,’’ jelas Sekardi.
Ibu Yoni, Sarisip menuturkan keinginan untuk mengobati anaknya cukup besar, hanya ia tak memiliki biaya untuk menunggu anaknya di rumah sakit. Yoni juga pernah diobati sejumlah dukung, tapi penyakit yang dideritanya tak mengalami perubahan. Karena itu, Sarisip hanya bisa pasrah melihat perut anaknya yang semakin membesar. Malah seorang temannya menyuruh menyediakan uang Rp 1 juta untuk biaya anaknya, tapi ia tak memiliki uang sebanyak itu.
‘’Saya hanya bisa pasrah, tak bisa membawa anak ini ke rumah sakit. Kalau pemerintah mau membantu saya bawa Yoni berobat,’’jelasnya.
Ia membenarkan peralatan menangkap ikan milik suaminya dan dua ekor sapi habis dijual untuk membiayai anaknya yang sakit. Bahkan, Sekardi berencana akan menjual rumahnya yang terbuat dari dinding bambu untuk membiayai pengobatan Yoni, tapi keinginan ini dilarang oleh keluarganya.
Kepala Dinas Kesehatan KLU dr H. Benny Nugroho yang dihubungi menyatakan pemerintah KLU akan berusaha membantu Yoni asalkan keluarganya melaporkan kondisi anak itu secara tertulis melalui aparat desa setempat. ‘’Kita akan pernjuangkan dengan Pemda KLU,’’ujarnya. (051) Sumber: Suara NTB
Ditemui di rumahnya di Dusun Mumbul Sari, Kamis (27/1) kemarin keluarga Yoni terlihat pasrah. Paman Yoni, Sekardi menuturkan penderita pertama kali dirawat ke RSU Mataram sejak usia sekitar lima bulan, mengingat perutnya membesar. Hasil diagnosa petugas medis, jelasnya, Yoni menderita tumor.
Ketika akan dioperasi, jelas Sekardi ternyata Yoni dalam keadaan sakit. Untuk kedua kalinya juga gagal dioperasi mengingat peralatan operasi mengalami masalah. Menurut Sekardi karena orangtua Yoni, Serinadi tergolong kurang mampu sehingga ia tak bisa menunggu di Mataram dan membawa anaknya pulang ke Bayan.
‘’Selain pengobatan secara medis, Yoni juga diobati dengan dukun beberapa kali. Sampan, jaring dan dua ekor sapi sudah dijual oleh Serinadi agar anaknya sembuh, namun sampai sekarang penyakitnya tak mengalami perubahan,’’ jelas Sekardi.
Ibu Yoni, Sarisip menuturkan keinginan untuk mengobati anaknya cukup besar, hanya ia tak memiliki biaya untuk menunggu anaknya di rumah sakit. Yoni juga pernah diobati sejumlah dukung, tapi penyakit yang dideritanya tak mengalami perubahan. Karena itu, Sarisip hanya bisa pasrah melihat perut anaknya yang semakin membesar. Malah seorang temannya menyuruh menyediakan uang Rp 1 juta untuk biaya anaknya, tapi ia tak memiliki uang sebanyak itu.
‘’Saya hanya bisa pasrah, tak bisa membawa anak ini ke rumah sakit. Kalau pemerintah mau membantu saya bawa Yoni berobat,’’jelasnya.
Ia membenarkan peralatan menangkap ikan milik suaminya dan dua ekor sapi habis dijual untuk membiayai anaknya yang sakit. Bahkan, Sekardi berencana akan menjual rumahnya yang terbuat dari dinding bambu untuk membiayai pengobatan Yoni, tapi keinginan ini dilarang oleh keluarganya.
Kepala Dinas Kesehatan KLU dr H. Benny Nugroho yang dihubungi menyatakan pemerintah KLU akan berusaha membantu Yoni asalkan keluarganya melaporkan kondisi anak itu secara tertulis melalui aparat desa setempat. ‘’Kita akan pernjuangkan dengan Pemda KLU,’’ujarnya. (051) Sumber: Suara NTB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar