Lombok Utara - Salah satu tradisi masyarakat Dayan Gunung seusai panen padi atau selesainya sebuah pembangunan, warga selalu menggelar syukuran kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Dan tradisi ini masih melekat sampai sekarang.
Seperti apa yang dilakukan masyarakat petani Subak Sambik Belat Desa Sesait Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara (KLU) beberapa waktu lalu. Puluhan petani tampat membawa dulang (tempat makanan-red) ke balai pertemuan P3A atau dikenal dengan sebutan Bedugul.
“Acara ini, juga kami rangkaikan dengan usainya pembangunan dam dan jalan yang menghubungkan beberapa dusun di desa Sesait”, kata Jumadil, ketua panitia acara syukuran.
Anggota DPRD KLU, Demung Djekat dalam sambutannya mengatakan, bentuk wujud syukur kepada Allah SWT, dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti yang dilakukan Subak Sambi Belat.
Seperti apa yang dilakukan masyarakat petani Subak Sambik Belat Desa Sesait Kecamatan Kayangan Kabupaten Lombok Utara (KLU) beberapa waktu lalu. Puluhan petani tampat membawa dulang (tempat makanan-red) ke balai pertemuan P3A atau dikenal dengan sebutan Bedugul.
“Acara ini, juga kami rangkaikan dengan usainya pembangunan dam dan jalan yang menghubungkan beberapa dusun di desa Sesait”, kata Jumadil, ketua panitia acara syukuran.
Anggota DPRD KLU, Demung Djekat dalam sambutannya mengatakan, bentuk wujud syukur kepada Allah SWT, dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti yang dilakukan Subak Sambi Belat.
“Hanya jangan sampai salah tafsir, bahwa membawa dulang ke Bedugul semata-mata bertujuan sebagai wujud syukur kepada Yang Maha Pencipta”, tegas Djekat.
Sementara camat Kayangan, yang diwakili Kasi PMD, Musanip, B.Sc menjelaskan, pada intinya acara seperti ini, sebagai bentuk rasa syukur atau selesainya beberapa pembangunan. “Pembangunan yang didanai baik olegh pemerintah dan masyarakat agar dijaga dan dimamfaatkan dengan baik”, pintanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar