Lombok Utara - Ketika presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono (SBY) berkunjung ke Lombok beberapa waktu lalu, untuk meresmikan tidak ada pemadaman listrik secara bergilir, warga menyambut dengan gembira. Tapi seminggu setelah kedatangan SBY, pemdaman secara tiba-tiba pun kembali terjadi.
“Sekarang ini memang tidak dilakukan pemadaman listrik secara bergilir oleh PLN, tetapi pemadaman setiap saat itu yang terjadi, sehingga banyak alat-alat elektronik yang rusak”, ungkap Bukran, salah seorang warga Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara.
Pemadaman listrik seperti ini, lanjut Bukran perlu dicarikan solusi, jangan hanya berjanji kalau memang belum pasti. “Masyarakat bukan butuh janji, tapi butuh bukti nyata dari pemerintah”, tegasnya.
Menurut pengumuman yang diberitakan melalui media, bahwa pemadaman bergilir akan berlangsung sampai akhir juni lalu, tapi belakangan pemadaman secara bergantian memang berhenti, tapi mati setiap hari itulah yang terjadi.
“Akibat pemadaman ini konsumen jadi rugi, karena banyak alat-alat elektornik seperti kulkas, TV, computer dan alat-alat lainnya menjadi rusak, jadi pemerintah yang dalam hal ini PLN perlu mencarikan solusi yang tepat, agar pemadaman setiap hari ini tidak terjadi lagi”, harap puluhan pelanggan. (ari-primadona)
Pemadaman listrik seperti ini, lanjut Bukran perlu dicarikan solusi, jangan hanya berjanji kalau memang belum pasti. “Masyarakat bukan butuh janji, tapi butuh bukti nyata dari pemerintah”, tegasnya.
Menurut pengumuman yang diberitakan melalui media, bahwa pemadaman bergilir akan berlangsung sampai akhir juni lalu, tapi belakangan pemadaman secara bergantian memang berhenti, tapi mati setiap hari itulah yang terjadi.
“Akibat pemadaman ini konsumen jadi rugi, karena banyak alat-alat elektornik seperti kulkas, TV, computer dan alat-alat lainnya menjadi rusak, jadi pemerintah yang dalam hal ini PLN perlu mencarikan solusi yang tepat, agar pemadaman setiap hari ini tidak terjadi lagi”, harap puluhan pelanggan. (ari-primadona)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar