Selasa, 23 Oktober 2012

Pesan Singkat Menenangkan Warga

Pagi Selasa, 23/10/12, sekitar pukul 08.51 wita, beberapa warga menerima pesan singkat dengan namber KAPOLDA NTB berisi: "Saudaraku, Jangan mudah percaya pada SMS yang tidak jelas sumbernya apalagi menyebarluaskan hal tersebut sama dengan mendukung pelaku kejahatan dalam menimbulkan keresahan". Dan selang beberapa menit masuk kembali pesan kedua yang isinya:"Saudaraku, sayangilah jiwa sesama dengan tidak menghakimi seseorang yang belum jelas kesalahannya akibat dari isu penculikan, sudah banyak korban yang tidak salah". 

Pesan singkat ini masuk setelah korban isu penculikan anak bertambah dari dua orang menjadi lima orang yang terjadi tanggal 22 Oktober kemarin. Kejadian pertama menimpa Suhaimi, 28 tahun. Korban tewas dihakimi massa di wilayah Desa Sukaraja, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur.

Selain di wilayah Lombok Timur, kasus serupa terjadi di wilayah Kuta, Lombok Tengah. Korbannya dua orang sekaligus, yakni Dedi, 25 tahun dan Ibeng, 25 tahun. Kedua korban tewas diamuk massa di sekitar Mapolsek Kuta, Kecamatan Pujut sekitar pukul 10.30 Wita. Selain dibunuh, warga juga membakar jasad korban hingga tidak berbentuk. Sepeda motor jenis Yamaha Vega nomor polisi DR 6065 LH yang digunakan korban turut dibakar massa.

Ketiga korban menambah daftar korban tewas akibat isu penculikan menjadi lima orang. Sebelumnya, P Sarjana, 32 tahun tewas diamuk massa di Narmada, dan satu korban tewas di Kediri yang belum diketahui identitasnya.

Selain korban tewas, pada hari yang sama juga berdar isu adanya warga yang diduga sebagai penculik menceburkan diri ke sungai di bawah jembatan Datar, Kediri. Isu ini juga sangat meresahkan karena sejak Minggu malam hingga kemarin siang warga terus memadati sekitar jembatan untuk mencari tahu kebenaran informasi tersebut.

Selain itu, di wilayah kediri juga menyebar isu adanya anak yang menjadi korban penculikan yang ditemukan meninggal. Namun semua isu tersebut dibantah Kapolres Lobar AKBP Sigit Ari Widodo. ‘’Informasi mengenai adanya penculik atau warga yang menyeburkan diri tidak benar,’’ katanya. Pihaknya sejak Minggu malam bersama Tim SAR sudah berupaya melakukan penyisiran di TKP untuk menemukan jasad yang dimaksud namun tidak ada.

Bantahan senada juga disampaikan Kapolsek Kediri AKP Burhanudin. Polisi hingga saat ini belum menemukan bukti jika memang ada warga atau terduga penculik yang sengaja menyeburkan diri ke sungai.  "Tidak ada itu orang terjun atau bunuh diri. Kami juga heran kabar ini siapa yang menghembuskan, " tandasnya.

Apa yang terjadi belakangan ini, membuat masyarakat sadar, bahwa tindakan main hakim sendiri bukan tindakan yang beradab, akan tetapi perbuatan biadab. "Saya prihatin melihat amuk masa belakangan ini, orang yang belum jelas kesalahannya dibakar. Padahal Lombok ini dikenal dengan daerah religius.", kata Muhammad Katur, Kades Sambik Elen Kecamatan Bayan menanggapi isu yang beredar.

Puluhan warga juga menyayangkan tindakan main hakim sendiri bahkan menanyakan, begitu murahkah harga nyawa manusia sehingga dibantai dengan sadis. "Setiap sesuatu apalagi itu hanya berupa isu, perlu disikapi dengan kepala dingin bukan dengan emosi, dan warga menilai tindakan main hakim sendiri itu bukan perbuatan beradab, tetapi biadab", tegas puluhan warga. (klik. www.suarakomunitas.net)














Tidak ada komentar:

Posting Komentar