Selasa, 23 Oktober 2012

Mengerikan, Isu Penculikan Mulai Makan Korban

Pulau Lombok yang dikenal dengan pulau seribu masjid yang semula aman dan adem ayem dari berbagai isu negative, tiba-tba dikejutkan dengan munculnya isu penculikan anak yang kini sudah mulai makan korban. Dan tidak tanggung-tanggung korbannya pun adalah orang-orang yang sudah diamankan petugas keamanan di sel tahanan.
Isu penculikan anak yang konon akan diambil organ tubuhnya  itu, mulai merebak sejak bulan lalu, namun isu itu tidak begitu dihiraukan oleh mayarakat yang tinggal di pulau Lombok.  Isu itu mulai menjadi bahan pembicaraan, setelah munculnya berita adanya penyerbuan ribuan warga di kantor Mapolsek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat yang menewaskan salah seorang yang diduga melakukan penculikan.
Tak ayal isu tersebut begitu cepat merebak di pulau Lombok khususnya dan provinsi Nusa tenggara Barat (NTB) secara umum, karena selain sebgai headline beberapa media cetak, juga menjadi berita semua TV swasta secara nasional. Berbarengan dengan kejadian tersebut, tersebar isu menyesatkan melalui pesan singkat yang mengatasnamakan Kapolres Mataram, yang isinya meminta agar warga tetap waspada terhadap penculikan anak. Para penculik disebutkan menggunakan mobil Avanza.
Kendati pesat singkat itu sudah dibantah oleh Kapolres Mataram dan disebut sebagai isu yang menyesatkan, namun tetap saja menyebar di kalangan masyarakat luas. Anehnya sebagian masyarakat ditingkat bawah mempercayai pesan singkat tersebut dan menyebarkan kepada keluarga dan kawan-kawannya.
Kejadian di Kediri pada 21/10  dan pesat singkat tersebut kini menjadi bahan pembicaraan warga. Isu penculikan anak di pulau lombok, membuat warga benar-benar was-was. Masyarakat semakin cepat terpancing jika menemukan orang asing dengan gelagat mencurigakan.
Pada hari yang sama, korbanpun bertambah yaitu seorang pria yang diketahui bernama I Putu Suarjana tewas setelah dihakimi massa di wilayah kota air Narmada. Jenazah korban telah dikembalikan ke pihak keluarga untuk di makamkan.
Sebelum tewas korban dicurigai warga sebagai anggota penculik anak. Namun pihak keluarga membantah hal tersebut. Pasalnya, korban yang berprofesi sebagai sales marketing itu adalah seorang pekerja keras dan sangat perhatian kepada keluarga.
“Kalau untuk pekerjaan seperti itu saya sangat yakin dia tidak begitu. Hubungan korban dengan masyarakat juga terkenal baik,” tutur Gede Made Sarjana, salah satu anggota keluarga korban.
Senin, 22/10,  dua korban kembali jatuh dan cukup mengerikan, yakni cara dibakar masa Ironisnya tewas tak jauh dari Polsek Kute, setelah kedua korban sempat mengamankan diri di Polsek setempat. Kedua korban yakni Dedi dan Ibeng keduanya diketahui sebagai warga Ngali Bima. Massa membakar kedua orang tersebut berikut satu unit sepeda motor karena diduga sebagai pelaku penculikan.
Menurut saksi mata di TKP menyebutkan, sekitar pukul 10.00 Wita, kedua  korban sedang membeli minum di warung Inaq Supi (perempatan Dusun Batu Riti Ds. Kuta) untuk membeli minuman, yang kemudian keduanya didatangi petugas Polsek Kuta karena adanya laporan dari warga sekitar salah satunya a.n Jeri, bahwa kedua orang tersebut diduga pelaku penculikan. "Kedua korban kita kenal dan tidak mungkin sebagai pelaku penculikan,"katanya.
Menurutnya, sepeda motor yang digunakan diamankan di kantor Polsek Kuta untuk diperiksa sekaligus untuk diamankan agar tidak dihakimi massa, karena dikhawatirkan adanya tindakan main hakim sendiri oleh masyarakat sekitar.
Massa yang sudah beringas berkumpul di Kantor Polsek Kuta, dan memaksa agar kedua orang tersebut dikeluarkan. Massa yang sudah emosi kemudian mengambil sepeda motor milik korban dan membakarnya di lapangan sebelah Kantor Polsek Kuta. Massa kemudian melanjutkan pengerusakan kantor Polsek dan berhasil membawa paksa kedua orang tersebut ke lokasi pembakaran sepeda motor yang kemudian turut membakar kedua orang tersebut. "Massa banyak dan tidak bisa di bendung, sambil melempar kantor Polsek,"tegasnya.
Kapolres Lombok Tengah AKBP Budi Karyono, membenarkan adanya dua orang yang di duga sebagai pelaku penculikan di hakimi massa hingga tewas. Sampai saat ini pihaknya masih menyelidiki motif penganiayaan dan menyebarnya isu penculikan ini. "Kami masih mendalami motif penyebaran isu penculikan ini,"katanya.
Akibat isu tersebut, warga terutama ibu-ibu rumah tangga, dihantui rasa was-was melepas anaknya berangkat sekolah. Bahkan ada yang mengaku tidak berani keluar dari desanya, karena hawatir menjadi korban salah sasaran warga yang sudah kadung termakan isu penculikan.
Korban sudah mulai berjatuhan, akibat isu penculikan anak. Apakah ini karena lambannya penanganan isu meresahkan itu oleh berbagai pihak serta lemahnya analisa masyarakat terhadap isu yang berkembang?  Kita tidak perlu lagi saling menyalahkan.
Saatnya kita atasi bersama isu yang berkembang sebelum banyak memakan korban.  Bila tidak mulai dari sekarang menjaga keamanan lingkungan kita, kapan lagi. Negara kita adalah Negara hukum, jika ada orang yang mencurigakan sebaiknya diserahkan ke petugas keamanan terdekat. Waspada!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar