Lombok Utara (Primadona)- SMP Negeri Satu Atap (Satap) II yang terletak di Dusun Baban Kuta, Desa Sukadana Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, membangun ruang perpustakaan yang sekarang ini sudah 100 persen rampung.
Demikian diungkapkan oleh Kepala SMPN Satap II Bayan, Muslihin, S.Sos, ketika ditemui Suara Komunitas, di kediamannya di Desa Anyar Kecamatan Bayan, 8/6 kemarin. Menurutnya, pembangunan ruang perpustakaan ini sudah 100 persen selesai, yang menurut penilaian konsultan dan Dinas Depdiknas, hasilnya sudah cukup baik.
“Perpustakaan ini memang masih memiliki kekurangan terutama sarana dan prasarana, seperti rak, meja, almari dan bangku. Karenanya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara selaku penanggungjawab, agar sesegera mungkin merealisaikan kekurangan-kekurangan ini, sehingga dapat dimamfaatkan oleh para siswa”, pintanya.
Sementara sarana penunjang akadmik lainnya, seperti laboratorium untuk mengembangkan bakat dan minat anak melalui bidang keterampilan juga belum ada. “Kami sudah membuat dan mengirim proposal ke Dirjen Pendidikan Luar Sekolah untuk mengusulkan laboratorium untuk tempat peningkatan live skill bagi siswa, namun hingga saat ini belum ada jawaban atau titik terang”, tutur Muslihin.
Menyoroti tentang minat para orang tua memasukkan anaknya di SMPN Satap II Bayan, lanjut Muslihin, dua tahun belakangan ini sudah mulai ada peningkatan sampai 300 persen, bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dengan jumlah siswa baru yang mendaftar pada tahun pelajaran 2010 ini, sudah mencapai 40 siswa-siswi. Dan khusus bagi para siswa yang kurang mampu diberikan dua stel pakaian seragam, dan yang mampu satu stel yang dibagikan secara gratis.
Hal ini dikarenakan setelah melihat kelulusan siswa pada ujian nsional kemarin, yang semua siswanya berjumlah 9 orang lulus seratus persen dan semuanya melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. “Alhamdulillah dua tahun terakhir ini kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SMPN Satap II mulai meningkat”, ungkapnya bangga.
Muslihin, yang juga sebagai kepala sekolah SDN 4 Sukadana ini, mengakui, bahwa ditempatnya mengajar, seperti SDN 4 Sukadana, hingga saat ini masih kekurangan 4 ruang kelas belajar. “Kelompok belajar yang ada di SD ini 9 rombongan belajar, sementara ruangan tersedia hanya 5 kelas, sehingga kelas I, II dan III, terpaksa dilakukan belajar secara paralel”, ungkapnya.
Kondisi yang tidak jauh berbeda adalah SD Filial Pawang Tenun, Desa Sukadana, yang juga masih kekurangan 3 ruang belajar. “Rombongan belajar yang ada di SD Filial ini ada 6, tapi ruang yang tersedia hanya 3 kelas. Jadi sudah saatnya pemerintah memperhatikan kekurangan-kekurangan ini, jika mau meningkatkan prestasi siswa”, pungkasnya. (ari-primadona)
Sementara sarana penunjang akadmik lainnya, seperti laboratorium untuk mengembangkan bakat dan minat anak melalui bidang keterampilan juga belum ada. “Kami sudah membuat dan mengirim proposal ke Dirjen Pendidikan Luar Sekolah untuk mengusulkan laboratorium untuk tempat peningkatan live skill bagi siswa, namun hingga saat ini belum ada jawaban atau titik terang”, tutur Muslihin.
Menyoroti tentang minat para orang tua memasukkan anaknya di SMPN Satap II Bayan, lanjut Muslihin, dua tahun belakangan ini sudah mulai ada peningkatan sampai 300 persen, bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini terlihat dengan jumlah siswa baru yang mendaftar pada tahun pelajaran 2010 ini, sudah mencapai 40 siswa-siswi. Dan khusus bagi para siswa yang kurang mampu diberikan dua stel pakaian seragam, dan yang mampu satu stel yang dibagikan secara gratis.
Hal ini dikarenakan setelah melihat kelulusan siswa pada ujian nsional kemarin, yang semua siswanya berjumlah 9 orang lulus seratus persen dan semuanya melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. “Alhamdulillah dua tahun terakhir ini kesadaran orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SMPN Satap II mulai meningkat”, ungkapnya bangga.
Muslihin, yang juga sebagai kepala sekolah SDN 4 Sukadana ini, mengakui, bahwa ditempatnya mengajar, seperti SDN 4 Sukadana, hingga saat ini masih kekurangan 4 ruang kelas belajar. “Kelompok belajar yang ada di SD ini 9 rombongan belajar, sementara ruangan tersedia hanya 5 kelas, sehingga kelas I, II dan III, terpaksa dilakukan belajar secara paralel”, ungkapnya.
Kondisi yang tidak jauh berbeda adalah SD Filial Pawang Tenun, Desa Sukadana, yang juga masih kekurangan 3 ruang belajar. “Rombongan belajar yang ada di SD Filial ini ada 6, tapi ruang yang tersedia hanya 3 kelas. Jadi sudah saatnya pemerintah memperhatikan kekurangan-kekurangan ini, jika mau meningkatkan prestasi siswa”, pungkasnya. (ari-primadona)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar