Praya (Primadona Lombok)
Setelah molor dari rencana semula, peresmian mega proyek pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL) di Desa Tanak Awu Pujut, mulai menemukan titik terang. Direncanakan pada tanggal 31 Januari tahun 2010 mendatang, proyek tersebut bakal diresmikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Demikian diungkapkan Ketua Komisi III DPRD NTB, Ir. Misbach Mulyadi, dalam lawatannya ke Kabupaten Lombok Tengah (Loteng), Rabu (23/12) kemarin.
Dijelaskanya, pihaknya sudah melakukan konsolidasi dan konsultasi dengan pemerintah pusat terkait rencana tersebut. Nyatanya mendapat respon positif dari pemerintah pusat. Menurut informasi, diperoleh komitmen bahwa peresmian BIL akan dilaksanakan pada 31 Januari mendatang. “Bahkan direncanakan peresmiannya akan dilakukan oleh Presiden SBY,” tegasnya, saat diterima Asisten II Sekda Loteng serta sejumlah pejabat di ruang rapat utama Bupati Loteng, kemarin.
Ia mengungkapkan, kalau sampai saat ini capaian pengerjaan BIL sudah sekitar 75 persen lebih. PT. Angkasa Pura (AP) sendiri telah mengkonfirmasi kalau pembangunan fisik akan tuntas pada Januari. Sehingga bisa dipastikan kalau peresmiannya bisa dilaksanakan pada bulan itu juga. Proyek BIL sendiri juga sudah masuk dalam agenda 100 hari kerja Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, pimpinan Presdien SBY-Boediono.
Meski sudah diresmikan, nantinya BIL tidak otomatis bisa digunakan langsung pada waktu itu juga. Paling tidak ada jeda dua bulan setelahnya, sekitar Maret atau awal April, diperkirakan BIL baru bisa beroperasi. Karena PT. AP sendiri jelas butuh waktu untuk mempersiapkan keberadaan sarana pendukung operasional BIL.
Meski sudah ada kejelasan waktu peresmian, persoalan dan kendala yang dihadapi juga masih cukup banyak. Terutama masalah ketersediaan sarana pendukung bandara, berupa akses jalan menuju bandara. Bahkan pihak PT. AP mengaku cukup khawatir dengan persoalan tersebut. Dengan kata lain, jika persoalan akses jalan menuju BIL tidak bisa segera dituntaskan, keberadan bandara ini sendiri tidak akan bisa maksimal.
Diakuinya, jika kemudian BIL mulai operasional namun kondisi jalan masih seperti saat ini, maka dikhawatirkan akan mengganggu mobilitas kendaraan yang keluar masuk bandara. Karena tidak bisa dipungkiri lagi, jika volume kendaraan yang masuk dan keluar, Loteng pada umumnya dipastikan akan mengalami peningkatan dari volume kendaraan yang ada sekarang.
“Kita hitung-hitung dengan kondisi jalan yang ada saat ini, dari Mataram ke BIL itu membutuhkan waktu sekitar 2 jam,” sebutnya. Padahal, masyarakat tentunya butuh waktu yang lebih cepat untuk bisa sampai ke bandara. Guna mengatasi persoalan itu, tidak ada cara lain, dengan membenahi kondisi jalan yang ada saat ini.
Dijelaskanya, pihaknya sudah melakukan konsolidasi dan konsultasi dengan pemerintah pusat terkait rencana tersebut. Nyatanya mendapat respon positif dari pemerintah pusat. Menurut informasi, diperoleh komitmen bahwa peresmian BIL akan dilaksanakan pada 31 Januari mendatang. “Bahkan direncanakan peresmiannya akan dilakukan oleh Presiden SBY,” tegasnya, saat diterima Asisten II Sekda Loteng serta sejumlah pejabat di ruang rapat utama Bupati Loteng, kemarin.
Ia mengungkapkan, kalau sampai saat ini capaian pengerjaan BIL sudah sekitar 75 persen lebih. PT. Angkasa Pura (AP) sendiri telah mengkonfirmasi kalau pembangunan fisik akan tuntas pada Januari. Sehingga bisa dipastikan kalau peresmiannya bisa dilaksanakan pada bulan itu juga. Proyek BIL sendiri juga sudah masuk dalam agenda 100 hari kerja Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, pimpinan Presdien SBY-Boediono.
Meski sudah diresmikan, nantinya BIL tidak otomatis bisa digunakan langsung pada waktu itu juga. Paling tidak ada jeda dua bulan setelahnya, sekitar Maret atau awal April, diperkirakan BIL baru bisa beroperasi. Karena PT. AP sendiri jelas butuh waktu untuk mempersiapkan keberadaan sarana pendukung operasional BIL.
Meski sudah ada kejelasan waktu peresmian, persoalan dan kendala yang dihadapi juga masih cukup banyak. Terutama masalah ketersediaan sarana pendukung bandara, berupa akses jalan menuju bandara. Bahkan pihak PT. AP mengaku cukup khawatir dengan persoalan tersebut. Dengan kata lain, jika persoalan akses jalan menuju BIL tidak bisa segera dituntaskan, keberadan bandara ini sendiri tidak akan bisa maksimal.
Diakuinya, jika kemudian BIL mulai operasional namun kondisi jalan masih seperti saat ini, maka dikhawatirkan akan mengganggu mobilitas kendaraan yang keluar masuk bandara. Karena tidak bisa dipungkiri lagi, jika volume kendaraan yang masuk dan keluar, Loteng pada umumnya dipastikan akan mengalami peningkatan dari volume kendaraan yang ada sekarang.
“Kita hitung-hitung dengan kondisi jalan yang ada saat ini, dari Mataram ke BIL itu membutuhkan waktu sekitar 2 jam,” sebutnya. Padahal, masyarakat tentunya butuh waktu yang lebih cepat untuk bisa sampai ke bandara. Guna mengatasi persoalan itu, tidak ada cara lain, dengan membenahi kondisi jalan yang ada saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar