Bayan-KLU: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Agrobisnis Pedesaan (PNPM-AP) Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara, dinilai mampu meningkatkan hasil pendapatan petani, seperti kelompok ogrobisnis petani ikan dan jagung di Desa Mumbulsari.
Penilaian tersebut diungkapkan Fasilitator PNPM-AP Kecamatan Bayan, Mahrin pada PRIMADONA(25/11) ketika ditemui di kantornya di Desa Anyar. Menurutnya, program agrobisnis ini kedepan perlu dikembangkan karena mampu meningkatkan penghasilan bagi para petani. Bahkan kelompok PNPM-AP yang ada di Desa Mumbulsari akan dijadikan sebagai pailot (percontohan) program, karena sering mendapat kunjungan dari pemerintah Australia.
Di Desa Mumubulsari, Lanjut Mahrin, terdapat dua kelompok agrobisnis dengan jumlah anggota 60 orang. Kedua kelompok ini dibelikan beberapa peralatan seperti kerakat (alat untuk menangkap ikan-red), mesin pembuat abon ikan dan mesin pemipilan jagung gelondongan dengan total dana yang dikucurkan dari PNPM-AP sebesar Rp. 90 juta.
”Satu kali melakukan penangkapan ikan dengan kerakat saja bisa menghasilkan sampai Rp. 4 juta. Dari hasilnya ini, yang masuk menjadi kas kelompok 70 persen, sementara yang dibagi dengan anggota kelompok 30 persen, dan per-orang bagiannya berkisar Rp. 50-60 ribu. Hanya seaja kegiatan ini (penangkapan ikan-red) dilakukan 3 kali perminggu”, kata Mahrin.
Selain kegiatan tersebut, khususnya kaum ibu-ibu, ikan yang tidak bisa di pasarkan diolah menjadi kerupuk ikan sebagai penghasilan tambahan bagi para nelayan. Bukan itu saja di kelompok agrobisnis ini juga membuat dan mengusahakan bakso serta abon ikan. Sementara alat (mesin) untuk membuat abon ikan termasuk multifungsi, yaitu bisa digunakan untuk memeras santan yang diolah menjadi minyak kelapa. ”Dari beraneka ragam usaha yang dijalankan oleh kelompok ini, sehingga akan dijadikan sebagai failot program untuk meningkatkan hasil petani di wilayah Kecamatan Bayan”, jelas Mahrin.
”Di samping petyani sudah bisa menyediakan jagung yang berkualitas sesuai dengan permintaan pasar, juga telah mampu mengukur kadar air untuk benih jagung dengan menggunakan alat tester, dan sudah mampu membuat jaringan pasar hingga keluar daerah. Dan setiap tiga bulan sekali Fasilitator Kecamatan mengajak para kelompok tani untuk mengikuti pasar lelang di Lombok Raya Mataram. Dan yang ikut di pasar lelang ini adalah semua pengusaha dari semua daerah seperti dari Surabaya, Bali, Jakarta, NTT dan beberapa daerah lainnya di Indonesia”, jelas Mahrin.
Dari pasar lelang ini, menurut Mahrin, para petani dari Kecamatan Bayan, bisa mencari pangsa pasar sesuai dengan yang diinginkan, karena harga di pasar lelang cukup terbuka. Sehingga petani jagung di Desa Mumbulsari sendiri, sebelum puasa lalu sudah diil dengan pengusaha dari Bali yaitu Ibu Merta yang membeli jagung sampai 100 ton, dan kontraknya berakhir bulan September kemarin.
”Hal itulah yang perlu diteruskan oleh petani. Dan yang mereka inginkan sekarang ini bagaimana pemerintah, NGO dan lembaga-lembaga lainnya untuk terus mendukung semua kegiatan yang dilakukan PNPM-AP ini”, pintanya.
Berkaitan dengan pendampingan yang dilakukan oleh para pelaku PNPM di tingkat kecamatan Bayan, menurut pengakuan Mahrin, piohaknya lebih intensif melakukan pendampingan di kelompok-kelompok masyarakat, sehingga masyarakat lebih termotifasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan perekonomian mereka.
Penilaian tersebut diungkapkan Fasilitator PNPM-AP Kecamatan Bayan, Mahrin pada PRIMADONA(25/11) ketika ditemui di kantornya di Desa Anyar. Menurutnya, program agrobisnis ini kedepan perlu dikembangkan karena mampu meningkatkan penghasilan bagi para petani. Bahkan kelompok PNPM-AP yang ada di Desa Mumbulsari akan dijadikan sebagai pailot (percontohan) program, karena sering mendapat kunjungan dari pemerintah Australia.
Di Desa Mumubulsari, Lanjut Mahrin, terdapat dua kelompok agrobisnis dengan jumlah anggota 60 orang. Kedua kelompok ini dibelikan beberapa peralatan seperti kerakat (alat untuk menangkap ikan-red), mesin pembuat abon ikan dan mesin pemipilan jagung gelondongan dengan total dana yang dikucurkan dari PNPM-AP sebesar Rp. 90 juta.
”Satu kali melakukan penangkapan ikan dengan kerakat saja bisa menghasilkan sampai Rp. 4 juta. Dari hasilnya ini, yang masuk menjadi kas kelompok 70 persen, sementara yang dibagi dengan anggota kelompok 30 persen, dan per-orang bagiannya berkisar Rp. 50-60 ribu. Hanya seaja kegiatan ini (penangkapan ikan-red) dilakukan 3 kali perminggu”, kata Mahrin.
Selain kegiatan tersebut, khususnya kaum ibu-ibu, ikan yang tidak bisa di pasarkan diolah menjadi kerupuk ikan sebagai penghasilan tambahan bagi para nelayan. Bukan itu saja di kelompok agrobisnis ini juga membuat dan mengusahakan bakso serta abon ikan. Sementara alat (mesin) untuk membuat abon ikan termasuk multifungsi, yaitu bisa digunakan untuk memeras santan yang diolah menjadi minyak kelapa. ”Dari beraneka ragam usaha yang dijalankan oleh kelompok ini, sehingga akan dijadikan sebagai failot program untuk meningkatkan hasil petani di wilayah Kecamatan Bayan”, jelas Mahrin.
”Di samping petyani sudah bisa menyediakan jagung yang berkualitas sesuai dengan permintaan pasar, juga telah mampu mengukur kadar air untuk benih jagung dengan menggunakan alat tester, dan sudah mampu membuat jaringan pasar hingga keluar daerah. Dan setiap tiga bulan sekali Fasilitator Kecamatan mengajak para kelompok tani untuk mengikuti pasar lelang di Lombok Raya Mataram. Dan yang ikut di pasar lelang ini adalah semua pengusaha dari semua daerah seperti dari Surabaya, Bali, Jakarta, NTT dan beberapa daerah lainnya di Indonesia”, jelas Mahrin.
Dari pasar lelang ini, menurut Mahrin, para petani dari Kecamatan Bayan, bisa mencari pangsa pasar sesuai dengan yang diinginkan, karena harga di pasar lelang cukup terbuka. Sehingga petani jagung di Desa Mumbulsari sendiri, sebelum puasa lalu sudah diil dengan pengusaha dari Bali yaitu Ibu Merta yang membeli jagung sampai 100 ton, dan kontraknya berakhir bulan September kemarin.
”Hal itulah yang perlu diteruskan oleh petani. Dan yang mereka inginkan sekarang ini bagaimana pemerintah, NGO dan lembaga-lembaga lainnya untuk terus mendukung semua kegiatan yang dilakukan PNPM-AP ini”, pintanya.
Berkaitan dengan pendampingan yang dilakukan oleh para pelaku PNPM di tingkat kecamatan Bayan, menurut pengakuan Mahrin, piohaknya lebih intensif melakukan pendampingan di kelompok-kelompok masyarakat, sehingga masyarakat lebih termotifasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan perekonomian mereka.
Mahrin mengharapkan, dari kelompok yang sudah berjalan ini akan muncul kelompok-kelompok baru, seperti di Desa Senaru sekarang ini sudah mulai dilakukan kelompok ogrobisnis penakaran benih jagung Sugmaraga yang mampu bersaing dengan benih Hibrida.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar