Senin, 01 September 2014

Sopir Keluhkan Pedagang Memadati Sebagian Badan Jalan

Lombok Utara  - Para pedagang setiap pagi kamis di pasar umum Ancak Desa Karang Bajo Kecamatan Bayan yang memadati sebagian badan jalan menuju obyek wisata Senaru dan Bayan, kini kembali dikeluhkan para sopir dan pengendara sepeda motor.  Pasalnya setiap hari pasaran di Ancak selalu terjadi kemacetan, sementara petugas pasar dinilai hanya biasa memungut retribusi tanpa mampu mengatur para pedagang.
“Ini kan jalan menuju obyek wisata yang banyak dilalui kendaraan yang mengantar tamu baik lokal ataupun mancanegara, yang seharusnya pemerintah dalam hal ini petugas pasar dan petugas Dinas Perhubungan, bisa mengatur para pedagang yang berjualan dipinggir jalan,agar arus lalu lintas berjalan normal.”, kata Ruby, salah seorang sopir yang hampir setiap hari mengantar tamu ke wisata Senaru.
Persoalan tersebut ditambah lagi dengan berserakannya sampah-sampah yang dibuang para pedagang secara sembarangan, sementara petugas kebersihan setelah pasaran usai belum diatur secara maksimal. “Kalau kita lihat jarak lokasi pasar dengan jalan raya cukup jauh yaitu ratusan meter, dan sebagian pedagang bisa diarahkan masuk. Tapi karena tidak diatur, sehingga para pedagang menutupi sebagian badan jalan yang cukup mengganggu kelancaran lalu lintas”, kata Lalu Sudarsah, salah seorang pengedara sepeda motor.
Menurut Sudarsah, kemacetan seperti ini tidak seharusnya terjadi dijalur obyek wisata Senaru dan Bayan, jika para pedagang benar-benar diatur oleh petugas.Demikian juga petugas yang mengatur arus lalu lintas yang kadang-kadang sering terlambat datang ke lokasi pasar mingguan ini. “Saya lihat petugas yang mengatur lalu lintas dari Dishub juga sering terlambat sehingga  kemacetan tak terelakkan membuat puluhan sopir yang mengantar tamu mengelukan kondisi jalan ini”, kata Sudarsah.
Pantauan media ini menunjukkan, pada setiap hari pasaran di Ancak selalu terjadi kemacetan, akibat ulah sebagian pedagang yang berjualan di sebagian badan jalan. Sementara petugas pasar tampaknya hanya bisa memungut retribusi tanpa mampu mengatur para pedagang yang berjualan.
Demikian juga persoalan sampah yang setiap selesai pasaran selalu berserakan di sepanjang jalan. Karenanya warga berharap kepada pemerintah KLU, agar melakukan penertiban kepada para pedagang pada setiap hari kamis, karena mengingat jalan tersebut merupakan jalan obyek wisata Senaru dan Bayan.
Kades Karang Bajo Kertamalip ketika dimintai pendapatnya mengaku, penertiban para pedagang setiap hari pasaran merupakan ranah Pemda KLU untuk mengaturnya, karena lokasi pasar itu sendiri berada sekitar 100 meter lebih dari jalan raya.
“Kita harap Pemda yang dalam hal ini Dispenda KLU untuk melakukan penertiban, demikian juga dengan sampah yang berserakan setelah usai pasaran, perlu dibersihkan, lebih-lebih banyak pedagang yang menjajakan dagangannya didepan masjid jamik Al-Fatah yang membuang sampah secara sembarangan, jadi perlu dibersihkan”,tegasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar