Jumat, 05 September 2014

Cupak Gerantang Kritik Kelemahan Petugas Keamanan

Lombok Utara - Seni tari Cupak dan Gerantang, ternyata bukan saja sebagai media sosialisasi program dan hubiran bagi masyarakat arus bawah, namun dapat juga dijadikan sebagai media penyampai kritik dan saran bagi para pemegang kebijakan, baik ditingkat desa, kecamatan ataupun daerah.
Ini terlihat jelas dari pesan-pesan yang disampaikan si Cupak kepada adiknya Gerantang ketika pentas didepan bupati Lombok Utara, H. Djohan Sjamsu dan wakil ketua DPRD KLU, Mariadi, S.Ag, serta beberapa pejabat teras KLU dan Muspika Kecamatan Bayan pada acara peresmian pasar Lendang Gagak Desa Sukadana.
“Nane ne adik dek te bani tindok kelem, karena perampok bilang malem datang lek taok ne, sementara petugas keamanan masi lemah bantu ite jage kemanan kampung, (Sekarang ini adek Gurantang kita tidak berani tidur malam, karena perampok tiap malam datang ketempat kita)”, kata si Cupak yang diperankan oleh Sirmanem dan Gurantang, Remati ini.
Ungkapan si Cupak Ruak Bangket ini kontan disambut  tawa dan tepuk tangan dari para penonton, termasuk bupati KLU yang didampingi istrinya juga ikut tersenyum mendengar kata-kata kocak yang diolah oleh Sirmanem.
Cupakpun kemudian melanjutkan kalimatnya, para perampok belakangan ini mengambil barang milik warga seperti sapi dibawa kabur melalui pantai dengan menggunakan kapal. “Mun wah perampok taek kapal jauk sampi adek tinggal ne bedadah, karena ite ne dekte bedoe kapal kadu ngjar, (kalau sudah naik kapal, para perampok tinggal ngangkat tangan berdadah kepada kita, karena kita tidak punya kapal untuk mengejarnya”, ungkapnya.
Sirmanem pun dengan sedikit centil minta kepada Pemda KLU untuk menyiapkan pestol dan kapal laun untuk menembak dan mengejar pelaku perampokan, termasuk minta kepada aparat keamanan untuk sigap dan siap membantu warga.
Kritik dan saran ini memang cukup wajar diungkapkan oleh Sirmanem, karena mengingat belakangan ini sudah beberapa kali warga kehilangan sapid an barang berharga lainnya akibat ulah dari maling yang tidak segan-segan menggunakan kekerasan. Dan semua barang tersebut dibawa melalui laut dengan menggunakan kapal, sehingga sulit ditemukan warga.
Seperti kejadian pada kamis malam 28/8 lalu, dimana kawanan maling berhasil mengembat empat ekor sapi sekaligus milik warga Teluk Desa Sukadana Kecamatan Bayan, yang sulit dikejar karena para pelaku membawa sapi curiannya melalui laut menggunakan kapal, bahkan para tamu tak diundang ini tak segan-segan menggunakan kekerasan.

“Kritik dan saran ini adalah masukan untuk petugas yang ada di Polsek Bayan, yang selama ini kita nilai cukup lemah dalam menjaga keamanan khususnya pada malam hari. Bahkan sudah lebih tiga kali terjadi kecurian di Desa Sukadana dalam beberapa bulan terakhir ini, namun satupun barang milik warga tak pernah ditermukan, apalagi mampu menangkap pelakunya”, ungkap beberapa warga yang menyaksikan pementasan Cupak Gurantang tersebut.

Seusai pentas, bupati KLU langsung bangkit menyalami Cupak Gurantang sambil mengacungkan jempol. “Terima kasih atas pementasannya”, kata Djohan Sjamsu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar