Rabu, 19 Februari 2014

Kakek Dan Nenek Usia Ratusan Tahun Menikah

Lombok Utara - Kalau muda mudi jatuh cinta kemudian menikah itu adalah biasa, tapi jika kakek dan nenek yang sudah berusia ratusan tahun yang jatuh cinta yang dilanjutkan ke jenjang pernikahan itu sangat luar biasa. Tapi yang namanya jodoh tak kan lari kemana, karena rizki, jodoh dan maut adalah rahasia Tuhan Yang Maha Kuasa.

Inilah yang terjadi di Desa Sambik Elen Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara dimana seorang nenek yang sudah berusia sekitar 104 tahun yang bernama Inaq Piah yang sudah memiliki 3 anak dengan 13 cucu dan 6 cicit ini mengakhiri masa jandanya setelah menemukan jodohnya  seorang kakek berstatus duda yang berusia ratusan tahun menikah pada 17 Februari 2014.

Memang sebagian ada yang mencemohkan, tapi apa hendak dikata kalau memang jodoh tak kan lari kemana-mana. Inilah barangkali yang pas untuk mentamsilkan dua kakek-nenek ini setelah lama kesepian. Inaq Piah memang hdup sendiri di sebuah rumah miliknya di Dusun Sambik Elen I Desa Sambik Elen, sementara ketiga anaknya dan cucunya sebagian besar sudah berkeluarga. Demikian juga dengan kehidupan sang kekek  yang bernama Amaq Munisah.

Menurut penuturan Hapipunddin  cucu Inaq Piah,   bahwa kedua pasangan yang dinikahkan pada pukul 14.00 siang kemarin dengan wali penghulu Desa Sambik Elen, H. Abdul Hanan sebenarnya sudah lama menjalin cinta, bahkan pernah keduanya mau menikah pada beberapa bulan lalu, namun mereka dipisah oleh anak-anaknya.

 “Memang beberapa bulan lalu kedua kakek-nenek ini pernah minta dinikahkan, namun karena usianya sudah sama-sama ratusan tahun, sehingga pihak keluarga memisahkannya dan Amaq Musnah sendiri dibawa pulang ke desa kelahirannya di Jelantik Kabupaten Lombok Tengah”, kata Hapipuddin.

Tapi setelah Amaq Munisah kembali ke Desa Sambik Elen, lanjut Hapipuddin, tiba-tiba dia mengajak Inak Piah langsung ke penghulu dan minta dinikahkan. Tentu saja keluarga sempat dibuat kaget, namun setelah berpikir barangkali inilah namanya jodoh dan pubertas terakhir, sehingga keluarga dan warga setempatpun saling bahu membahu membantu penyelesaian akad nikahnya.

Dan yang mengerankan kata, Hapip, bahwa keduanya kelihatan cukup bahagia, dan bahkan wajahnya tampak berseri-seri setelah usai akad nikah yang dilangsung di sebuah musalla di Desa Sambik Elen. “Kedua penganten ini tampak gembira dan wajahnya berseri-seri ketika melangsungkan akad nikah yang disaksikan oleh ratusan masyarakat setempat”, jelas Hapip.

Selain itu warga setempat juga menyambut gembira pernikahan kakek dan nenek ini, sehingga masyarakat mengumpulkan dana untuk prosesi acara nyongkolan yang akan belangsung hari Rabu 19/2 besok dengan diiringi dua grup kesinian yaitu gendang beleq dan kecimol. “Kita sudah mengumpulkan dana untuk menyewa grup kesenian yang akan mengiiringi penganten keliling kampung sebagai tanda syukur kita, karena ini merupakan kejadian langka”, kata Grip yang bertugas mengumpulkan dana.

Kendati sudah tua renta, namun pasangan ini tampak sumringah dan siap melakukan prosesi acara nyongkolan.  “Keduanya lucu-lucu, bahkan sang nenek minta pasang KB pada petugas bidan setempat biar lama masa bulan madunya” ungkap beberapa warga menirukan Inaq Piah.

Inaq Piah lahir di Kembang Kuning Labuhan Haji Lombok Timur 104 tahun lalu dan tinggal di Desa Sambik Elen sejak tahun 1984. Sedangkan Amak Munisah lahir di Jelantik Kabupaten Lombok Tengah yang juga usianya sudah ratusan tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar