Minggu, 26 Januari 2014

Madrasah Diniyah Al-Hidayah Pelabasari Tumbuhkan Akhlak Mulia

Lombok Utara - Secara historis terbukti bahwa, peran dan sumbangan madrasah diniyah tidaklah kecil terhadap hajad "mencerdaskan kehidupan bangsa dan menumbuhkan akhlak mulia". Sumbangan itu lebih nampak besar lagi bila disaksikan betapa madrasah diniyah yang berdiri secara tradisional atas prakarsa dan partisipasi masyarakat melalui semangat lillaahi ta'ala, sampai sekarang masih banyak yang berdiri tegak  yang mampu melayani kebutuhan pendidikan warga masyarakat untuk belajar agama.

Hal inilah yang tunjukkan  Madrasah Diniyah Al-Hidayah yang terletak di Dusun Pelabasari Desa Anyar Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara yang didirikan pada tahun 1993. Puluhan siswa di sebuah bangunan berukuran 8 X 9 meter duduk bersila menuntut ilmu agama dari guru yang mengajarnya. “Sejak didirikan puluhan tahun lalu, musalla yang didirikan  Al-Baiti ini tidak pernah sepi dari anak-anak yang mengaji”, kata Raden Irawangsa, S.Pd, salah seorang tokoh setempat ketika ditemui disela-sela acara Maulid Nabi yang digelar remaja setempat 25/1.

Dikatakan, yang sering menjadi kendala di Mandrasah Diniyah Al-Hidayah ini adalah masalah guru yang tidak menetap. Namun sejak tahun 2013 lalu, salah seorang guru agama yang bernama Musifuddin dengan sukarela mengabdikan diri untuk mengajar para santri setiap malam. “Berkat bimbingan guru Musifuddin, pada malam ini kita bisa adalah khatamul Qur’an bagi 20 santrisantriwati yang dirangkakan dengan peringatan mauld Nabi Muhammad Saw”,  jelas Raden Irawangsa.

Irawangsa mengaku, keberadaan Madrasah Diniyah ini cukup membantu warga dalam mendidik anak-anak khususnya dibidang ilmu agama, karena sebagian besar santrinya berasal dari siswa-siswi SD, SMP dan SMA.  “Dan pada khatamul Qur’an kali ini para orang tua cukup bangga melihat anak-anaknya yang sudah mampu membaca Al-Qur’an dengan baik, sehingga untuk menyemarakkannya digelar berbagai kegiatan lomba keagamaan dan olah raga”, katanya.

Semenetara Kepala Dusun Pelabasari, Raden Nyakrayun yang ditemui terpisah mengaku bangga, bahwa di dusun yang dipimpinnya ada diniyah tempat mengajar anak-anak, sehingga dirinya bersama tokoh masyarakat setempat terus mendorong para orangtua  untuk memasukkan anaknya ke madrasah diniyah. “Jumlah penduduk di Dusun Pelabasari 286 jiwa, dan setiap ada kesempatan saya selalu berkunjung ke rumah warga yang memiliki anak usia sekolah untuk belajar agama di diniyah”, ungkap R. Nyakrayun.

Ditambahkan, khatam Al Quran bukan berarti menamatkan membaca Alquran, tetapi menjadi titik awal pengembangan untuk lebih baik lagi serta berguna untuk pembentukan moral anak. “Kepada para orang tua di rumah agar bisa membimbing anak-anak mereka dan memberikan teladan dalam kehidupan sehari-hari sehingga mereka bisa melakukan hal-hal yang positif dan membiasakan kepada anak-anak mereka untuk membaca Alquran sesudah Shalat Maghrib”, harap R. Nyakrayun.

Ustadz Musiffudin, guru Diniyah Al-Hidayah menjelaskan, bahwa jumlah santri yang belajar 65 orang. Dan tujuan mendirikan diniyah ini adalah melayani santri belajar dapat tumbuh dan berkembangn sedini mungkin dan sepanjang hayatnya guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupanya,  membina santri belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperluakan untuk mengembangkan diri, bekerja mencari nafkah atau melanjutkan ketingkat dan /atau jenjang yang lebih tinggi, danmemenuhi kebutuhan belajar masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan sekolah.

Dijelaskan, untuk menumbuh kembangkan ciri madrasah sebagai satuan pendidikan yang bernapaskan Islam,  maka tujuan madrasah diniyah dilengkapi dengan “memberikan bekal kemampuan dasar dan keterampilan dibidang agama Islam untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi muslim, anggota masyarakat dan warga Negara”. Dalam program pengajaran ada bebarapa bidang studi yang diajarkan seperti Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, dan Praktek Ibadah.

Selain itu lanjut Musiffudin, khatam alquran  merupakan sebuah program kerja atau akan menjadi agenda tahunan yang secara estapet terus di laksanakan, tetapi semuanya itu tidak akan terwujud tampa adanya bantuan atau dukungan dari orang tua santri dan tokoh masyarakat setempat. “Saya ucapkan selamat kepada pada santri yang khatam Al-Qur’an dan terima kasih pada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini”, katanya.

Sedangkan yang memberi ceramah dalam peringatan Maulid Nabi di Diniyah Al-Hidayah adalah Ustadz Bukhori, S.Ag. Menurutnya, Nabi Muhammad Saw meninggalkan dua warisan kepada umatnya yaitu kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasul (Hadist), yang bila kita berlegang teguh kepada kedua warisan itu maka kita tidak akan sesat selamanya.

Untuk menyemarakkan kegiatan khatamul Qur’an dan Maulid Nabi ini digelar berbagai kegiatan lomba. Dan pada lomba azan yang meraih juara I,II dan III masing-masing R. Inggline, R. Dimasan dan R. Wikta. Lomba puitisasi, jura I diraih Denda Gesva Meisinoni, juara II, Denda Natih dan juara III Denda Mia.  Lomba hafal ayat pendek, juara I, II dan III masing-masing, Denda Mia, Baiq Fira dan Kesa.

Selain itu digelar juga lomba wuduk dan shalat berjama’ah, lomba pidato dan cerdas cermat. Sementara dalam lomba olahraga dan permainan anak digelar lomba tarik tambang putra dan putrid, lomba sendok kelereng putra/putri, lomba lari karung putra/putri, lomba pukul balon putra dan lomba masukkan paku dalam botol putra/putri. (ari/primadonalombok)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar