MATARAM - Gawe beleq atau Pekan Budaya Sasak (PBS) bertema Gawe Beleq Lombok Mirah Sasak Adi yang digelar selama seminggu dibuka Minggu (20/5) kemarin. Dipusatkan di eks Kantor Bupati Lombok Barat, Mataram, gawe beleq dirangkai dengan pengukuhan Gubernur NTB Dr.TGH. M. Zainul Majdi, sebagai Pengerakse Gumi Selaparang.
Gubernur yang dalam sambutannya menggunakan Bahasa Sasak halus mengatakan, gawe beleq ini sebagai ajang silaturahmi seluruh masyarakat adat Sasak. Dari generasi muda sampai generasi tua untuk memperkokoh dan memperkuat rasa persaudaraan. ‘’Dengan itu akan lahir tekad bersama untuk menjaga gumi Sasak dan NTB secara umum agar lebih maju di masa yang akan datang,’’ ujarnya.
Dengan adanya gawe beleq yang juga dihadiri oleh berbagai entitas budaya lain, lanjutnya merupakan bukti bahwa etnis Sasak adalah etnis yang terbuka terhadap entitas budaya lain dan menerima secara terbuka segala perbedaan yang ada. Nilai-nilai budaya Sasak yang hidup di masyarakat menurut Majdi harus dipertahankan dan dihidupkan. Ia menyatakan keprihatinannya terhadap perkembangan di tengah masyarakat yang jauh dari nilai-nilai adat Sasak. Ia mengigatkan untuk bersama-sama memperbaiki hal-hal yang salah yang berkembang di masyarakat. “Nilai-nilai adat Sasak didasari oleh nilai-nilai mulia yang diajarkan oleh agama Islam,” tandasnya.
Sementara itu Ketua Majelis Adat Sasak (MAS) Drs. H. Lalu Azhar menyatakan revitalisasi ke depan yang akan dilakukan MAS adalah menghidupkan kembali krama-krama yang ada di tingkat desa atau gubuk. Dengan tujuan agar masyarakat tetap memegang teguh kepatutan budaya Sasak dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, tokoh adat akan bersinergi dengan tokoh agama atau alim ulama dan pemerintah dalam mengimplementasikan tujuan revitalisasi tersebut.
Tokoh adat yang juga Rektor IKIP Mataram H. Lalu Said Ruhpina mengatakan konsep asli kepemimpinan sosial masyarakat Sasak terdiri dari tiga unsur yaitu; tokoh adat, tokoh agama dan pemerintah. Untuk itu dalam gawe beleq ini dikukuhkan tiga tokoh yang berasal dari tiga unsur tersebut. Tokoh adat diwakili oleh Ketua MAS Drs. H. Lalu Azhar, tokoh agama/ulama diwakili oleh TGH. Turmuzi Badarudin, dan pemerintah oleh Gubernur NTB.
‘’Bagaimana membangun masyarakat yang sejahtera, aman, tenteram dan damai, ketiga ini harus berperan yaitu tokoh adat sebagai pemelihara adat, sopan santun, tata krama, kepatutan dan sebagainya. Kemudian ada tokoh agama atau ulama dan pemerintah yang bersinergi. Ini yang sekarang kita hidupkan kembali. Kalau ini bisa bersinergi Insya Allah nilai-nilai budaya kita akan kembali dan tetap hidup,” katanya optimis.
Konsep nilai masyarakat Sasak adalah Agama Betakak Adat di mana adat itu sama dengan pelaksana agama atau pelaksana syariat. “Jadi semua nilai-nilai dan konsep-konsep agama itu menurut orang Sasak dilaksanakan berdasarkan kepatutan adat itu. Jadi adat ini sebagai cara untuk melaksanakan syariat. Nilai-nilai Sasak berakar dari nilai-nilai keislaman,” jelasnya.
Untuk mengimplementasikan hal itu adalah dengan cara membentuk tata krama nilai-nilai adat yang dipelihara oleh majelis adat. “Makanya konsepnya dalam praktik adalah kepatutan atau cocok dari segi agama, hukum, sosial, budaya sehingga berjalan dengan aman tenteram dan damai serta berkeseimbangan atau harmonis,” tandasnya.
Hadir pada pada pembukaan gawe beleq tersebut bupati/wali kota se Pulau Lombok serta sejumlah pejabat dari Pulau Sumbawa. (yan) sumber: suarantb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar