Murdi, S.Pd (Kepala UPTD Dikbudpora Kec. Bayan |
Lombok Utara - Murdi S.Pd, sejak diilantik sebagai Kepala UPTD Dikbudpora Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara (KLU) beberapa minggu lalu, terus melakukan terobosan-terobosan baru untuk memajukan pendidikan.
Salah satu langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengunjungi lembaga pendidikan baik yang terletak di desa maupun yang ada di dusun-dusun terpencil, seperti di Bakong Desa Sambik Elen.
Untuk menuju dusun ini, harus melalui jalan yang berlubang dan penuh tanjakan, yang jaraknya dari pusat kota desa sekitar 7 kilo meter.
Menurut Murdi, sebelum sampai di Bakong, dari jauh tampak sebuah bangunan rumah reot yang beratap seng, berdinding bedeg dan berlantai tanah, dan sepertinya rumah tersebut sudah lama tak berpenghuni.
Namun dirinya mengaku terkejut, setelah mendekati bangunan tua itu, tiiba-tiiba keluar dua orang anak dengan berpakaian seragam sekolah. Dan ketika ditanya dimana mereka sekolah, kedua bocah cilik ini menunjuk bangunan yang sudah reot termakan usia.
“Setelah saya masuk ke bangunan yang dijadikan sebagai tempat belajar kelas jauh bagi SDN 1 Sambik Elen, ini sungguh sangat memprihatinkan, karena para siswa belajar hanya beralaskan tikar yang sudah rorek dan memilki papan tulis yang ukurannya tidak lebih 1,5 meter yang terpasang didinding bangunan”, kata Murdi mengenang kondisi lembaga pendidikan kelas jauh ketika berkunjung pada hari rabu, 21 Maret 2012 yang didampingi Iramalip, SH.
Dikatakan, bila bangunan SD kelas jauh ini tidak segera diperbaiki dan mendapat perhatian pemerintah, tentu proses belajar mengajarnya tidak akan bisa optimal, sementara jumlah siswanya sudah 28 orang.
“SD Kelas jauh ini memang berdiri pada tahun 2011 lalu, namun jika melihat antusias anak-anak belajar cukup menggembirakan. Hanya bangunan tempat mereka belajar yang belum memadai, dan bocor bila hujan turun”, tutur Murdi.
Untuk mendorong berdirinya sebuah bangunan yang permanen, lanjut Murdi, warga dan pemerintah desa Sambik Elen sudah melakukan swadaya penyediaan lokasii pembangunan seluas 20 are, bahkan kepala desa Sambiik Elen Muhammad Katur sudah siap membantu mengeluarkan bahan bangunan berupa kayu.
“Sebenarnya warga setempat sudah siap berswadaya, dan ini akan saya konsultasikan dengan pemerintah kabupaten dan instansi terkait, apakah pada tahun ini ada dana untuk pembangunan Ruang Kegiatan Belajar (RKB). Kalau memang ada kita harapkan pemerintah bisa membantu permbanguan SD kelas jauh ini”, ujarnya.
Bahkan lanjut Murdi, jika dilihat lokasi yang sudah disediakan oleh warga tempatnya cukup strategis karena bisa mencakup enam dusun yang berdekatan dengan Bakong, seperti Dusun Pegadungan, Padamara, Batu Santek Atas, Kebun Rengkuh dan dusun lainnya.
Karenanya diharapkan kepada pemerintah kabupaten ataupun provinsi dan pusat untuk bisa membantu pembangunan gedung pendidikan yang memadai, sehingga para siswa dan guru dapat lebih nyaman dalam proses belajar mengajar. (sk-010)
Salah satu langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengunjungi lembaga pendidikan baik yang terletak di desa maupun yang ada di dusun-dusun terpencil, seperti di Bakong Desa Sambik Elen.
Untuk menuju dusun ini, harus melalui jalan yang berlubang dan penuh tanjakan, yang jaraknya dari pusat kota desa sekitar 7 kilo meter.
Menurut Murdi, sebelum sampai di Bakong, dari jauh tampak sebuah bangunan rumah reot yang beratap seng, berdinding bedeg dan berlantai tanah, dan sepertinya rumah tersebut sudah lama tak berpenghuni.
Namun dirinya mengaku terkejut, setelah mendekati bangunan tua itu, tiiba-tiiba keluar dua orang anak dengan berpakaian seragam sekolah. Dan ketika ditanya dimana mereka sekolah, kedua bocah cilik ini menunjuk bangunan yang sudah reot termakan usia.
“Setelah saya masuk ke bangunan yang dijadikan sebagai tempat belajar kelas jauh bagi SDN 1 Sambik Elen, ini sungguh sangat memprihatinkan, karena para siswa belajar hanya beralaskan tikar yang sudah rorek dan memilki papan tulis yang ukurannya tidak lebih 1,5 meter yang terpasang didinding bangunan”, kata Murdi mengenang kondisi lembaga pendidikan kelas jauh ketika berkunjung pada hari rabu, 21 Maret 2012 yang didampingi Iramalip, SH.
Dikatakan, bila bangunan SD kelas jauh ini tidak segera diperbaiki dan mendapat perhatian pemerintah, tentu proses belajar mengajarnya tidak akan bisa optimal, sementara jumlah siswanya sudah 28 orang.
“SD Kelas jauh ini memang berdiri pada tahun 2011 lalu, namun jika melihat antusias anak-anak belajar cukup menggembirakan. Hanya bangunan tempat mereka belajar yang belum memadai, dan bocor bila hujan turun”, tutur Murdi.
Untuk mendorong berdirinya sebuah bangunan yang permanen, lanjut Murdi, warga dan pemerintah desa Sambik Elen sudah melakukan swadaya penyediaan lokasii pembangunan seluas 20 are, bahkan kepala desa Sambiik Elen Muhammad Katur sudah siap membantu mengeluarkan bahan bangunan berupa kayu.
“Sebenarnya warga setempat sudah siap berswadaya, dan ini akan saya konsultasikan dengan pemerintah kabupaten dan instansi terkait, apakah pada tahun ini ada dana untuk pembangunan Ruang Kegiatan Belajar (RKB). Kalau memang ada kita harapkan pemerintah bisa membantu permbanguan SD kelas jauh ini”, ujarnya.
Bahkan lanjut Murdi, jika dilihat lokasi yang sudah disediakan oleh warga tempatnya cukup strategis karena bisa mencakup enam dusun yang berdekatan dengan Bakong, seperti Dusun Pegadungan, Padamara, Batu Santek Atas, Kebun Rengkuh dan dusun lainnya.
Karenanya diharapkan kepada pemerintah kabupaten ataupun provinsi dan pusat untuk bisa membantu pembangunan gedung pendidikan yang memadai, sehingga para siswa dan guru dapat lebih nyaman dalam proses belajar mengajar. (sk-010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar