Senin, 09 Januari 2012

Banjir di Mataram dan Bima Ratusan Rumah Terendam

MATARAM - Kota Mataram ternyata belum bisa terbebas dari ancaman bencana banjir. Awal tahun 2012 ini, banjir kembali merendam ratusan rumah warga. Hujan yang mengguyur Kota Mataram sejak Sabtu (8/1) hingga Minggu (9/1) kemarin, menyebabkan 107 rumah di Lingkungan Abiantubuh, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram terendam hingga selutut orang dewasa. Selain di Kota Mataram, banjir juga merendam sejumlah desa di tiga kecamatan di Kabupaten Bima.

Informasi yan dihimpun Suara NTB menyebutkan, ratusan rumah yang terendam di Kota Mataram, masing-masing 25 rumah di Lingkungan Gedur, Lingkungan Karang Bata Selatan 60 rumah, Lingkungan Karang Bata Tengah 17 rumah, dan Lingkungan Karang Bata Utara 5 rumah.

Air diperkirakan mulai naik ke rumah warga sejak pukul 03:00 Wita dini hari Minggu kemarin. Ketinggian air diperkirakan mencapai 60 cm hingga 1 meter. Kondisi tersebut membuat warga kewalahan mengatasi luapan air tersebut. Upaya warga untuk mencegah luapan air dengan membuat tanggul sederhana di depan pintu rumah sia-sia. Luapan air yang terlalu deras menerobos masuk hingga ke dalam rumah warga. Akibatnya, wargapun harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi di luar rumah. Mulai pagi kemarin, warga tidak bisa beraktivitas mencari nafkah seperti biasa.

Sementara itu, hingga siang kemarin, warga yang rumahnya terendam belum mendapat bantuan. Kondisi tersebut dikeluhkan warga yang terpaksa makan makanan sisa sebelumnya karena mereka tidak bisa ke luar rumah untuk mencari makanan. Seperti yang diungkapkan salah seorang warga Gedur, Wayan Sudana. Ia mengeluhkan, bantuan yang tidak kunjung datang sejak pagi hari. Wayan yang berprofesi sebagai buruh bangunan ini tidak bisa keluar rumah untuk bekerja karena rumahnya terendam banjir.

Wayan mengharapkan bantuan tersebut secapatnya bisa diterima oleh warga, karena warga sengat membutuhkannya. Baik makanan maupun berupa obat-obatan. Sementara itu, Nengah, warga lainnya yang rumahnya terendam banjir mengatakan, banjir kali ini merupakan banjir yang paling parah yang menimpa rumahnya. Jika dulu air tidak masuk sampai ke dalam rumah, sekarang luapan air merendam kamar dan tempat tidurnya. “Setiap hujan pasti banjir, dulu airnya tidak sampai masuk, tapi sekarang makin parah air dan kotoran semuanya masuk,”katanya.

Ia tidak bisa berbuat apa-apa dengan kondisi tersebut, sementara bantuan yang diharapkan belum ada. Nengah juga khawatir dengan kondisi anak-anaknya yang rentan terkena penyakit. Sementara bantuan obat-obatan tidak ada. ‘’Obat-obatan tidak pernah ada, dulu pernah dapat bantuan tapi paling beras dan mie, obat-obatan tidak ada,’’ katanya.

Kepala Lingkungan Gedur, Wayan Ardika, mengatakan, di lingkungannya terdapat 37 kepala keluarga yang terendam banjir. Dari 873 jiwa jumlah warganya, sebanyak 150 jiwa menjadi korban banjir. Ia mengatakan, banjir tersebut diakibatkan meluapnya air Kali Unus, setelah malam sebelumnya Mataram diguyur hujan. Ia mengatakan, lingkungannya sudah menjadi langganan banjir. Setiap hujan datang, lingkungannya pasti terendam banjir, hal tersebut dikarenakan kondisi Kali Unus yang sudah tidak mampu lagi menahan debit air sehingga airnya meluap ke rumah-rumah warga.

Sementara itu, Koordinator Tanggap Bencana (Tagana) Kota Mataram, Husnan kepada Suara NTB mengatakan, untuk bantuan pihaknya telah menghubungi pihak Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Kota Mataram. Namun stok bahan pangan dan bantuan sedang kosong, untuk itu ia meminta stok bantuan berupa makanan siap saji kepada Dinas Sosial Provinisi NTB.

‘’Di kota stok bantuan habis, makanya kita tadi minta kepada provinsi,’’ katanya.

Untuk mengantisipasi dampak bencana ia mengaku telah menerjunkan para petugas Tagana untuk memantau situasi di sepanjang titik banjir.

Tiga Kecamatan Tergenang Banjir

Sementara dari Bima di laporkan, sejumlah desa di tiga kecamatan di Kabupaten Bima sejak beberapa hari lalu tergenang banjir menyusul hujan deras di wilayah tersebut. Bajir mengakibatkan, sejumlah sekolah dan aktivitas perkantoran lumpuh. Menyusul banjir ini sejumlah warga khususnya di Desa Cenggu kesal lantaran Pemerintah Desa dan Pemerintah Kecmatan kurang memperhatikan saluran air yang kurang layak.

Banjir bandang ini terjadi selama dua hari pada Kamis (4/1) dan Jumat (5/1) lalu. Selama dua hari tersebut, sejumlah desa terendam. Di Kecamatan Belo misalnya, banjir menggenangi Desa Cenggu, Renda dan Ngali. Sementara di Kecamatan Woha, Banjir akibat hujan deras tersebut menggenani Desa Rabakodo dan Talabiu.  

Akibat banjir ini, ratusan rumah warga tergenang, tak terkecuali infrastruktur dan fasilitas pemerintah seperti sekolah, Mapolsek Polsek Belo, Koramil dan jalan-jalan. Tingginya air bahkan mencapai hingga lutut orang dewasa. Fasilitas dan dan bangunan pemerintah ini banjir akibat luapan air di sungai-sungai setempat. Praktis akibat banjir kegiatan pelayanan pemerintah dan belajar-mengajar siswa termasuk di SMA 1 Belo ditiadakan.

Menurut salah seorang guru setempat, Rusli, banjir yang terjadi bukan hal yang baru lagi bagi warga setempat. Menurutnya, setiap hujan lebat hingga semalaman pasti akan mengakibatkan banjir. “Kita biasa kalau hujan semalaman, pasti airnya meluap,” tandasnya.

Sementara Kepala Sekolah SMAN 1 Belo, Muhammad Tasrif, kepada wartawan menuturkan jika pihaknya terpaksa harus meliburkan siswa-siswinya. Kondisi ini dilakukan karena tak memungkinkan untuk dilakukannya kegiatan belajar mengajar. “Makannya hanya guru-guru saja yang kita panggil untuk bersih-bersih,’’ ujarnya.

Sementara di Jalan Lintas Talabiu, sejumlah pengendara sepeda motornya mogok akibat dipaksa melintasi genangan air. Hingga Jumat air masih setinggi mata kaki orang dewasa.

Selain akibat derasnya curah hujan, buruknya kualitas tanggul dan drainase di wilayah Kabupaten Bima juga dianggap menjadi pemicu meluapnya air sungai hingga menggenangi pemukiman warga. Bahkan sejumlah warga di Dusun 4, Desa Cenggu meluapkan kekesalannya dengan menanam pohon pisang di gang-gang setempat. “Ini karena drainasenya kurang, makanya setiap hujan selalu meluap ke pemukiman warga,” tandasnya.  (sir/use) Sumber: Suarantb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar