Selasa, 01 November 2011

Calo Tiket dan Pemalakan Dikhawatirkan Cederai ‘’Image” BIL

Lombok Tengah - Berkeliarannya calo tiket dan maraknya pemalakan dijalur by pass Bandara Internasional Lombok (BIL) dikhawatirkan akan mencederai image BIL, karena itu PT Angkasa Pura (AP) I menganggap hal ini persoalan serius yang harus mendapatkan perhatian dari seluruh pihak.

Khusus calo tiket, PT AP meminta Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Asita sebagai pihak yang ikut berkepentingan segera menangani persoalan ini. Sedangkan terkait pemalakan dijalur by pass, pihak PT AP meminta agar aparat keamanan menindak oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut.

“Jelas kalau ada hal itu (calo tiket dan pemalakan) akan mencederai image BIL sebagai bandara internasional, karena itu harus segera ditangani,” ungkap General Manager PT. Angkasa Pura I (PT AP I) Bandara Internasional Lombok (BIL), I Ketut Erdi Nuka, SH. MM saat ditemui di BIL Senin (31/10).

Erdi Nuka tidak menapikan kalau ada praktik-pratik itu di BIL, karena dipahaminya Bandara baru saja beroperasi. Akan tetapi lambat laun, jika persoalan ini tidak ditangani akan menjadi persoalan yang berdampak fatal. Pihaknya sendiri terbuka dan siap membantu, dalam hal penanganan seluruh persoalan ini.

Khusus penanganan persoalan calo tiket yang diduga ulah travel agen, pihaknya akan segera bertemu dan berkoordinasi dengan pihak PHRI dan Asita yang ikut menangani persoalan travel. Dalam hal ini, pihak terkait harus secara tegas menindak jika ada agen travel yang masuk keanggotaan.

Selain Asita, pihaknya juga berkoordinasi dengan Dishubkominfo untuk menangani persoalan permainan dan perang  harga yang juga terjadi antara travel. “Kita sih telah memasang pelang agar para penumpang tidak membeli tiket pada calo,” ujarnya.

Sedangkan terkait persoalan pemalakan, ia menilai kalau perbuatan itu masuk kategori pidana dan harus ditangani pihak berwajib. Ia pun mengaku tidak mampu menangani pemalakan itu, karena kemungkinan terjadi di luar area Bandara dan jauh dari otoritasnya. Akan tetapi, hal ini tentu berimbas terhadap penilaian kepada Bandara.

Untuk itu, ia mengimbau kepada oknum yang melakukan pemalakan agar sadar perbuatannya melanggar hukum. Aparat dalam hal ini, harus lebih meningkatkan pengawasan di jalur by pass yang dilaui ratusan bahkan ribuan manusia per hari. “Yang jelas kita ingin menciptakan BIL menjadi Bandara yang aman dan nyaman,” imbuhnya.

Pengakuan travel yang enggan dikorankan namanya, memang beberapa persoalan ini terjadi di BIL, khususnya calo travel dan perang harga tiket. Karena itu, ia meminta agar pemerintah segera membantu dalam hal penetapan standar ongkos travel. “Standar itu penting agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat dan lambat laun menimbulkan kecemburuan sosial,” tukasnya. (her)Suara NTB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar