Lombok Utara - Warga Desa Anyar Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara geger. Pasalnya, pada minggu pagi 09/10 sekitar jam 08.00 wita, ditemukan sesosok mayat, yang setelah diperiksa ternyata bernama Zaitun (21) warga Dusun Oma segoar Desa Senaru.
Zaitul yang pekerjaannya sehari-hari sebagai buruh tersebut ditemukan terapung dipinggir pantai, dan oleh warga pada saat itu juga jenazahnya dilarikan ke Puskesmas Bayan untuk dilakukan visum.
Keterangan yang dihimpun Suarakomunitas.net menyebutkan, pada pagi itu, Zaitun bersama dua rekannya yaitu Suparman dan Gatot Suryono pergi ke Pelabuhan Carik dengan tujuan melihat pemandangan dan mandi. Namun ketika Zaitun mandi tiba-tiba dia menghilang. Setelah dicari Zaitun ditemukan sudah menjadi mayat.
Zaitun diduga mengalami penyakit efilepsi atau ayan, sehingga bila terkena air, penyakitnya kambuh, dan tenggelam pada kedalaman sekitar 3 meter di pinggir pantai Labuhan Carik.
Sementara Gatot Suryono, salah seorang temannya mengaku tidak ada tanda-tanda kalau Zaitun, akan meninggal, karena pada pagi itu dirinya bersama korban kondisinya biasa-biasa saja. “Dia (korban) sehat-sehat saja berangkat dari rumah, hanya saja dia memang mengalami salah satu penyakit yang sering disebut penyakit ayan”, katanya.
Ayah korban, ketika mengetahui anaknya meninggal, tidak mampu menbendung kesedihan. “Zaitun bekerja sebagai buruh untuk mencari nafkah buat keluarga”, katanya sedih.
Salah seorang petugas Puskesmas Bayan yang enggan dipublikasikan namanya menjelaskan, dari hasil visum yang dilakukan tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan atau luka lainnya, dan dugaan sementara korban meninggal karena tenggelam.
Kapolres Lombok Barat melalui Kapolsek Bayan, IPDA Kadek Metria ketika ditemui diruang kerjanya 10/10, membenarkan kejadian tersebut. “Memang benar, korban meninggal karena tenggelam pada kedalaman 3 meter dibawah bangunan Pelabuhan. Dan diduga korban mengalami penyakit efilpsi atau ayan”, katanya.
Ditambahkan, barangkali ketika korban sedang mandi, penyakit ayannya kambuh sehingga langsung tenggelam dan ditemukan sudah menjadi mayat dan mengapung oleh rekannya. “Dan ini murni meninggal karena tenggelam”, jelas Kadek Metria.
Zaitul yang pekerjaannya sehari-hari sebagai buruh tersebut ditemukan terapung dipinggir pantai, dan oleh warga pada saat itu juga jenazahnya dilarikan ke Puskesmas Bayan untuk dilakukan visum.
Keterangan yang dihimpun Suarakomunitas.net menyebutkan, pada pagi itu, Zaitun bersama dua rekannya yaitu Suparman dan Gatot Suryono pergi ke Pelabuhan Carik dengan tujuan melihat pemandangan dan mandi. Namun ketika Zaitun mandi tiba-tiba dia menghilang. Setelah dicari Zaitun ditemukan sudah menjadi mayat.
Zaitun diduga mengalami penyakit efilepsi atau ayan, sehingga bila terkena air, penyakitnya kambuh, dan tenggelam pada kedalaman sekitar 3 meter di pinggir pantai Labuhan Carik.
Sementara Gatot Suryono, salah seorang temannya mengaku tidak ada tanda-tanda kalau Zaitun, akan meninggal, karena pada pagi itu dirinya bersama korban kondisinya biasa-biasa saja. “Dia (korban) sehat-sehat saja berangkat dari rumah, hanya saja dia memang mengalami salah satu penyakit yang sering disebut penyakit ayan”, katanya.
Ayah korban, ketika mengetahui anaknya meninggal, tidak mampu menbendung kesedihan. “Zaitun bekerja sebagai buruh untuk mencari nafkah buat keluarga”, katanya sedih.
Salah seorang petugas Puskesmas Bayan yang enggan dipublikasikan namanya menjelaskan, dari hasil visum yang dilakukan tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan atau luka lainnya, dan dugaan sementara korban meninggal karena tenggelam.
Kapolres Lombok Barat melalui Kapolsek Bayan, IPDA Kadek Metria ketika ditemui diruang kerjanya 10/10, membenarkan kejadian tersebut. “Memang benar, korban meninggal karena tenggelam pada kedalaman 3 meter dibawah bangunan Pelabuhan. Dan diduga korban mengalami penyakit efilpsi atau ayan”, katanya.
Ditambahkan, barangkali ketika korban sedang mandi, penyakit ayannya kambuh sehingga langsung tenggelam dan ditemukan sudah menjadi mayat dan mengapung oleh rekannya. “Dan ini murni meninggal karena tenggelam”, jelas Kadek Metria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar