LOMBOK UTARA - Setelah seminggu berlalu sejak meletusnya kerusuhan di Gili Trawangan yang menyebabkan beberapa rumah dan fasilitas umum yang dibangun PT. WAH dirusak warga yang marah Senin (10/10) lalu, masih meninggalkan cerita. Adanya isu penyusup atau aksi perampok di Trawangan berkembang
di tengah masyarakat. Untuk menyikap itu, warga secara bersama-sama menggelar ronda malam guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
Kerusuhan Trawangan minggu lalu, tidak hanya berdampak pada traumatik psikologis bagi masyarakat setempat, namun juga berdampak pada terganggunya kondisi keamanan di daerah yang dikenal dengan keindahan alam pantainya itu.
Sepintas, jika dilihat dari geliat aktifitas pariwisata di daerah itu, tidak nampak adanya bekas-bekas kerusuhan yang terlalu mencolok, mengingat warga tetap melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya, begitupun dengan aktifitas wisatawan yang terlihat lalu lalang dilokasi kerusuhan, namun sejak tiga hari terakhir, ketenangan warga kembali terusik dengan adanya isu penyusup yang masuk ke perkampungana warga.
Sedikit berbeda dengan suasana malam-malam sebelumnya, sejak mencuatnya isu penyusupan, warga secara bersama-sema terlihat berjaga-jaga disejumlah titik disepanjang jalan perkampungan dengan dilengkapi berbagai senjata tajam, seperti tombak dan badik, bahkan tidak jarang warga berkeliling kampung untuk memastikan kondisi keamanan.
Di satu sisi, ratusan pekerja pt wah yang sejak 2 bulan terakhir sudah memulai aktipitas pemagaran lahan di lahan konplik, kini sudah meninggalkan trawangan karena khawatir adanya aksi masa susulan yang berpotensi terjadi, mengingat warga masih marah akibat keberadaan mereka yang selama ini sangat menganggu mereka.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, meletusnya amuk masa terhadap fasilitas-fasilitas milik PT. WAH berawal dari aksi percobaan pembacokan yang dilakukan oleh salah seorang pekerja PT WAH terhadap warga, yang langsung menyulut amarah warga, sehingga warga dengan beringas merusak kamp milik PT. WAH, termasuk mengejar para pekerja.
Seorang warga, Majah, kepada wartawan menceritakan, adanya isu penyusup dan perampokan sejka tiga hari terakhir, membuat warga cemas, dan menyikapi itu, warga berinisiatif menggelar ronda malam di beberapa titik yang dianggap rawan dimasuki penyusup, dan itu dilakukan setiap malam.
“isu penyusupan menyebabkan terusikanya ketenangan warga, karena itulah warga memutuskan untuk menggelar ronda malam setiap malam, dengan berkeliling kampung hingga dini hari, untuk mengantisipasi adanya kemungkinan-kemungkinan penyusup masuk ke perkampungan,” tegasnya.
Dikatakan Majah, semua bisa saja terjadi, terlebih dalam kondisi keamanan di Trawangan seperti ini, tidak ada yang tahu jika satu saat penyusup atau perampok masuk keperkampungan yang tentunya mengancam keselamatan warga.
Hal yang sama juga dikatakan warga lainnya, Baharudin, menurutnya, banyak pihak yang bisa saja memanfaatkan kondisi yang terjadi ditrawangan, dan jika warga tidak sigap menaggapi isu tersebut, bukan tidak mungkin isu penuusp benar terjadi.
“Warga hanya berjaga-jaga disekitar perkampungan, dan tentunya untuk memberikan rasa nyaman kepada warga yang sudah sangat tertekan dengan kondisi yang terjadi saat ini, pihak pemerintah dan aparat keamanan yang diharapkan dapat memberikan rasa nyaman kepada warga, hingga hari ini tidak nampak dilokasi,” ungkapnya.
Sementara Kepala Bidang Pariwisata Dishubpakominfo, Abdul Azis Abu Bakar, mengatakan, kondisi terakhir di Trawangan sudah kembali normal seperti semula, tidak terlihat aktifitas warga yang berpotensi menimbulkan kerusuhan susulan seperti yang terjadi minggu lalu, termasuk aktifitas pariwisata juga sudah kembali berjalan normal.
“Kita berharap agar semua pihak bersama-sama menjaga kamanan, dan mempercayakan permasalahan ini kepada pemerintah,” tegasnya. (in/kb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar