Gugup di Awal, Menangis Terharu di Akhir
Lombok Tengah - Pendaratan dan penerbangan perdana BIL terjadi di tengah maraknya insiden kecelakaan pesawat. Karena itu, ia adalah sebuah momentum sejarah sekaligus uji mental bagi para pelakunya. Adegan demi adegan dalam pendaratan perdana dilalui dengan penuh emosi yang bercampur-baur.
KAPTEN Setiya Budi, yang mengomandoi pesawat Garuda GA 432 - Boeing 737 NG hari itu punya tugas istimewa. Ia akan membawa tak kurang dari 160 penumpang melintasi jarak puluhan ribu kilometer dari Bandara Sukarno Hatta di Cengkareng, Jakarta menuju Bandara Internasional Lombok di Lombok Tengah, NTB.
Mungkin tidak bagi sang kapten. Namun, sebelum memasuki pesawat, suasana nervous sudah mulai terasa. Rombongan yang dipimpin Kepala Bappeda NTB, Dr. H. Rosiady Sayuthie, tampak gugup. Maklum, meski menjadi saksi sejarah, mereka juga akan menjajal landasan pacu BIL yang beberapa kali sempat dituding pembuatannya tidak sesuai spek. Maraknya insiden kecelakaan transportasi yang memakan korban jiwa beberapa hari terakhir juga membuat mental penumpang sedikit mengkerut.
“Kalau semuanya pandangan kita terlihat kuning, itu tandanya ajal sudah dekat,” gurau Rosiady ketika menyinggung soal ini. Untungnya, hari itu pandangannya normal. Semua warna terlihat seperti apa adanya. Penumpang lain, H.M.N.S. Kasdiono juga sempat berseloroh sembari meminta wartawan untuk banyak-banyak berdoa sebelum mendarat di BIL.
Singkatnya, pendaratan di BIL adalah sebuah tes mental yang mendebarkan. Saat Cabin Supervisor, Lisbet Ratu membacakan pengumuman jelang take off di Bandara Sukarno Hatta, para penumpang pun bersiap untuk sebuah pendaratan yang mendebarkan.
Sepanjang penerbangan, suasana terlihat sangat berbeda. Para pejabat yang biasanya kalem di dalam pesawat terlihat mirip rombongan darmawisata. Mereka yang hampir tiap hari bolak – balik Mataram – Jakarta dengan pesawat, kali ini nampak antusias minta difoto bersama di atas pesawat. Penerbangan kali ini memang monumental dan harus diabadikan. “Kita juga dong,” ujar salah seorang kepala SKPD saat wartawan membidik Gubernur NTB, sedang membacakan pengumuman jelang pendaratan di BIL.
Kapolda NTB, Brigjend Arif Wachyunadi bersama istri, tersenyum saat Suara NTB mengambil gambar suasana di dalam pesawat jelang berangkat. “Kirim ke humas (polda) yah,” pesannya sembari mengulas lagi senyumnya. Beberapa pejabat lain, seperti Ketua DPRD NTB, Drs. H. L. Sujirman, Anggota DPR RI, H. M. Syafruddin, ST, Kajati NTB, Danlanud dan Danrem 162 WB juga ikut dalam rombongan. Tokoh agama, dan tokoh lingkar BIL juga diajak.
Suasana tegang semakin terasa sesaat setelah pilot mengumumkan dimulainya proses pendaratan di BIL. Meski cuaca dilaporkan cerah, namun getaran yang terasa saat pesawat menubruk gumpalan – gumpalan awan cukup membuat gugup. Sejumlah ulama, Tuan Guru yang ikut dalam penerbangan tenggelam dalam zikirnya. Untunglah, pemandangan tiga gili dan Gunung Rinjani dari atas pesawat sedikit mengobati perasaan.
Rasa cemas itu berubah menjadi kelegaan sesaat setelah pesawat mendarat dengan mulus di landasan pacu BIL. “Alhamdulillah, mulus sekali,” teriak seorang penumpang yang disambut teriakan lega penumpang lainnya. Semua bersorak, bahkan mengangkat tangan merayakan euforia mereka.
Beberapa waktu kemudian, TGH. Maarif Makmur langsung didaulat membacakan doa. Pesawat bergerak dari landasan pacu menuju apron ketika ayat demi ayat doa dibacakan. Isak halus yang menyelip di antara lantunan doa itu membuat semua penumpang yang awalnya bersorak – sorak gembira larut dalam keharuan. Beberapa menitikkan air mata karena perjuangan puluhan tahun untuk mewujudkan BIL hari itu akhirnya terbayar.
Pendaratan perdana pesawat ini berjalan mulus dan sukses. Pesawat pertama kali menyentuh landasan tepat pukul 10.05 Wita, diikuti riuh tepuk tangan meriah dari ratusan undangan yang hadir. Untuk menyambut kedatangan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, MA., Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, bersama puluhan tokoh masyarakat dan tokoh agama yang diajak serta menumpang pesawat perdana dari Jakarta tersebut.
Diujung landasan, sejumlah kendaraan pemadam kebakaran tampak berjaga-jaga mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Bersama pertugas kesehatan bandara. Diluar terminal ribuan warga turut menjadi saksi pendaratan perdana di bandara kebanggaan masyarakat NTB itu. Begitu turun dari pesawat, Gubernur NTB yang didampingi istri, bersama rombongan langsung disambut upacara adat yang dipimpin langsung Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Loteng, H.L. Putria, tepat sebelum memasuki terminal bandara. (aan/kir) sumber: Suara NTB
Lombok Tengah - Pendaratan dan penerbangan perdana BIL terjadi di tengah maraknya insiden kecelakaan pesawat. Karena itu, ia adalah sebuah momentum sejarah sekaligus uji mental bagi para pelakunya. Adegan demi adegan dalam pendaratan perdana dilalui dengan penuh emosi yang bercampur-baur.
KAPTEN Setiya Budi, yang mengomandoi pesawat Garuda GA 432 - Boeing 737 NG hari itu punya tugas istimewa. Ia akan membawa tak kurang dari 160 penumpang melintasi jarak puluhan ribu kilometer dari Bandara Sukarno Hatta di Cengkareng, Jakarta menuju Bandara Internasional Lombok di Lombok Tengah, NTB.
Mungkin tidak bagi sang kapten. Namun, sebelum memasuki pesawat, suasana nervous sudah mulai terasa. Rombongan yang dipimpin Kepala Bappeda NTB, Dr. H. Rosiady Sayuthie, tampak gugup. Maklum, meski menjadi saksi sejarah, mereka juga akan menjajal landasan pacu BIL yang beberapa kali sempat dituding pembuatannya tidak sesuai spek. Maraknya insiden kecelakaan transportasi yang memakan korban jiwa beberapa hari terakhir juga membuat mental penumpang sedikit mengkerut.
“Kalau semuanya pandangan kita terlihat kuning, itu tandanya ajal sudah dekat,” gurau Rosiady ketika menyinggung soal ini. Untungnya, hari itu pandangannya normal. Semua warna terlihat seperti apa adanya. Penumpang lain, H.M.N.S. Kasdiono juga sempat berseloroh sembari meminta wartawan untuk banyak-banyak berdoa sebelum mendarat di BIL.
Singkatnya, pendaratan di BIL adalah sebuah tes mental yang mendebarkan. Saat Cabin Supervisor, Lisbet Ratu membacakan pengumuman jelang take off di Bandara Sukarno Hatta, para penumpang pun bersiap untuk sebuah pendaratan yang mendebarkan.
Sepanjang penerbangan, suasana terlihat sangat berbeda. Para pejabat yang biasanya kalem di dalam pesawat terlihat mirip rombongan darmawisata. Mereka yang hampir tiap hari bolak – balik Mataram – Jakarta dengan pesawat, kali ini nampak antusias minta difoto bersama di atas pesawat. Penerbangan kali ini memang monumental dan harus diabadikan. “Kita juga dong,” ujar salah seorang kepala SKPD saat wartawan membidik Gubernur NTB, sedang membacakan pengumuman jelang pendaratan di BIL.
Kapolda NTB, Brigjend Arif Wachyunadi bersama istri, tersenyum saat Suara NTB mengambil gambar suasana di dalam pesawat jelang berangkat. “Kirim ke humas (polda) yah,” pesannya sembari mengulas lagi senyumnya. Beberapa pejabat lain, seperti Ketua DPRD NTB, Drs. H. L. Sujirman, Anggota DPR RI, H. M. Syafruddin, ST, Kajati NTB, Danlanud dan Danrem 162 WB juga ikut dalam rombongan. Tokoh agama, dan tokoh lingkar BIL juga diajak.
Suasana tegang semakin terasa sesaat setelah pilot mengumumkan dimulainya proses pendaratan di BIL. Meski cuaca dilaporkan cerah, namun getaran yang terasa saat pesawat menubruk gumpalan – gumpalan awan cukup membuat gugup. Sejumlah ulama, Tuan Guru yang ikut dalam penerbangan tenggelam dalam zikirnya. Untunglah, pemandangan tiga gili dan Gunung Rinjani dari atas pesawat sedikit mengobati perasaan.
Rasa cemas itu berubah menjadi kelegaan sesaat setelah pesawat mendarat dengan mulus di landasan pacu BIL. “Alhamdulillah, mulus sekali,” teriak seorang penumpang yang disambut teriakan lega penumpang lainnya. Semua bersorak, bahkan mengangkat tangan merayakan euforia mereka.
Beberapa waktu kemudian, TGH. Maarif Makmur langsung didaulat membacakan doa. Pesawat bergerak dari landasan pacu menuju apron ketika ayat demi ayat doa dibacakan. Isak halus yang menyelip di antara lantunan doa itu membuat semua penumpang yang awalnya bersorak – sorak gembira larut dalam keharuan. Beberapa menitikkan air mata karena perjuangan puluhan tahun untuk mewujudkan BIL hari itu akhirnya terbayar.
Pendaratan perdana pesawat ini berjalan mulus dan sukses. Pesawat pertama kali menyentuh landasan tepat pukul 10.05 Wita, diikuti riuh tepuk tangan meriah dari ratusan undangan yang hadir. Untuk menyambut kedatangan Gubernur NTB, Dr. TGH. M. Zainul Majdi, MA., Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, bersama puluhan tokoh masyarakat dan tokoh agama yang diajak serta menumpang pesawat perdana dari Jakarta tersebut.
Diujung landasan, sejumlah kendaraan pemadam kebakaran tampak berjaga-jaga mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Bersama pertugas kesehatan bandara. Diluar terminal ribuan warga turut menjadi saksi pendaratan perdana di bandara kebanggaan masyarakat NTB itu. Begitu turun dari pesawat, Gubernur NTB yang didampingi istri, bersama rombongan langsung disambut upacara adat yang dipimpin langsung Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Loteng, H.L. Putria, tepat sebelum memasuki terminal bandara. (aan/kir) sumber: Suara NTB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar