Senin, 17 Oktober 2011

Pasien Diduga Flu Burung Bertambah di RSUP NTB

MATARAM - Rumah sakit umum provinsi (RSUP) NTB di Mataram, hingga Senin (17/10/11) merawat empat orang pasien yang diduga flu burung tiga diantaranya balita dan anak-anak.

Kepala tim penanganan flu burung RSUP NTB, dr Salim Thalib menjelaskan, para pasien merupakan rujukan dari RSUD Lombok Tengah, dan kondisi para pasien saat masuk ke RSUP NTB menunjukan gejala mirip flu burung.

Menurutnya, Senin pagi (17/10) dua pasien masuk yakni bayi berusia 5 bulan berinisial DS, warga Desa Semayan, Kecamatan Praya, Lombok Tengah, dan anak berusia 10 tahun berinisial SK, warga desa Pringgarata, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah.

"Rata-rata ada gejala ISPA (infeksi saluran pernapasa akut) dan suhu tubuh sangat tinggi mencapai 39 derajat celsius," katanya.
Sementara dua pasien sebelumnya, masuk pada Sabtu (15/10), yakni Is (53) warga Desa Semayan, Kecamatan Praya, Lombok Tengah, dan Ma (bayi 11 bulan), warga desa Pringgarata, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah.

Menurut Salim, tim RSUP NTB sudah mengambil tindakan sesuai prosedur penanganan flu burung, dan para pasien dirawat di ruang isolasi yang sudah disediakan. Sample darah dan lendir para pasien juga sudah diperiksa di laboratorium RSUP NTB, dan juga dikirim ke Laboratorium Kementrian Kesehatan di Jakarta.

Ditemui terpisah, Kepala Dinas Kesehatan NTB, Mohammad Ismail mengatakan, dugaan flu burung muncul lantaran empat pasien tersebut berasal dari dua desa di Lombok Tengah yang selama sepekan terakhir ditemukan hampir seribu kasus ayam mati mendadak. Selain itu, ada riwayat pasien pernah kontak fisik dengan ayam yang mati.

"Hari ini ada dua pasien lagi yang masuk (ke RSUP), semua rujukan Lombok Tengah. Dua yang masuk sebelumnya, sampelnya negatif tapi kami masih memastikan dengan mengirimkan sampel ke laboratorium Kemenkes di Jakarta," katanya. Berdasarkan laporan tim RSUP NTB, papar Ismail, suhu tubuh dua pasien sebelumnya sudah mulai menurun walaupun masih fluktuatif.

Menurut Ismail, sejak dugaan penularan flu burung pada ternak ayam di sejumlah wilayah di pulau Lombok mulai dilaporkan sepekan lalu, membuat jajaran Dinas Kesehatan NTB juga meningkatkan kewaspadaan. Kewaspadaan dilakukan agar penularan virus H5N1 dari unggas ke manusia bisa dihindari.
"Petugas kesehatan sudah kami turunkan ke lokasi-lokasi yang diduga flu burung itu. Puskesmas juga mulai mensosialisasikan agar masyarakat bisa terhindar dari tertular," katanya.

Ia mengimbau agar masyarakat menjaga kebersihan. Bagi yang memelihara unggas sebaiknya selalu mencuci tangan dengan sabun setelah kontak dengan unggas peliharaan. Memasak unggas pun harus benar-benar matang.

Sebelumnya diberitakan, sedikitnya 950 ekor ayam peliharaan masyarakat mati mendadak dalam kurun sepekan terakhir dengan gejala mirip flu burung di Kabupaten Lombok Tengah.  Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah, Ibrahim mengatakan, petugas peternakan menemukan lebih dari 400 ekor ayam mati mendadak di Desa Semayan, Kecamatan Praya, dan lebih dari 500 ekor ayam mati mendadak di  Desa  Pringgarata, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah.(gra/im)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar