Lombok Timur - Harga jual tembakau Virginia pada musim tani tahun ini yang meningkat tajam disambut dengan penuh kegembiraan oleh para petani, pasalnya harga jual tersebut telah diatur lebih awal sebelum masa panen dimulai.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, harga jual tersebut ditentukan seacara sepihak oleh perusahaan pembeli tembakau Virginia, sehingga tentu saja hal tersebut membuat para petani terdesak. Tahun lalu merupakan tahun yang buram, dimana harga jual anjlok hingga di bawah standar, sehingga banyak petani yang mengambil keputusan untuk menjadi TKI karena beban hutang yang dipikulnya.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, klasifikasi tembakau terkesan mengada – ada, dimana tembakau yang awalnya memiliki kwalitas bagus, tetapi oleh perusahaan diklasifikasi menjadi tembakau kwalitas rendah (grid diperusahaan dipilih) sehingga harganya pun anjlok, sementara biaya penanaman dan perawatan selama lebih kurang empat bulan terhitung sangat tinggi, itulah sebabnya para petani mengalami kerugian, bahkan tidak sedikit yang meninggalkan hutang dalam jumlah angka puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Sejak adanya upaya dari pemprov NTB beberapa waktu lalu, harga jual/beli sudah bisa ditentukan sejak awal. Hal ini patut untuk disyukuri, terlebih kenaikan harga tersebut telah membawa perubahan bagi masyarakat petani di NTB khususnya di Lombok Timur.
Langkah yang dilakukan pemerintah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana pemerintah telah berupaya untuk mempertemukan pihak – pihak terkait, terutama pihak perusahaan pembeli sehingga menghasilkan kompromi harga.
Perusahaan tersebut sebagian besar berkantor di Kabupaten Lombok Timur dan telah bertahun – tahun melakukan Eksploitasi kepada masyarakat petani dengan melakukan monopoli harga, kini masyarakat terus berharap agar keseimbangan harga yang sudah disepakati tersebut dapat berlangsung hingga tahun – tahun berikutnya. (Gelora FM)
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, harga jual tersebut ditentukan seacara sepihak oleh perusahaan pembeli tembakau Virginia, sehingga tentu saja hal tersebut membuat para petani terdesak. Tahun lalu merupakan tahun yang buram, dimana harga jual anjlok hingga di bawah standar, sehingga banyak petani yang mengambil keputusan untuk menjadi TKI karena beban hutang yang dipikulnya.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, klasifikasi tembakau terkesan mengada – ada, dimana tembakau yang awalnya memiliki kwalitas bagus, tetapi oleh perusahaan diklasifikasi menjadi tembakau kwalitas rendah (grid diperusahaan dipilih) sehingga harganya pun anjlok, sementara biaya penanaman dan perawatan selama lebih kurang empat bulan terhitung sangat tinggi, itulah sebabnya para petani mengalami kerugian, bahkan tidak sedikit yang meninggalkan hutang dalam jumlah angka puluhan hingga ratusan juta rupiah.
Sejak adanya upaya dari pemprov NTB beberapa waktu lalu, harga jual/beli sudah bisa ditentukan sejak awal. Hal ini patut untuk disyukuri, terlebih kenaikan harga tersebut telah membawa perubahan bagi masyarakat petani di NTB khususnya di Lombok Timur.
Langkah yang dilakukan pemerintah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana pemerintah telah berupaya untuk mempertemukan pihak – pihak terkait, terutama pihak perusahaan pembeli sehingga menghasilkan kompromi harga.
Perusahaan tersebut sebagian besar berkantor di Kabupaten Lombok Timur dan telah bertahun – tahun melakukan Eksploitasi kepada masyarakat petani dengan melakukan monopoli harga, kini masyarakat terus berharap agar keseimbangan harga yang sudah disepakati tersebut dapat berlangsung hingga tahun – tahun berikutnya. (Gelora FM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar