Bima - Ratusan guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Senin (3/10) turun ke jalan. Mereka memprotes penamparan salah satu guru di Madrasah Tsanawiah Negeri (MTsN) Padolo Kota Bima oleh siswa setempat atas perintah orang tuanya bernama, Syahbudin.
Peristiwa penamparan guru oleh siswa tersebut dinilai telah mencoreng dan merendahkan martabat guru selaku pendidik. Aksi turun ke jalan tidak saja oleh jajaran guru di Dinas Dikpora Kota Bima. Namun, juga datang dari jajaran Dinas Dikpora Kabupaten Bima. Selain itu, sejumlah elemen lain seperti, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sejumlah perguruan tinggi, dan organisasi kemasyarakat juga turun memberikan dukungan atas tindakan Syahbudin yang dinuilai aroganl. Mereka memenuhi ruas jalan Soekarno-Hatta Kota Bima.
Pantauan KM Sarei Ndai, selain berorasi, para guru juga membawa berbagai spanduk yang umumnya mengecam tindakan Syahbudin terhadap salah seorang guru MTsN Padolo Kota Bima beberapa waktu lalu. Salah satu spanduk yang dibawa oleh sejumlah guru bertulis “Sahbudin Mantan Siswa yang Durhaka”.
Selain itu, Kepala Dinas Dikpora Kota Bima, H Nurdin HMS, M.Si, juga terlihat turun ke jalan dan memberikan dukungan atas aksi tersebut. Nurdin juga sempat berorasi mengecam tindakan orang tua siswa terhadap guru. Dalam pernyataan sikapnya antara lain, PGRI mendesak agar, Sahbudin segera dituntut secara hukum, kepada guru yang ditampar siswa dan kini sudah di-non aktifkan agar segera diaktifkan kembali.
“Kepada oknum polisi yang berada di tempat kejadian dan membiarkan peristiwa itu terjadi juga harus dituntut,” teriak salah satu guru.
Orasi salah satu guru tersebut disambut positif oleh ratusan guru yang hadir. Mereka meneriakkan agar kasus tersebut segera diselesaikan secara hokum dan meinta agar Sahbudin segera diamankan.
Selain berorasi di sepanjang jalan Soekarno-Hatta, massa guru juga berkonsentrasi di depan kantor Walikota Bima. Usai berorasi di depan kantor Walikota Bima, Massa kemudian bergeser menuju kantor DPRD Kota Bima dan Polres Bima Kota. Mereka menuntut aparat penegak hokum segera menuntaskan kasus tersebut sesuai tuntutan yang dibacakan.
Sebelumnya, seperti diberitakan sejumlah media massa, Sahbudin mendapat laporan bahwa anaknya, Al, yang sekolah di MTsN Padolo Kota Bima, dipukul oleh guru lantaran karena persoalan tertentu. Rupanya, perlakuan itu tidak diterima oleh Sahbudin, keesokan hari, Sahbudin mendatangi guru tersebut di MTsN Padolo Kota Bima dan langsung mencaci-maki.
Bahkan, ironisnya setelah puas mencaci-maki guru dimaksud, Sahbudin menyuruh anaknya, Al untuk balas menampar guru tersebut. Hal itu, langsung dilakukan Al di hadapan sejumlah guru lainnya. (Yad) sareindai.wordpress.com
Peristiwa penamparan guru oleh siswa tersebut dinilai telah mencoreng dan merendahkan martabat guru selaku pendidik. Aksi turun ke jalan tidak saja oleh jajaran guru di Dinas Dikpora Kota Bima. Namun, juga datang dari jajaran Dinas Dikpora Kabupaten Bima. Selain itu, sejumlah elemen lain seperti, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sejumlah perguruan tinggi, dan organisasi kemasyarakat juga turun memberikan dukungan atas tindakan Syahbudin yang dinuilai aroganl. Mereka memenuhi ruas jalan Soekarno-Hatta Kota Bima.
Pantauan KM Sarei Ndai, selain berorasi, para guru juga membawa berbagai spanduk yang umumnya mengecam tindakan Syahbudin terhadap salah seorang guru MTsN Padolo Kota Bima beberapa waktu lalu. Salah satu spanduk yang dibawa oleh sejumlah guru bertulis “Sahbudin Mantan Siswa yang Durhaka”.
Selain itu, Kepala Dinas Dikpora Kota Bima, H Nurdin HMS, M.Si, juga terlihat turun ke jalan dan memberikan dukungan atas aksi tersebut. Nurdin juga sempat berorasi mengecam tindakan orang tua siswa terhadap guru. Dalam pernyataan sikapnya antara lain, PGRI mendesak agar, Sahbudin segera dituntut secara hukum, kepada guru yang ditampar siswa dan kini sudah di-non aktifkan agar segera diaktifkan kembali.
“Kepada oknum polisi yang berada di tempat kejadian dan membiarkan peristiwa itu terjadi juga harus dituntut,” teriak salah satu guru.
Orasi salah satu guru tersebut disambut positif oleh ratusan guru yang hadir. Mereka meneriakkan agar kasus tersebut segera diselesaikan secara hokum dan meinta agar Sahbudin segera diamankan.
Selain berorasi di sepanjang jalan Soekarno-Hatta, massa guru juga berkonsentrasi di depan kantor Walikota Bima. Usai berorasi di depan kantor Walikota Bima, Massa kemudian bergeser menuju kantor DPRD Kota Bima dan Polres Bima Kota. Mereka menuntut aparat penegak hokum segera menuntaskan kasus tersebut sesuai tuntutan yang dibacakan.
Sebelumnya, seperti diberitakan sejumlah media massa, Sahbudin mendapat laporan bahwa anaknya, Al, yang sekolah di MTsN Padolo Kota Bima, dipukul oleh guru lantaran karena persoalan tertentu. Rupanya, perlakuan itu tidak diterima oleh Sahbudin, keesokan hari, Sahbudin mendatangi guru tersebut di MTsN Padolo Kota Bima dan langsung mencaci-maki.
Bahkan, ironisnya setelah puas mencaci-maki guru dimaksud, Sahbudin menyuruh anaknya, Al untuk balas menampar guru tersebut. Hal itu, langsung dilakukan Al di hadapan sejumlah guru lainnya. (Yad) sareindai.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar