Lombok Utara - Kemarau panjang yang masih terjadi saat ini berdampak pada terbakarnya tanaman cemara dan ilalang yang ada di Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) sejak empat hari lalu. Lokasi kebakaran di Pelawangan, jalur pendakian di Senaru, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara (KLU).
Seorang warga Sesait, Kecamatan Kayangan Hamdan menjelaskan api terlihat dengan jelas sejak tiga hari lalu mulai pukul 17.00 Wita dari Dusun Batu Jompang, Desa Sesait. Pada malam hari, jelasnya terlihat asap membumbung tinggi di sekitar TNGR. ‘’Semakin malam api terlihat jelas dari Batu Jompang sehingga jadi tontonan masyarakat,’’ jelasnya.
Kades Salut, Kecamatan Kayangan Karianom menjelaskan api terlihat jelas pada malam hari. Ia memperkirakan cukup luas lahan yang terbakar akibat kebakaran terjadi sejak beberapa hari lalu. Kendati demikian, ia sulit memperkirakan berapa areal lahan yang terbakar saat ini.
Kasi Pengelolaan TNGR Wilayah I Lombok Utara Purwantono menerangkan areal yang terbakar diperkirakan 100 ha berupa pohon cemara yang sudah tumbang dan ilalang. Kebakaran diperkirakan terjadi sejak, Minggu (25/9) lalu.
Terbakarnya semak belukar di Pelawangan, lanjutnya diperkirakan akibat situasi kemarau yang mudah membuat lingkungan sekitarnya terbakar. Penyebab kebakaran belum diketahui pasti, namun diperkirakan akibat gesekan kayu yang ditiup oleh angin, tapi tak sampai masuk ke hutan. Bisa juga kebakaran itu terjadi karena ulah pemburu.
Menanggapi keterangan warga Desa Sesait yang melihat kebakaran TNGR, Purwantono menerangkan mungkin api dari Pelawangan menjalar ke barat yang dilihat pada malam hari oleh warga Sesait. Namun, ia memperkirakan apai di Plawangan sudah padam.
Untuk memadamkan api terasa sulit karena persediaan air sangat terbatas. Yang bisa dilakukan, ujarnya hanya melakukan pemantauan agar api tidak masuk ke dalam kawasan hutan. Dijelaskan di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) juga terjadi kebakaran, namun tak sampai masuk ke hutan. Yang terbakar di Plawangan dan sekitarnya pohon cemara yang tumbang dan dan ilalang.
Seorang warga Sesait, Kecamatan Kayangan Hamdan menjelaskan api terlihat dengan jelas sejak tiga hari lalu mulai pukul 17.00 Wita dari Dusun Batu Jompang, Desa Sesait. Pada malam hari, jelasnya terlihat asap membumbung tinggi di sekitar TNGR. ‘’Semakin malam api terlihat jelas dari Batu Jompang sehingga jadi tontonan masyarakat,’’ jelasnya.
Kades Salut, Kecamatan Kayangan Karianom menjelaskan api terlihat jelas pada malam hari. Ia memperkirakan cukup luas lahan yang terbakar akibat kebakaran terjadi sejak beberapa hari lalu. Kendati demikian, ia sulit memperkirakan berapa areal lahan yang terbakar saat ini.
Kasi Pengelolaan TNGR Wilayah I Lombok Utara Purwantono menerangkan areal yang terbakar diperkirakan 100 ha berupa pohon cemara yang sudah tumbang dan ilalang. Kebakaran diperkirakan terjadi sejak, Minggu (25/9) lalu.
Terbakarnya semak belukar di Pelawangan, lanjutnya diperkirakan akibat situasi kemarau yang mudah membuat lingkungan sekitarnya terbakar. Penyebab kebakaran belum diketahui pasti, namun diperkirakan akibat gesekan kayu yang ditiup oleh angin, tapi tak sampai masuk ke hutan. Bisa juga kebakaran itu terjadi karena ulah pemburu.
Menanggapi keterangan warga Desa Sesait yang melihat kebakaran TNGR, Purwantono menerangkan mungkin api dari Pelawangan menjalar ke barat yang dilihat pada malam hari oleh warga Sesait. Namun, ia memperkirakan apai di Plawangan sudah padam.
Untuk memadamkan api terasa sulit karena persediaan air sangat terbatas. Yang bisa dilakukan, ujarnya hanya melakukan pemantauan agar api tidak masuk ke dalam kawasan hutan. Dijelaskan di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur (Lotim) juga terjadi kebakaran, namun tak sampai masuk ke hutan. Yang terbakar di Plawangan dan sekitarnya pohon cemara yang tumbang dan dan ilalang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar