Lombok Tengah - Bandara Internasional Lombok (BIL), 1 Oktober 2011 mendatang akan resmi beroperasi. Ada banyak harapan yang digantungkan masyarakat dari berfungsinya mega proyek yang menelan anggaran sekitar Rp 900 miliar itu. Tidak saja harapan, masyarakat juga banyak memberi saran, masukan dan kritik menyusul operasional bandara terluas di Indonesia itu. Apa saja harapan dan masukan mereka, Suara NTB menghimpunnya dalam tiga tulisan yang diturunkan mulai hari ini.
SETELAH lama dinantikan, BIL akhirnya beroperasi. ‘’Untuk itu masyarakat harus mempersiapkan diri dengan turut serta menjaga keamanan. Jangan sampai ada kesan di luar bahwa NTB itu tidak aman. Pemerintah, aparat dan masyarakat perlu menjaganya sesuai dengan kewenangan masing-masing,’’ pesan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB, Prof. H.Saiful Muslim menjawab Suara NTB Rabu (28/9) kemarin.
‘’Kita merasa senang sekali bahwa kita sudah bisa mewujudkan impian masyarakat NTB selama ini. Untuk itu perlu ada persiapan yang lebih matang ke depan bukan hanya pada hari peresmiannya saja tetapi setelah hari peresmiannya yang paling penting,” tambahnya.
Terhadap masalah keamanan dilingkar BIL yang selama ini dikhawatirkan banyak pihak, Saiful Muslim mengatakan hal itulah yang perlu dipersiapkan baik oleh pemerintah , aparat keamanan dan masyarakat sesuai dengan kewenangannya masing-masing. ‘’Itulah yang perlu dipersiapkan oleh aparat keamanan dan terutama oleh masyarakat. Jangan sampai justru kita sebagai orang NTB kena dampaknya bahwa orang NTB itu suka marah , suka mengganggu keamanan. Nah kesan-kesan itu harus kita tinggalkan dengan cara kita sama-sama menjaganya sesuai dengan kewenangan masing-masing,”sarannya.
Selain menjaga keamanan, masyarakat juga perlu mempersiapkan diri suopaya tetap menjadi orang NTB. Jangan karena banyaknya orang luar yang masuk ke NTB seperti wisatawan mancanegara dan yang lainnya, masyarakat menjadi cepat terpengaruh dengan budaya-budaya asing.
Saiful Muslim menambahkan dengan beroperasinya BIL, maka akan membangkitkan pariwisata daerah sehingga masyarakat jangan sampai lengah dan tetap mendukung program pemerintah dengan tetap berpegang kepada budaya, adat istiadat dan nilai agama yang ada. ‘’Kita punya budaya dan adat istiadat kita punya agama yang harus kita jaga,’’ pesannya.
Oleh karena itu ia berharap dengan beroperasinya BIL, NTB diyakini akan lebih cepat maju baik masyarakatnya dan ekonominya. ‘’Jangan ada yang tidak mendukung program pemerintah ini. Karena tujuannya untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat NTB,’’ ujarnya.
Harapan senada disampaikan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) NTB, Drs.I Gde Renjana, MBA. Kehadiran BIL menurut Renjana, sangat positif menuju NTB yang lebih berkembang dan maju di berbagai sektor. Kehadiran BIL tidak hanya berdampak pada penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar. Namun lebih dari itu, BIL juga memberi kesempatan emas bagi NTB untuk go internasional.
NTB go internasional, ekses positifnya akan luas. Akses tamu yang akan masuk ke daerah ini menjadi terbuka lebar. Tamu yang dimaksud tidak saja wisatawan, namun juga investor. Dengan banyak efek positif yang akan diperoleh, ada hal sangat penting yang tidak boleh diabaikan.’’Kesiapan SDM dan mental masyarakat kita,’’ pesan Renjana, saat dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (28/9) kemarin.
Masyarakat NTB harus siap menyambut datangnya tamu (wisatawan, investor) yang diyakini banyak berdatangan ke daerah ini. Kesiapan ini menyangkut citra.Hal-hal negatif yang kerap terjadi yang memunculkan kesan NTB tak aman di mata masyarakat luar harus dieleminir. ‘’BIL hanya sarana penunjang. Namun yang paling penting, kita siapkan adalah SDM, kondusivitas daerah. Termasuk kerukunan antarumat beragama harus dipelihara untuk menjaga kondusivitas. Pun keramahtamahan masyarakatnya. Tamu jangan dijadikan objek, kita harus memperlakukan mereka dengan semestinya,’’ pesannya.
Tokoh masyarakat Tionghoa yang juga Ketua Perkumpulan Bhakti Mulia Mataram, Widjanarko juga berpendapat sama. ‘’Hadirnya BIL sangat positif bagi perkembangan NTB ke depan. Karena akses menuju daerah ini akan terbuka,’’ katanya. Namun jangan lupa, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan secara serius dengan beroperasinya BIL.
Widjanarko menempatkan persoalan keamanan pada urutan teratas yang mesti menjadi perhatian khusus. Wilayah di mana BIL beroperasi, selama ini belum sepenuhnya bebas dari gangguan keamanan. ‘’Ini sangat penting. Agar siapa saja yang datang dan pergi melalui BIL, keamanannya terjamin,’’ harapnya. Selain masalah keamanan, persoalan kepastian keberangkatan pesawat juga harus jelas.’’Lokasi BIL jauh dari Mataram. Kepastian keberangkatan pesawat harus jelas. Karena jika ditunda apalagi pembatalan, itu akan menyulitkan calon penumpang,’’ pesannya.
Mari Jaga Bersama
Bagi Ketua DPRD Loteng, H. Moh. Yusuf Saleh, SH, menjaga BIL sama halnya dengan menjaga NTB. ‘’Yang paling penting saat ini bagaimana kita bersama menjaga BIL, agar keberadaannya bisa memberikan dampak positif bagi kemajuan daerah. Disinilah kemudian dibutuhkan dukungan semua pihak,’’ ujarnya kepada Suara NTB, kemarin.
Yusuf Saleh mengimbau seluruh elemen masyarakat di daerah ini untuk tetap memberikan perhatian penuh atas keberadaan BIL. Senada dengan Gde Renjana, Yusuf Saleh juga memberi catatan, untuk mendukung BIL, masyarakat harus mempersiapkan diri. Caranya, membekali diri dengan berbagai keterampilan yang memang sesuai kebutuhan yang ada. Dikatakannya, dengan adanya BIL, peluang usaha akan terbuka lebar. Peluang-peluang itulah yang hendaknya bisa ditangkap dan manfaatkan oleh masyarakat.
Kerjasama antara semua elemen yang ada juga harus terus ditingkatkan. Karena bagaimanapun, BIL ada bukan untuk kepentingan beberapa kelompok orang saja. Tapi BIL hadir untuk menjawab kepentingan semua pihak. Tinggal kini bagaimana, pemerintah dan masyarakat bisa benar-benar memanfaatkan semua peluang yang ada.
Disinggung banyak persoalan yang masih tuntas, politisi asal Partai Golkar ini, mengaku sebenarnya tidak perlu dirisaukan. Karena kendati BIL nanti beroperasi, persoalan pasti tetap akan datang. Untuk itu, para pihak terkait diharapkan bisa tetap fokus menyelesaikan persoalan-persoalan yang masih mengganjal. “Intinya sekarang semua pihak harus bisa bekerjasama demi kemajuan bersama,’’ pungkasnya. (nas/049/kir) Sumber: Suara NTB
SETELAH lama dinantikan, BIL akhirnya beroperasi. ‘’Untuk itu masyarakat harus mempersiapkan diri dengan turut serta menjaga keamanan. Jangan sampai ada kesan di luar bahwa NTB itu tidak aman. Pemerintah, aparat dan masyarakat perlu menjaganya sesuai dengan kewenangan masing-masing,’’ pesan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) NTB, Prof. H.Saiful Muslim menjawab Suara NTB Rabu (28/9) kemarin.
‘’Kita merasa senang sekali bahwa kita sudah bisa mewujudkan impian masyarakat NTB selama ini. Untuk itu perlu ada persiapan yang lebih matang ke depan bukan hanya pada hari peresmiannya saja tetapi setelah hari peresmiannya yang paling penting,” tambahnya.
Terhadap masalah keamanan dilingkar BIL yang selama ini dikhawatirkan banyak pihak, Saiful Muslim mengatakan hal itulah yang perlu dipersiapkan baik oleh pemerintah , aparat keamanan dan masyarakat sesuai dengan kewenangannya masing-masing. ‘’Itulah yang perlu dipersiapkan oleh aparat keamanan dan terutama oleh masyarakat. Jangan sampai justru kita sebagai orang NTB kena dampaknya bahwa orang NTB itu suka marah , suka mengganggu keamanan. Nah kesan-kesan itu harus kita tinggalkan dengan cara kita sama-sama menjaganya sesuai dengan kewenangan masing-masing,”sarannya.
Selain menjaga keamanan, masyarakat juga perlu mempersiapkan diri suopaya tetap menjadi orang NTB. Jangan karena banyaknya orang luar yang masuk ke NTB seperti wisatawan mancanegara dan yang lainnya, masyarakat menjadi cepat terpengaruh dengan budaya-budaya asing.
Saiful Muslim menambahkan dengan beroperasinya BIL, maka akan membangkitkan pariwisata daerah sehingga masyarakat jangan sampai lengah dan tetap mendukung program pemerintah dengan tetap berpegang kepada budaya, adat istiadat dan nilai agama yang ada. ‘’Kita punya budaya dan adat istiadat kita punya agama yang harus kita jaga,’’ pesannya.
Oleh karena itu ia berharap dengan beroperasinya BIL, NTB diyakini akan lebih cepat maju baik masyarakatnya dan ekonominya. ‘’Jangan ada yang tidak mendukung program pemerintah ini. Karena tujuannya untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat NTB,’’ ujarnya.
Harapan senada disampaikan Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) NTB, Drs.I Gde Renjana, MBA. Kehadiran BIL menurut Renjana, sangat positif menuju NTB yang lebih berkembang dan maju di berbagai sektor. Kehadiran BIL tidak hanya berdampak pada penyerapan tenaga kerja dalam jumlah besar. Namun lebih dari itu, BIL juga memberi kesempatan emas bagi NTB untuk go internasional.
NTB go internasional, ekses positifnya akan luas. Akses tamu yang akan masuk ke daerah ini menjadi terbuka lebar. Tamu yang dimaksud tidak saja wisatawan, namun juga investor. Dengan banyak efek positif yang akan diperoleh, ada hal sangat penting yang tidak boleh diabaikan.’’Kesiapan SDM dan mental masyarakat kita,’’ pesan Renjana, saat dikonfirmasi Suara NTB, Rabu (28/9) kemarin.
Masyarakat NTB harus siap menyambut datangnya tamu (wisatawan, investor) yang diyakini banyak berdatangan ke daerah ini. Kesiapan ini menyangkut citra.Hal-hal negatif yang kerap terjadi yang memunculkan kesan NTB tak aman di mata masyarakat luar harus dieleminir. ‘’BIL hanya sarana penunjang. Namun yang paling penting, kita siapkan adalah SDM, kondusivitas daerah. Termasuk kerukunan antarumat beragama harus dipelihara untuk menjaga kondusivitas. Pun keramahtamahan masyarakatnya. Tamu jangan dijadikan objek, kita harus memperlakukan mereka dengan semestinya,’’ pesannya.
Tokoh masyarakat Tionghoa yang juga Ketua Perkumpulan Bhakti Mulia Mataram, Widjanarko juga berpendapat sama. ‘’Hadirnya BIL sangat positif bagi perkembangan NTB ke depan. Karena akses menuju daerah ini akan terbuka,’’ katanya. Namun jangan lupa, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan secara serius dengan beroperasinya BIL.
Widjanarko menempatkan persoalan keamanan pada urutan teratas yang mesti menjadi perhatian khusus. Wilayah di mana BIL beroperasi, selama ini belum sepenuhnya bebas dari gangguan keamanan. ‘’Ini sangat penting. Agar siapa saja yang datang dan pergi melalui BIL, keamanannya terjamin,’’ harapnya. Selain masalah keamanan, persoalan kepastian keberangkatan pesawat juga harus jelas.’’Lokasi BIL jauh dari Mataram. Kepastian keberangkatan pesawat harus jelas. Karena jika ditunda apalagi pembatalan, itu akan menyulitkan calon penumpang,’’ pesannya.
Mari Jaga Bersama
Bagi Ketua DPRD Loteng, H. Moh. Yusuf Saleh, SH, menjaga BIL sama halnya dengan menjaga NTB. ‘’Yang paling penting saat ini bagaimana kita bersama menjaga BIL, agar keberadaannya bisa memberikan dampak positif bagi kemajuan daerah. Disinilah kemudian dibutuhkan dukungan semua pihak,’’ ujarnya kepada Suara NTB, kemarin.
Yusuf Saleh mengimbau seluruh elemen masyarakat di daerah ini untuk tetap memberikan perhatian penuh atas keberadaan BIL. Senada dengan Gde Renjana, Yusuf Saleh juga memberi catatan, untuk mendukung BIL, masyarakat harus mempersiapkan diri. Caranya, membekali diri dengan berbagai keterampilan yang memang sesuai kebutuhan yang ada. Dikatakannya, dengan adanya BIL, peluang usaha akan terbuka lebar. Peluang-peluang itulah yang hendaknya bisa ditangkap dan manfaatkan oleh masyarakat.
Kerjasama antara semua elemen yang ada juga harus terus ditingkatkan. Karena bagaimanapun, BIL ada bukan untuk kepentingan beberapa kelompok orang saja. Tapi BIL hadir untuk menjawab kepentingan semua pihak. Tinggal kini bagaimana, pemerintah dan masyarakat bisa benar-benar memanfaatkan semua peluang yang ada.
Disinggung banyak persoalan yang masih tuntas, politisi asal Partai Golkar ini, mengaku sebenarnya tidak perlu dirisaukan. Karena kendati BIL nanti beroperasi, persoalan pasti tetap akan datang. Untuk itu, para pihak terkait diharapkan bisa tetap fokus menyelesaikan persoalan-persoalan yang masih mengganjal. “Intinya sekarang semua pihak harus bisa bekerjasama demi kemajuan bersama,’’ pungkasnya. (nas/049/kir) Sumber: Suara NTB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar